Penyanyi Terpopuler di Indonesia era 80an

Di era 80an, musik2 Pop melankolis mulai menguasai Indonesia yg dikuasai oleh 3 pencipta lagu yg sangat handal di jaman itu yaitu Rinto Harahap, Pance Pondaag dan Obie Messakh. Penjualan kaset di era 80an bisa dibilang luar biasa laris di jaman itu, karena rata2 penyanyi di era 80an udah pernah merasakan penjualan kasetnya melebihi 1 juta keping. Saking terkenalnya lagu2 Pop melankolis ini sampai2 Menteri Penerangan di era 80an (jamannya Presiden Soeharto) yaitu Harmoko melarang lagu2 tsb diputar di media manapun. Harmoko menjuluki lagu2 Pop melankolis tsb dengan sebutan "lagu cengeng". Harmoko melarang lagu2 cengeng diputar di TVRI dan radio2 di Indonesia sekitar thn 1988 karena dianggap melemahkan bangsa dan contoh yg diambil adalah lagu "Hati Yang Luka" yg dinyanyikan oleh Betharia Sonata yg menggambarkan kekerasan rumah tangga.

Berikut ini buku2 berisikan lirik2 lagu di era 80an :






Berikut ini penyanyi2 Pop melankolis era 80an :

Iis Sugianto



Nama aslinya adalah Kuspuji Istiningdyah yg lahir di Jakarta, 17-11-1961 dan saat tampil pertama kali di dunia musik memakai nama Iis Sugianto. Nama Sugianto diambil dari nama ayahnya yg berasal dari Solo keturunan Jawa-India dan sang ibu merupakan orang Sunda berasal dari Cirebon. Nama Iis Sugianto ini sangat terkenal di era 80an dan bisa dikatakan salah satu Diva, Ratu atau Ikon-nya penyanyi Indonesia era 80an. Para penggemar musik2 Pop era 80an udah pasti tau akan namanya Iis Sugianto yg merupakan paket komplit, antara lain : cantik banget dan suaranya merdu. Total penjualan kaset album dari Iis Sugianto sepertinya udah jutaan keping kaset yg tersebar di seluruh Indonesia. 

Iis Sugianto sudah mempunyai bakat menyanyi sejak kecil dan saat beranjak remaja sering bernyanyi di acara2 keluarganya. Sang ibu mendukung niat Iis Sugianto mengikuti tes penyanyi berbakat di TVRI yg menjadi TV satu2nya di jaman itu di thn 1979, saat Iis Sugianto masih berusia 18 thn. Di tambah lagi mendapatkan saran dari pencipta lagu handal yaitu Yasir Syam yg pernah menciptakan lagu buat Andi Meriem Matalatta dan Titiek Sandhora. 2 orang dari RRI yg berpengalaman di bidang musik yaitu Isbandi dan Iskandar yg mengetes Iis Sugianto yg sempat ga lolos sampai 2x dan sempat mau menyerah, tapi akhirnya mendaftar yg ke 3x akhirnya lolos dan menjadi penyanyi di TVRI. Bayaran yg diterima oleh Iis Sugianto waktu menjadi penyanyi pertama kali yaitu sebesar Rp. 12.500.

Album pertama Iis Sugianto ternyata bukan Pop melankolis, adik dari bassis God Bless yg bernama Rudy Gagola berkontribusi besar menciptakan lagu2 di album pertama Iis Sugianto yg saat itu aliran musiknya bernama Pop Kreatif. Album pertama Iis Sugianto berjudul Salah Tingkah yg dirilis oleh Jackson Records di thn 1978, namun penjualan kasetnya kurang  begitu laku. Lalu di thn 1979, Iis Sugianto merilis album ke 2-nya berjudul Menanti di Keheningan Senja yg hampir semua lagu2nya di ciptakan oleh Billy J. Budiarjo yg pernah menciptakan lagu2 buat Ebiet G. Ade, Franky & Jane, Vina Panduwinata, Neno Warisman, Gito Rollies dll. Tapi sayangnya ke 2 album yg dirilis oleh Iis Sugianto kurang begitu laris di pasaran, meskipun ada 1 lagu hitsnya yg berjudul "Menanti di Keheningan Senja"

Merasa tidak puas dan nama Iis Sugianto menjadi kurang populer, membuatnya pindah ke aliran musik Pop melankolis ketika Rinto Harahap mengajaknya bergabung dengan label rekaman Lolypop Records di thn 1979 dengan merilis album yg berjudul Jangan Sakiti Hatinya yg ternyata sukses besar dan berhasil membuat nama Iis Sugianto menjadi terkenal di Indonesia dengan lagu hitsnya "Jangan Sakiti Hatinya". Kesuksesan itu membuat Rachmat Kartolo ingin membuatkan film dari judul lagu tsb yg dibintangi beberapa artis seperti Lydia Kandou, Aminah Cendrakasih, Rita Zahara serta mengajak Iis Sugianto dan Rinto Harahap main di film tsb. Kesuksesan lagu tsb membuat Iis Sugianto diundang di festival musik Asia Tenggara yg diadakan di Filipina. Banyak sekali lagu2 hits dari Iis Sugianto berasal dari karya2 ciptaannya Rinto Harahap yg dijuluki Rajanya pencipta lagu2 melankolis di jaman itu. 

Iis Sugianto merilis album ke 4 berjudul Nasibmu dan Nasibku di thn 1980 yg juga meraih kesuksesan besar di Indonesia. Banyak juga album2 yg dirilis oleh Iis Sugianto seperti Bunga Sedap Malam (1981), Akupun Ingin Cinta (1982), Pujangga Cinta (1982), Selendang Merah (1983), Salah Siapa (1983), Tuan Muda (1983), Putih Ireng (1983), Rek Ayo Rek (1983), Lagu Pengantin (1984), Jangan Pernah Sangsikan (1984), Kesetiaanku Untukmu (1985), Dalam Mimpi (1985), Cinta dan Noda (1986) dll. Iis Sugianto juga beberapa kali membintangi film yg berjudul Puspa Indah Taman Hati (1979), Sejoli Cinta Bintang Remaja (1980) dan Seindah Rembulan (1980). Saking populernya nama Iis Sugianto, ada beberapa perusahaan yg mengontrak Iis Sugianto menjadi bintang iklan untuk beberapa produk seperti Sepeda Motor (1980), Swallow Globe (1980-1985), Ajinomoto (1985-1999), Coca Cola (1986-1990), Kelly Pearl Cream dll.

Kepopuleran nama Iis Sugianto membuat dia ditunjuk mewakili Indonesia di ajang Asia Pop Song thn 1981 yg diadakan di Filipina. Ternyata kakak dan adiknya mengikuti jejaknya di dunia tarik suara dan film. Sang kakak yg bernama Yayuk sempat menjadi penyanyi dan akhirnya menikah dengan penyanyi terkenal yaitu Ebiet G. Ade di thn 1982 yg langgeng sampai sekarang. Lalu adiknya yg bernama Nanik juga pernah menjadi penyanyi dan membintangi beberapa film atau sinetron. Kehidupan pribadi Iis Sugianto tidak begitu mulus dalam menjalin rumah tangga dan dia menikah dengan mantan gitaris sekaligus pendiri band yg bernama The Mercy's yaitu Rizal Arsyad. Saat menikah, Iis Sugianto masih berusia 24 thn dan Rizal Arsyad yg berdarah Aceh ini saat itu berusia 35 thn. Namun tak lama kemudian mereka bercerai, lalu Iis Sugianto menikah dengan Abdullah Iskandar di thn 1993 yg akhirnya bercerai juga di thn 2012. 









Christine Panjaitan
Penyanyi cantik ini nama panjangnya Christine Natalia Panjaitan ini lahir di kota Jakarta pada tanggal 23-12-1960. Darah seni yg mengalir dalam diri Christine Panjaitan ini didapatkan dari ayah dari ibunya yg boru Sitompul (alias kakeknya). Kakeknya yg bernama S.J. Sitompul ternyata seorang komponis lagu2 Batak seperti Butet, A Sing Sing So, O Tano Batak, Anju Au dll. Lalu mamanya adalah seorang penyanyi seriosa yg menjadi bintang radio di kota Medan. Grup musik yg bernama Panjaitan Bersaudara yg terkenal dengan nama Panbers inilah yg merekrut Christine Panjaitan menjadi penyanyi pengiring lagu2nya yg saat itu dia masih berusia 10 thn. Christine Panjaitan akhirnya sering tampil di TVRI yg merupakan TV satu2nya di Indonesia saat itu dan bisa dikatakan sebagai penyanyi cilik. Yang menemukan bakat terpendam dari Christine Panjaitan adalah kakak dari Rinto Harahap yaitu Erwin Harahap yg merupakan personil The Mercy's. 

Disinilah Christine Panjaitan mulai kenal dan dekat dengan pencipta lagu yg handal di jaman itu yaitu Rinto Harahap. Saat masih kecil, Christine Panjaitan sering tampil menyanyi di TVRI itu awalnya berkat bantuan dari salah seorang tokoh di TVRI yaitu Chris Pattikawa yg juga seorang sutradara film. Mama dari Christine Panjaitan ternyata penyanyi seriosa yg pernah tampil di beberapa radio yg ada di kota Medan. Rinto Harahap sangat tertarik dengan suaranya Christine Panjaitan yg sudah sering tampil bernyanyi dimana2 sejak masih remaja hingga akhirnya dibuatkan album berjudul Kuingin Selalu di thn 1977. Namun saat merilis album Sudah Kubilang di thn 1980 yg lagu2nya diciptakan oleh Rinto Harahap ini ternyata sukses besar dan berhasil mempopulerkan nama Christine Panjaitan.

Meskipun namanya populer, Christine Panjaitan tidak lupa diri dan dia masih ingin melanjutkan sekolahnya ketika tamat SMA. Sang paman menyarankannya untuk mengambil jurusan Sastra Cina karena jenjang karirnya panjang, hingga akhirnya Christine Panjaitan mengikuti saran tsb dengan kuliah di Universitas Indonesia memilih jurusan Sastra/Bahasa di thn 1980. Kepopuleran Christine Panjaitan dimanfaatkan oleh beberapa sutradara hingga akhirnya diajak bermain film yg berjudul Sejoli Cinta Bintang Remaja yg bermain dengan rekannya yg sama2 penyanyi muda terkenal di jaman itu yaitu Iis Sugianto dan Robby Sugara di thn 1980. Dan di thn yg sama, Christine Panjaitan bermain film lagi berjudul Seindah Rembulan yg diproduseri oleh Rinto Harahap dan bermain lagi bersama Iis Sugianto, Lydia Kandou, Chrisye, Sys NS dsb.

Film yg berkesan bagi Christine Panjaitan yaitu berjudul Detik-Detik Cinta Menyentuh di thn 1981 karena dia bermain dengan artis2 terkenal di jaman itu seperti Rano Karno, Robby Sugara, Rima Melati, Lenny Marlina, WD Mochtar, Rahayu Effendi dsb, itu juga menjadi film terakhir bagi Christine Panjaitan yg sudah tidak sanggup mengikuti kegiatan2 saat syuting film. Saat itu Christine Panjaitan masih menekuni profesinya sebagai penyanyi dengan mengikuti lomba Cipta Lagu Remaja 1981 dengan menyanyikan lagu yg berjudul "Petaka". Masih di thn yg sama, Christine Panjaitan merilis album yg berjudul Jangan Simpan Tangismu yg lagunya cukup dikenal banyak orang di era 80an. Di thn 1982, Christine Panjaitan merilis album Tangan Tak Sampai yg ternyata populer dan menjadi salah satu lagu favorit di era 80an. Nama Christine Panjaitan menjadi terkenal di jaman itu dengan penjualan album yg bisa dikatakan laku jutaan keping kaset. 

Kecantikan Christine Panjaitan saat masih muda membuat banyak aktor dan penyanyi yg cukup terkenal di jaman itu ingin mendekatinya, antara lain: Ikang Fawzi dan Addie MS. Karena sibuk bernyanyi, kuliahnya terbelengkalai hingga akhirnya lulus di thn 1986 dan tak lama kemudian menikah dengan seorang dokter bernama Maringan Tobing. Suatu ketika ada penyanyi yg sedang curhat dengan Rinto Harahap dan akhirnya dijadikan lagu, lalu para pemilik studio musik dan produser mengadakan rapat. Setelah rapat, mereka sepakat tidak memilih penyanyi yg curhat tsb karena dianggap tidak cocok dan akhirnya yg terpilih Christine Panjaitan untuk menyanyikan single baru berjudul "Katakan Sejujurnya". Saat itu kondisi Christine Panjaitan sedang hamil muda dan lagu tsb sangat terkenal dan membuat nama Christine Panjaitan populer di seluruh Indonesia di era 80an.

Saking populernya di era 80an, Christine Panjaitan pernah ditarik2 oleh penggemarnya saat manggung hingga akhirnya dia takut keluar kemana2. Ada beberapa album yg dimiliki oleh Christine Panjaitan yaitu Jangan Tumbuh Disana (1983), Untuk Mama, Kau Yang Kurindu & Kau, Dia dan Aku (1984), Hari Akan Berganti & Mata Hatiku (1985), Burung Burung Putih & Perasaan (1987) Frida (1989), Getaran Kasih (1994) dan Aku Sayang Padamu (1997). Selain lagu Pop, Christine Panjaitan juga merilis banyak album yg menyanyikan lagu2 Batak dan juga Rohani. Christine Panjaitan pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dengan mengajar bahasa Cina. Di thn 2019, Christine Panjaitan pernah mencoba mencalonkan diri menjadi anggota DPR dan bergabung dengan partai Golkar, tapi sayangnya dia tidak terpilih. Di thn 1998, Christine Panjaitan merilis album Aku Sayang Padamu dan dia masih diundang untuk nyanyi off-air keliling Indonesia.




Dian Piesesha

Dian Piesesha ini nama aslinya Diah Daniar yg lahir di kota Bandung, pada tanggal 9 Maret 1960. Dian Piesesha mulai bernyanyi di thn 1976 saat masih berada di kota Bandung dari panggung-ke panggung yg dibayar Rp. 5.000 dengan membawakan lagu2 Melayu. Saat itu nama panggungnya bukan Dian Piesesha, tapi memakai nama Dida Ibrahim yg bernyanyi untuk acara2 pernikahan dan acara2 orang Cina dengan menyanyikan lagu2 mandarin. Lalu ada salah satu produser asal Bandung yg tertarik dengan suaranya Dida Ibrahim hingga akhirnya diajak masuk studio rekaman untuk mengisi album musik kompilasi. Lalu di thn 1979, Dida Ibrahim memilih merantau ke Jakarta dengan menyanyikan lagu2 Melayu dan Dangdut.

Nama Dida Ibrahim diganti menjadi Dida Safitri dan ada salah satu produser musik di Jakarta kaget melihat serta mendengarkan suara Dida Ibrahim yg sangat bagus menyanyikan lagu2 Pop & Mandarin. Karena lagu Pop lagi booming di jaman itu, maka Dida Ibrahim dibuatkan 2 album dan sang produser menyuruhnya mengganti nama menjadi Dian Piesesha karena nama sebelumnya dianggap susah dihafal. Saat itu Dian Piesesha berada di naungan perusahaan musik Surya Emas Records yg merilis album Katakanlah Sayang (1979), Pop Indonesia (1980) dan Volume 2 (1981). Album2 Dian Piesesha kurang dikenal banyak orang dan sulit bersaing dengan penyanyi2nya Rinto Harahap hingga akhirnya datanglah Pance Pondaag yg mau menciptakan lagu2 buat Dian Piesesha.

Dian Piesesha awalnya disuruh memilih produser rekaman yaitu Yudi Kristianto dan satunya artis top yg terkenal, namun terpilihlah Yudi Kristianto yg dianggap pilihan terakhir. Yudi Kristianto mendirikan perusahaan rekaman bernama JK Records dan Dian Piesesha bergabung dengan merilis album Aku Cinta Padamu di thn 1982. Sebenarnya di thn 1982, Dian Piesesha adalah penyanyi asli lagu "Bunga-bunga Cinta" dan "Dua Sejoli" yg menjadi salah satu soundtrack film. Namun ternyata ke 2 lagu tsb malah menjadi terkenal ketika dinyanyikan oleh Christine Panjaitan dan Iis Sugianto. Dian Piesesha terpaksa menyanyikan lagu2 Reggae di album Bara Api Senyummu (1983), Dian Piesesha waktu itu masih bernyanyi di beberapa kafe sampai jam 11 malam. 

Saingan Dian Piesesha di JK Records adalah artis & model top seperti Meriam Bellina dan Chintami Atmanegara. Dian Piesesha merilis album Perasaan di thn 1984 yg salah satu lagunya terkenal karena program KB dan dia mau berhenti menyanyi di kafe karena sibuk promosi album2nya. Nama Dian Piesesha mulai dikenal banyak orang dan kesuksesan mulai didapatkan oleh Dian Piesesha ketika merils album Tak Ingin Sendiri (1984) yg saat itu dia lagi sakit. Album ini terlaris di jaman itu sampai terjual jutaan keping kaset dan membuat nama Dian Piesesha menjadi terkenal di seluruh Indonesia. Pance Pondaag tidak mau mengulang2 saat mendengar dan melihat Dian Piesesha (one-take) di studio rekaman meskipun ada suara yg fales sedikit. 

Dian Piesesha lebih suka latihan di studio rekaman di malam hari supaya bisa tenang dan fokus. Di thn 1986, pita suara Dian Piesesha sempat hilang/bermasalah sampe setahunan hingga akhirnya dia harus diperiksa di rumah sakit yg ada di Singapura hingga akhirnya menjalani operasi. Tapi untungnya Dian Piesesha sudah banyak menyelesaikan semua lagu2 yg telah dijadwalkan sebelum menjalani operasi. Pance Pondaag ditunjuk menjadi pencipta lagu2nya Dian Piesesha mulai dari Tak Ingin Sendiri dan juga di albumnya yg berjudul Engkau... Segalanya Bagiku (1986) dan Mengapa Tak Pernah Jujur (1987). Dian Piesesha merilis album Kucoba Hidup Sendiri (1988) dan Pernahkah Kau Berdusta (1990). 

Album yg cukup berkesan bagi Dian Piesesha ada di Pop Keroncong: Walau Hati Menangis di thn 1991 karena ada lagu "Satukanlah Hati Kami" yg mengingatkannya akan seseorang (kemungkinan pria yg disukai) yg akan pergi melanjutkan sekolahnya di Sidney (Australia). Setelah itu Dian Piesesha merilis album yg berjudul Pengorbanan di Atas Segalanya (1991), Aku Salah Menduga (1992), Kau, Kusayang (1994) dan Pop Sunda: Kabaya Beureum (1995). Dian Piesesha merilis album berjudul Pop Keroncong: Kasmaran (1995), Cinta Semakin Berarti (2000), Pop Sunda: Hamdan (2003), Kerinduan (2006), Sahara (2012), Aku Ingat Dirimu (2016) dan Lembayung Ungu (2019). Ada beberapa penghargaan yg didapatkan oleh Dian Piesesha saat namanya populer di era 80an dengan lagu2 pop melownya. 

Saat namanya populer di dunia musik, Dian Piesesha pernah kakinya sakit terjepit karena panggungnya ambruk saat bernyanyi di tengah2 lapangan sepakbola hingga akhirnya dilarikan di rumah sakit. Di thn 2020, Dian Piesesha menyanyikan ulang lagu milik Tagor Pangaribuan yg berjudul "Jangan Salah Menilai" ciptaan Wences Purba yg cukup populer di Youtube hingga meraih lebih dari 70 juta viewers.










































Betharia Sonata

Betharia Sonata lahir di kota Bandung, pada tanggal 14 Desember 1962 yg mempunyai kakak bernama Dian Sonata. Saat masih kecil berusia 10 thn suka naik pohon jambu sambil menyanyi lagu "Ibu Tiri", biasanya setelah pulang sekolah Betharia Sonata pergi ke sawah mengambil pecel lalu diberikan ke mamanya. Demi melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA karena orang tuanya tidak punya biaya, Betharia Sonata rela menjadi penyiar radio di Victory untuk mencari uang. Betharia Sonata saat masih SMP tidak suka dengan permainan drama di sekolahnya, makanya sampe dia sering kabur saat mau latihan drama. Betharia Sonata saat masih remaja suka bergaya foto model dan orang tuanya menyuruhnya berjuang sendiri supaya bisa sukses.

Betharia Sonata belajar latihan vokal dari guru vokal yg cukup dikenal di jaman itu yaitu anak dari Pranajaya. Betharia Sonata meniti karir di bidang musik mulai dari bawah yaitu ikut kasting2 lomba penyanyi di TVRI dengan meminjam pakaian dari saudara iparanya, serta pulang-pergi naik bis saat masih berusia 16 thn. Sebelumnya Betharia Sonata adalah penyanyi dari gang menggantikan kakaknya yg udah menikah yg dibayar sebesar 10.000 rupiah dan itu membuatnya senang serta bahagia hingga akhirnya hasil dari nyanyi tsb diberikan ke mamanya. Setelah lulus tes dan tampil di TVRI, Betharia Sonata mulai dilirik oleh beberapa produser dan akhirnya Jelly Tobing yg berani menjadi manajernya yg memperjuangkan Betharia Sonata hingga bisa masuk rekaman.

Ada beberapa perusahaan musik yg menawari, namun Betharia Sonata memilih Musica Studio yg dipimpin oleh Sanjaya Wijaya dan juga karena ada idolanya yaitu Chrisye. Betharia Sonata pun memilih Rinto Harahap sebagai pencipta lagunya dan terbukti pilihannya tidak salah yaitu dengan larisnya lagu serta album yg berjudul "Kau Tercipta Untukku" di thn 1980 yg terjual jutaan keping kaset. Kesuksesan album itu terbukti dengan meraih beberapa golden records yg berhasil membuat nama Betharia Sonata terkenal di Indonesia. Setelah itu Betharia Sonata merilis album2 daerah dengan menyanyikan lagu2 Batak dan Minang di thn 1981-1982. Lalu di thn 1982, merilis album ke 2 berjudul Kau Untuk Siapa yg hasil penjualannya tidak selaris album pertamanya.

Lagu dari Betharia Sonata juga masuk di album kompilasi Lagu Pop Indonesia Vol. III di thn 1982 dan juga merilis album ke 3 yg berjudul Aku Ingin Cinta yang Nyata di thn 1983 dan dia juga masuk di album kompilasi Musica Studio berjudul All Hit Radio di thn yg sama. Di thn 1984 merilis album lagi berjudul Kau Sungguh Kejam dan Papa Mama Sudah Tahu (Pop Jazz Ambon). Setelah itu merilis album Batak yg berjudul Butet dan Ito Haholongan serta album Pop Minang Vol. III di thn yg sama. Di thn 1985, Betharia Sonata merilis beberapa album yaitu berjudul Hati Seorang Wanita, Jangan Sebut Namaku dan Dia Madu Cintaku. Di album tsb, Betharia Sonata mulai bekerjasama dengan Obbie Messakh yg menciptakan lagu "Bunga-bunga Rindu". 

Di thn 1986, Betharia Sonata merilis album Yang Selalu Kusayang yg juga lagunya berjudul sama ciptaannya Pance Pondaag, lalu merilis album Aku Pilih Pegawai Negeri di thn 1987. Dan kesuksesan yg luar biasa terjadi saat merilis album Hati yg Luka dan lagu yg berjudul sama itu sangat terkenal di Indonesia di thn 1987 ciptaan dari Obbie Messakh. Album itu terjual sekitar 2 juta keping dan menjadi album terlaris di Indonesia saat itu. Saking terkenalnya lagu itu, Betharia Sonata sampai dipanggil oleh Menteri Penerangan yaitu Harmoko yg melarang beredarnya lagu2 yg dibilang "cengeng". Willy Dozan sempat iri dengan kesuksesan menjadi kekasihnya Betharia Sonata hingga memberikan kaset itu ke pengamen. Di thn 1988, merilis 3 album yaitu berjudul Langgam Romantika, Pilih yang Mana dan Tinggal Mimpi. 

Banyak sekali lagu2 ciptaan Obbie Messakh dinyanyikan oleh Betharia Sonata meski akhirnya sudah jarang lagi bekerjasama setelah merilis album Kau Salah Sebut Namaku, Seandainya dan Jangan Ingin Menang Sendiri di thn 1990. Sebelumnya, Betharia Sonata merilis album berjudul Bossanova Serie 1 di thn 1988, lalu merilis album Batak berjudul Tasingot Au Inang di thn 1990. Di thn 1991, Betharia Sonata kembali bekerjasama dengan Rinto Harahap di album Biar Ku Sendiri dan juga merilis Biarkanlah Dia Pergi. Di thn 1993, Betharia Sonata merilis beberapa album yaitu Si Buyuang Kini Lah Gadang, Satu Tanda Tangan, Nasib Si Bari-Bari dan Sami Sami (Pop Sunda). Di thn 1994 merilis album lagi berjudul Tak Mungkin Lagi dan Seandainya yg mulai mencoba beralih ke aliran musik Pop 90an yg sebenarnya cukup terkenal lagu2nya.

Di thn 1995, Betharia Sonata merilis album Uda Zainuddin, lalu di thn 1997 merilis album Memoriku di Karaoke dan Nostalgia serta Nostalgia Dendang Melayu Terpopuler. Ada beberapa lagu yg cukup berkesan bagi Betharia Sonata yaitu berjudul "Biarkanlah Dia Pergi" yg mengingatkan akan sang ibu yg meninggal dunia di thn 1990. Ada juga lagu "Biar Ku Sendiri" yg mengingatkannya akan jalinan cinta bersama Willy Dozan. Betharia Sonata hormat kepada Rinto Harahap, bahkan sering menunduk dihadapannya. Rinto Harahap yg membebaskan Betharia Sonata berekspresi dengan bebas saat memasuki rekaman dan dia yg menyemangati Betharia Sonata supaya suaranya bisa mencapai nada2 yg tinggi. Betharia Sonata juga main di beberapa film seperti Biarkan Aku Cemburu dan Kamus Cinta Sang Primadona di thn 1988 serta membintangi banyak sinetron di era 90an.


0 comments: