Band Rock Indonesia yang akan dikenang selalu
11.42
By
Charly Lubis
0
comments
Diawali dari munculnya Tielman Bersaudara yg merupakan anak2 dari Kapten KNIL asal kota Kupang yaitu Herman Tielman yg menikahi seorang wanita keturunan Belanda-Indonesia kelahiran Madiun yg tinggal di kota Semarang yaitu Flora Lorine Hess. Anak2 mereka diajari bermain musik sejak diusia dini dan memilih tinggal di kota Surabaya di era 40an. Ke 4 anak mereka mempunyai bakat musik yg luar biasa hingga akhirnya membentuk band yg awalnya dinamakan The Timor Rhythm Brothers. Saking cintanya kepada musik, sang ayah dan sang ibu menjadi manajernya yg menyertai mereka manggung di beberapa kota yang ada di Indonesia ini.
Ternyata kepopuleran nama Tielman bersaudara itu sampai di telinga presiden Soekarno yg mengundang mereka bernyanyi di Istana Negara di era 50an. Andy (Vokalis/Gitaris), Reggy (Gitaris), Phonton (Contra Bass) dan Loulou (Drummer) ternyata mempunyai skill yg menawan di jaman itu. Namun sayangnya kondisi politik di Indonesia kian memburuk hingga sang ayah menyuruh anak2nya pindah ke negara Belanda supaya karir musiknya bisa semakin bagus. Saat mereka hijrah ke kota Breda (Belanda) di thn 1956 namanya diubah menjadi The Tielman Brothers. Skill yg ditunjukkan oleh personil The Tielman Brothers betul2 memukau banyak orang di benua Eropa spt Belanda, Belgia, Austria, Swiss dan Jerman.
Saat The Tielman Brothers konser di kota Hamburg (Jerman), ternyata The Silver Beetles juga ikutan manggung disana. The Silver Beetles adalah cikal bakal band The Beatles dan saat itu John Lennon beserta Paul McCartney melihat aksi2nya The Tielman Brothers. Bahkan Paul McCartney tertarik dgn alat musik bass-nya Ponthon yaitu Violin Hofner yg akhirnya dipakai oleh Paul McCartney. Bahkan perusahaan gitar terkenal yaitu Fender sengaja merancang gitar khusus buat Andy Tielman. Dan The Tielman Brothers diperlakukan istimewa saat itu yaitu tinggal di kamar hotel dgn fasilitas yg wah, sedangkan The Silver Beetles di kasih ruangan kecil untuk penginapan mereka dgn fasilitas yg kurang bagus.
Namun sayangnya The Tielman Brothers tidak ditangani oleh manajer dari UK atopun US, hingga karirnya berjalan di tempat saja dan beda dgn The Beatles yang ditangani oleh manajer yg handal. Aksi Andy Tielman yg mengigit senar gitar pun ditiru oleh Jimi Hendrix. The Tielman Brothers pun namanya mulai merosot saat memasuki era 60an dan ketinggalan jauh dari The Beatles. Di era 60an, ada salah satu band instrumental yg cukup terkenal saat itu yaitu Arulan band yg didirikan oleh anak orang kaya yg bernama Sjahrul G. Basumi (Gitaris) yg mengajak beberapa temannya yaitu Wibisono (Bassis), Jarzuk (Keyboardis) dan Isa Tartiasa (Drummer). Arulan band memang terinspirasi dari band instrumental yg sangat terkenal di dunia saat itu yaitu The Shadows.
Arulan band memilih menjadi band pengiring penyanyi2 terkenal spt Broery Pesolima, Yanti Sisters, Titiek Puspa, Alfian, Ernie Djohan, Lilis Suryani, Teti Kadi dan Heni Purwonegoro yg sampai sekarang lagu2 mereka tetap dikenang selalu. Skill permainan gitar Sjahrul G. Basumi sangat bagus bersama Arulan band. Di thn 1964, Ada band cewek asal kota Surabaya yg mampu mencuri perhatian dgn skill mereka yg cukup bagus. Band ini didirikan oleh 4 cewek yg bernama Titiek Adji Rachman (Vokalis/Gitaris), Ani Kusuma (Gitaris), Lies Soetisnowati Adji Rachman (Bassis) dan Susy Nander (Drummer). Di thn 1965, Lies Soetisnowati Adji Rachman keluar digantikan oleh Titek Hamzah yg merangkap Vokalis dan Bassis.
Dara Puspita kebanyakan mendaur ulang lagu2 terkenal lainnya dan skill mereka yg bagus itu akhirnya membuat mereka bisa manggung di benua Eropa dan Asia lainnya. Di thn 1968, Dara Puspita sempat manggung di Iran, dan Moerdiono ditunjuk sbg juru bahasa bagi mereka. Pangeran asal Iran pun sampai menyanyikan lagu Burung Kakak Tua. Setelah dari Iran, Dara Puspita memilih manggung di negara Jerman dan Turki. Setelah itu mereka lanjut lagi ke negara Hungaria dan 2 manajer asal Inggris tertarik dgn penampilan Dara Puspita yg dikenalkan oleh seorang yg bernama Collin Johnson yg pernah menangani The Beatles. Namun sayangnya, karir Dara Puspita di Inggris kurang bagus dan mereka melanjutkan lagi manggung di negara2 lainnya spt Perancis, Belgia, Spanyol dan Belanda.
Terjadi perselisihan antar personil hingga membuat Titiek Hamzah keluar di Dara Puspita yg hendak pulang ke Indonesia. Saat pulang ke Indonesia, para personil Dara Puspita disambut dgn antusias oleh beberapa orang di akhir thn 1971. Baru saja datang ke Indonesia, Dara Puspita diajak manggung di Istora Senayan bersama Panbers, The Rollies, The Gembels, Yeah Yeah Boys, Vivi Sumanti dan Nindya Sisters dihadapan 23.000 penonton saat itu. Setelah itu, Dara Puspita sempat manggung di beberapa kota yaitu Malang, Bandung, Denpasar, Banyuwangi, Lumajang, Probolingggo, Kediri, Tulungagung, Madiun, Jember, Yogyakarta, Solo, Tasikmalaya, Tegal, Surabaya dan terakhir Jakarta di bulan Maret 1972. Dara Puspita sempat manggung di kota Manado dan Makassar hingga akhirnya bubar di thn 1974, karena Titiek Hamzah ngotot keluar dari Dara Puspita, meski sudah dirayu oleh Susy Nander supaya tetap bertahan.
Di thn 1967 ada sebuah band Rock dari Bandung yg bernama The Rollies yang didirikan oleh Deddy Stanzah dkk dan kebetulan rambut mereka keriting hingga dinamakan The Rollies. Lalu mereka merekrut Gito yg suka menyanyikan lagu2nya Tom Jones dan Engelbert Humperdink. Benny Likumahuwa gabung bersama The Rollies di akhir era 60an dan disinilah musik2 The Rollies semakin nge-Jazz, Blues dan Funk. Di thn 1971, The Rollies sempat manggung di Singapura dan Bangkok hingga memutuskan kembali ke Indonesia. Lalu setelah Deddy Stanzah keluar dan vokalisnya Gito sendirian, lama kelamaan The Rollies berubah menjadi band Rock di pertengahan era 70an. Di thn 1990, The Rollies bubar dan nama yg berkibar diantara semua personil, justru Gito Rollies yg sukses dgn solo karirnya. Lalu di Surabaya ada band Rock yg dibentuk di thn 1967 yg didirikan oleh Ucok Harahap dan namanya diambil dari nama toko milik ayahnya yg bernama Apotik Kali Asin.
Ucok Harahap mendirikan AKA bersama Syech Abidin, Soenata Tanjung, Harris Sormin dan Peter Wass yg tak lama kemudian digantikan Lexy Rumagit. Karena aksi2 yg gila dipanggung hingga terkena ledakan granat, Lexy Rumagit akhirnya digantikan oleh Arthur Kaunang dan Harris Sormin keluar dari AKA karena depresi. AKA sering membawakan lagu2nya the Rolling Stones, The Doors, Deep Purple, Jimi Hendrix, Grand Funk Railroad dsb. Ucok Harahap melakukan aksi2 yg gila dalam pertunjukannya yaitu dicambuki algojo, memakan pecahan kaca, kakinya diikat dan dimasukkan peti, membawa ular besar dsb. AKA pun akhirnya ditawari oleh salah satu restoran di Singapura untuk bermain musik membawakan musik2 Blues dan Psychedelic Rock yg memberikan tantangan yg baru bagi mereka. AKA sukses membawakan musik2 Psychedelic Rock dan setelah itu tampil lagi di Tasikmalaya thn 1972, beberapa penonton tidak menyukai aksi gila Ucok Harahap namun berhasil mereka redam dgn musik2 Latin Rock ala Santana. Namun kerusuhan terjadi di Jogja thn 1974 saat manggung bersama Giant Step hingga peralatan musik mereka dihancurkan oleh penonton.
Di thn 1975, terjadi perselisihan antara Ucok Harahap dgn personil lainnya karena dinilai tidak fokus hingga Ucok Harahap mendirikan band sendiri bersama His Gang dan Soenata Tanjung, Syech Abidin beserta Arthur Kaunang mendirikan trio yg bernama SAS. Baru saja dibentuk, SAS mendapatkan banyak pujian dari 15.000 penonton yg hadir di Taman Ria Monas dan mereka tampil dalam duel Hard Rock bersama Giant Step di Istora Senayan. Ciri khas musik SAS dipengaruhi oleh musik2nya Grand Funk Railroad, Led Zeppelin, Deep Purple, tapi saat manggung justru teknik2nya mirip ke Progressive Rock spt ELP. SAS adalah salah satu band Rock yg bertahan di era 80an hingga akhirnya bubar di era 90an. Sebelumnya di Solo sebenarnya sudah ada band Rock yg bernama Trencem yg didirikan di thn 1959. Bambang SP Manahan, Bernard S. Parnadi, Bambang Dorn Dar, Bagong Indriyanto, Oen Damoera dan Oni Picauri mendirikan Trencem yg memainkan musik2 Rock kala itu. Trencem kala itu memainkan musik2 dari Guess Who, The Who, Jimi Hendrix dan tak lama kemudian juga merekrut personil baru yaitu Setiawan Djody meski hanya sebentar saja.
Gipsy adalah band Rock asal Jakarta yg didirikan di thn 1969 oleh Pontjo Sutowo, Joe Am Nasution, Gauri Nasution, Edi Odek dan Edit dengan memainkan lagu2nya the Rolling Stones. Memasuki era 70an, gaya2 Gipsy berubah ke Psychedelic dan mereka melakukan perombakan besar2an personilnya yaitu masuknya Chrisye sbg vokalis dan bassis, Keenan Nasution sbg drummer, Onan Soesilo dan Tammy Dausyah. Musik2 mereka pun merambah ke musik2 Blues dgn memakai peralatan alat musik yg bagus. Gipsy diajak Ibnu Sutowo manggung di kota Manhattan (USA) di thn 1972, tak lama kemudian mereka manggung di restoran Ramayana dan Gipsy sering menjadi band pengiring Bob Tutupoly. Di thn 1976, Guruh Soekarnoputra berkolaborasi dgn Gipsy hingga namanya menjadi Guruh Gipsy yg memadukan antara musik Rock dan musik tradisional Bali. Di kota Palembang ada juga band Rock yg bernama Golden Wing dan band tsb didirikan di thn 1969 oleh Karel Simon, Fit Kien, Kun Lung dan Tarno S. Musik2 dari Golden Wing terinspirasi dari musik2nya Uriah Heep dan Black Sabbath. Tapi di thn 1972-73, melakukan perombakan yg formasinya berubah menjadi Kun Lung, Karel Simon, Adhi Mantra, Vicky Edy dan Peter Kenn.
Golden Wing sempat bermain bareng God Bless di Balai Sidang Senayan sekitar era pertengahan 70an. Namun memasuki thn 1975, terjadi perbedaan prinsip antar personil karena sebagian ngotot ingin bermain musik Rock, tapi sebagian ingin berubah mengusung musik2 Pop Melayu. Tak lama kemudian band ini mengalami perpecahan dan bubar, tapi sebagian membentuk band baru yg bernama No Wing. Di thn 1970, di kota Malang ada band yg dibentuk oleh manajer pabrik rokok ternama di Jawa Timur yaitu Bentoel band. Saat itu rokok Bentoel ingin mempromosikan rokoknya dengan memakai band, lalu dari mulut ke mulut akhirnya terciptalah band ini yaitu Micky Jaguar, Ian Antono, Teddy Sujaya, Jono dan Yanto. Band ini sering manggung di sekitar Jawa Timur dengan aksi2 yg nekat dan sadis spt yg dilakukan oleh AKA. Musik2nya pun mengarah ke musik the Rolling Stones, namun sayangnya karir Bentoel band tidak bertahan lama dan akhirnya bubar di akhir era 70an. Di thn 1969, di kota Bandung ada band yg bernama Rhapsodia yg dibentuk oleh Utte M Thahir, Alfred, Ibung, Sondang dan Alam. Karena ada permasalahan internal, maka Rhapsodia mengalami gonta-ganti personil hingga akhirnya direkrut sosok keyboardis terbaik bernama Deddy Dores.
Di thn 1972, nama Rhapsodia diubah menjadi Freedom of Rhapsodia dan lagu2 mereka awalnya bermain musik Rock dgn aksi panggung dari Soleh Sugiarto yg menggantikan Alam seperti Alice Cooper, namun lama-kelamaan musik2nya berubah menjadi slow ketika salah satu lagu mereka menjadi hits yaitu "Hilangnya Seorang Gadis". Di thn 1974, Soleh Sugiarto pernah membuat sensasi yg menghebohkan yaitu membawa obor dan mengenakan jubah putih sambil membaca ayat2 suci Al-Quran sambil diiringi musik Rock hingga aparat di Jawa Tengah memprotes keras tindakannya. Freedom of Rhapsodia setiap manggung sering dijaga oleh banyak aparat karena takut akan mengalami keributan antar penonton. Di kota Medan tahun 1967, ada band Rock yg bernama The Rhythm Kings yg didirikan oleh Darmawi Purba dan Darmawan Purba yg merupakan 2 putra Walikota di Medan dgn mengajak temannya yaitu Reynold Panggabean. Lalu tak lama kemudian, Reynold Panggabean mengundurkan diri dan lebih memilih bergabung dgn The Mercy's, lalu The Rhythm Kings menambah 2 personil lagi yaitu saudara mereka yg bernama Darma Purba dan Ayun. The Rhythm Kings sering manggung di seputaran kota Medan hingga sampai ke Aceh dan mereka memberikan terobosan di jaman itu dgn memainkan musik2 Rock yaitu Deep Purple, Led Zeppelin, Black Sabbath, Jimi Hendrix dan Santana.
C'Blues ini diambil dari bahasa Sunda yg artinya "seblu" (lecek/kumal) ini didirikan di era 60an di kota Bandung oleh Soleh Soegiarto dan Utte M Thahir, namun keduanya mundur dan membentuk Rhapsodia, sedangkan karir C'Blues diteruskan oleh Sakti Siahaan, Adjie Bandi, Achmad Matius, Idang, Nono dan Bambang. C'Blues mengaransamen musik2 Pop dgn bagus dan diselingi dgn musik Rock dan di thn 1974 malah bereksperimen dgn musik2 Keroncong. Namun karena sering gonta-ganti personil hingga membuat keutuhan C'Blues goyah dan akhirnya bubar. Di kota Medan tahun 1970, ada band Rock yg bernama The Minstrel's yg dibentuk oleh Adi Haryadi, Chris Hutabarat dan Thahir Mustafa. Lalu ada pengusaha wanita yg ingin menangani The Minstrel's, hingga akhirnya band ini melakukan pergantian formasi yaitu masuknya Fadil Usman, Jelly Tobing, Achmad Matius, Iqbal dan masih ada Chris Hutabarat. Setiap The Minstrel's di kota THR Medan biasanya rame banget penonton dan beberapa kali terjadi adu jotos antar sesama juragan karet. Dan selain The Minstrel's, ada juga band Rock di kota Medan yg bernama Great Session yg muncul di thn 1975 yg dipimpin oleh Rizaldi Siagian dan Teruna. Selain itu ada juga band yg bernama Freemen yg dipimpin oleh Yose Tobing yg pernah manggung bareng bersama AKA di stadion Teladan-Medan di thn 1974. Yose Tobing sering melakukan aksi nekat spt yg dilakukan Ucok Harahap bersama AKA.
Selain itu di kota Medan juga ada band Rock yg bernama Destroyers yg dimpimpin oleh Guntur Simatupang dan aksi2 dari Guntur Simatupang sangat mengerikan yaitu membawa 40 ular yg ditangkapnya sendiri dan dia dijuluki Alice Cooper dari Medan. Banyak juga band Rock asal Medan spt The Foxus, Amateur, The Rag Time, Six Men, Grave Men, Copa Tone, Bhineka Nada dan Black Spades. Di era 70an ada juga beberapa band Rock asal kota Semarang seperti Mama Clan's yg mampu merebut hati para penonton di Jakarta saat tampil di Taman Ria Monas thn 1973 dan mereka cukup dikenal juga di kota Bandung. Lalu ada juga band yg bernama Spider yg berganti nama menjadi Voodoo Child yg ikut festival musik Pesta Kemarau di Bandung tahun 1975. Band Rock asal Semarang yg aksi2nya mengerikan yaitu The Fanny's yg menggunakan peti mati, suntik, makan api, kembang api dan mereka melakukan aksi spt Drakula sambil bernyanyi. Sang vokalisnya yaitu Yanto melakukan aksi2 sadis di depan penonton dan The Fanny's diundang tampil di acara pentas musik di Yogyaakarta thn 1975 bersama Dragon dan Ambisi. Di era 70an juga ada band Rock asal kota Solo yg bernama Destroyer yg sering meledakkan mercon saat manggung dan ada juga band yg bernama Yap Brothers yg didirikan oleh Chris Yaputranto, Eduardo Yaputranto, Indrianto Yaputranto, Iwan Yaputranto dan Iwan Murjanto yg memainkan lagu2nya Led Zeppelin dan Deep Purple.
Di kota Surabaya juga ada band yg bernama Yeah Yeah Boys yg berdiri di akhir tahun 1969 yg diprakarsai oleh Bank Bumi Daya. Yang mendirikan band tsb adalah Yanto, Buchaeri, Ukkie, Harianto dan Eddie Radjab. Yeah Yeah Boys pernah manggung di kota Kupang, Jakarta dan Bandung. Lalu karena ada yg melanjutkan kuliah dan bekerja, akhirnya Yeah Yeah Boys melakukan pergantian personil dgn menyisakan Ukkie dan Yanto saja dan masuknya Syafii, Kadet dan Harry. Meski nama band ini kurang terkenal, tapi Yeah Yeah Boys pernah ditawari manggung di Singapura, Malaysia dan India. Selain itu ada band yg bernama The Gembells yg didirikan di thn 1969 yg merupakan singkatan dari Gemar Belajar. Band ini didirikan oleh Victor Nasution, Rudy Ananta, Abubakar, Minto Muslimin, Anan Zaman dan Eddy Manthovani. The Gembells lebih suka menciptakan lagu2 tentang protes sosial dan kepahlawanan, makanya itu mereka dianggap paling beda dan unik daripada band lainnya yg suka mengusung musik cinta2an. The Gembells suka membawakan lagu2nya Grand Funk Railroad, Santana dan Led Zeppelin dan The Gembells sempat populer di negara Singapura saat mereka mendapatkan tawaran manggung disana. Namun sayangnya, nama The Gembells kurang begitu populer di masyarakat.
Di kota Bandung sebenarnya juga banyak band Rock spt Savoy Rhythm, Provist (Progressive Student), Diablo, The Player, Happines, Thippiest, Delimas, Comets, DD (Djoko Dolok), Jack C'llons, Paramour, Red&White, Topic&Company, Finishing Touch, Lizard, Freedom, Big Brother dan Memphis yg berubah nama menjadi Man Face. Di awal 70an di kota Pontianak ada band Rcok yg bernama Equator Child yg didirikan oleh Atauw, Imron, Jimmy Wemay, Joseph dan Jusuf. Equator Child menjadi band kebanggaan kota Pontianak yg membawakan lagu2nya Deep Purple dan di thn 1974 mereka berhasil menembus Jakarta yg tampil di Taman Ria Senayan. Namun band ini akhirnya tenggelam setelah ditinggalkan oleh Atauw. Di kota Malang ada band yg didirikan Micky Jaguar bernama Oegle Eye di era 70an yg pernah manggung di Taman Remaja Surabaya yg saat itu melakukan aksi2 panggung yg nyeleneh. Dari Banten juga ada band yg bernama Rawa Rontek, aksi panggungnya sangat mengerikan yaitu vokalisnya ditusuk dgn jari2 roda dan pipinya ditusuk oleh banyak peniti dsb. Musiknya pun dikombinasi dgn musik2 gambus dan menampilkan nuansa2 yg berbentuk sihir atau sulap.
Setelah keluar dari The Peels, Benny Soebardja mendirikan band yg dianggap pelopor musik Progressive Rock pertama di Indonesia yaitu Shark Move di thn 1970. Albumnya yg berjudul Ghede Cokra's membuktikan begitu sulitnya dan sangat berkelas musik2 dari Shark Move yg juga terdapat Bhagu Ramcand, Sammy Zakaria, Janto Dablo dan Soman Lubis. Musik2 dari Shark Move masih susah dimengerti oleh orang2 Indonesia saat itu, namun di thn 1975 band ini bubar dan Benny Soebardja mendirikan band yg bernama Giant Step saat itu. Berdirinya Giant Step ini jaraknya berdekatan dgn God Bless. Benny Soebardja merekrut Deddy Stanzah, Sammy Zakaria dan Jockie Soerjoprajogo ke dalam tubuh Giant Step saat itu, namun band itu melakukan perombakan besar2an hingga menyisakan Benny Soebardja. Personil2 yg memperkuat Giant Step saat itu adalah Deddy Dores, Adhy Sibolangit, Janto dan Albert Warnerin. Giant Step menjadi band Rock yg sangat disegani di jamannya bersama God Bless dan AKA/SAS. Giant Step bertahan sampai thn 1985 dan dulu katanya pernah ada berita tentang pertengkaran antara Giant Step dengan Soneta milik Rhoma Irama. Album Giant Step yg cukup populer adalah Kukuh Nan Teguh, namun sayangnya di era 80an, nama Giant Step tenggelam hingga terlupakan, tapi nama God Bless semakin terkenal saat itu.
Band Rock yg paling terkenal di Indonesia di era 70an adalah God Bless yg didirikan oleh musisi berdarah Arab dan pernah merantau ke negeri Belanda yaitu Ahmad Albar di thn 1973 yg awalnya bernama Crazy Wheels bersama temannya yaitu Ludwig Lemans. Ahmad Albar mengajak Fuad Hasan dan Donny Fattah serta Deddy Dores untuk melengkapi bandnya. God Bless mengalami gonta-ganti personil yaitu dgn masuknya Soman Lubis, Jockie Soerjoprajogo, Ian Antono dan Teddy Sujaya. Kepopuleran God Bless di Jakarta akhirnya terbukti ketika mereka ditunjuk menjadi band pembuka konsernya Deep Purple di Senayan thn 1975. Karir God Bless sempat berhenti ketika Ahmad Albar memutuskan membentuk Duo Kribo bersama Ucok AKA dan bersolo karir menjadi penyanyi dangdut di awal 80an. Karena dikritik oleh penggemarnya, Ahmad Albar kembali bersama God Bless dan merilis album berjudul Semut Hitam di thn 1988 yg akhirnya meraih kesuksesan besar hingga namanya menjadi terkenal di seluruh Indonesia. Banyak lagu2 hits di album ini spt "Semut Hitam", "Rumah Kita", "Kehidupan", "Badut-badut Jakarta" dsb. Lalu merilis album lagi berjudul Raksasa di thn 1989 dgn gitaris barunya yaitu Eet Sjahranie dan tercipta beberapa lagu hits spt "Menjilat Matahari", "Misteri", "Raksasa" dsb. Lalu karir God Bless sempat terhenti lagi di awal 90an dan saat itu Ian Antono mendirikan grup musik bernama Gong 2000. Di thn 1997, God Bless bergabung lagi dgn merilis album Apa Kabar. God Bless akan menjadi band Rock legendaris yang namanya akan dikenang selalu oleh para Rocker di Indonesia.
Ternyata kepopuleran nama Tielman bersaudara itu sampai di telinga presiden Soekarno yg mengundang mereka bernyanyi di Istana Negara di era 50an. Andy (Vokalis/Gitaris), Reggy (Gitaris), Phonton (Contra Bass) dan Loulou (Drummer) ternyata mempunyai skill yg menawan di jaman itu. Namun sayangnya kondisi politik di Indonesia kian memburuk hingga sang ayah menyuruh anak2nya pindah ke negara Belanda supaya karir musiknya bisa semakin bagus. Saat mereka hijrah ke kota Breda (Belanda) di thn 1956 namanya diubah menjadi The Tielman Brothers. Skill yg ditunjukkan oleh personil The Tielman Brothers betul2 memukau banyak orang di benua Eropa spt Belanda, Belgia, Austria, Swiss dan Jerman.
Saat The Tielman Brothers konser di kota Hamburg (Jerman), ternyata The Silver Beetles juga ikutan manggung disana. The Silver Beetles adalah cikal bakal band The Beatles dan saat itu John Lennon beserta Paul McCartney melihat aksi2nya The Tielman Brothers. Bahkan Paul McCartney tertarik dgn alat musik bass-nya Ponthon yaitu Violin Hofner yg akhirnya dipakai oleh Paul McCartney. Bahkan perusahaan gitar terkenal yaitu Fender sengaja merancang gitar khusus buat Andy Tielman. Dan The Tielman Brothers diperlakukan istimewa saat itu yaitu tinggal di kamar hotel dgn fasilitas yg wah, sedangkan The Silver Beetles di kasih ruangan kecil untuk penginapan mereka dgn fasilitas yg kurang bagus.
Namun sayangnya The Tielman Brothers tidak ditangani oleh manajer dari UK atopun US, hingga karirnya berjalan di tempat saja dan beda dgn The Beatles yang ditangani oleh manajer yg handal. Aksi Andy Tielman yg mengigit senar gitar pun ditiru oleh Jimi Hendrix. The Tielman Brothers pun namanya mulai merosot saat memasuki era 60an dan ketinggalan jauh dari The Beatles. Di era 60an, ada salah satu band instrumental yg cukup terkenal saat itu yaitu Arulan band yg didirikan oleh anak orang kaya yg bernama Sjahrul G. Basumi (Gitaris) yg mengajak beberapa temannya yaitu Wibisono (Bassis), Jarzuk (Keyboardis) dan Isa Tartiasa (Drummer). Arulan band memang terinspirasi dari band instrumental yg sangat terkenal di dunia saat itu yaitu The Shadows.
Arulan band memilih menjadi band pengiring penyanyi2 terkenal spt Broery Pesolima, Yanti Sisters, Titiek Puspa, Alfian, Ernie Djohan, Lilis Suryani, Teti Kadi dan Heni Purwonegoro yg sampai sekarang lagu2 mereka tetap dikenang selalu. Skill permainan gitar Sjahrul G. Basumi sangat bagus bersama Arulan band. Di thn 1964, Ada band cewek asal kota Surabaya yg mampu mencuri perhatian dgn skill mereka yg cukup bagus. Band ini didirikan oleh 4 cewek yg bernama Titiek Adji Rachman (Vokalis/Gitaris), Ani Kusuma (Gitaris), Lies Soetisnowati Adji Rachman (Bassis) dan Susy Nander (Drummer). Di thn 1965, Lies Soetisnowati Adji Rachman keluar digantikan oleh Titek Hamzah yg merangkap Vokalis dan Bassis.
Dara Puspita kebanyakan mendaur ulang lagu2 terkenal lainnya dan skill mereka yg bagus itu akhirnya membuat mereka bisa manggung di benua Eropa dan Asia lainnya. Di thn 1968, Dara Puspita sempat manggung di Iran, dan Moerdiono ditunjuk sbg juru bahasa bagi mereka. Pangeran asal Iran pun sampai menyanyikan lagu Burung Kakak Tua. Setelah dari Iran, Dara Puspita memilih manggung di negara Jerman dan Turki. Setelah itu mereka lanjut lagi ke negara Hungaria dan 2 manajer asal Inggris tertarik dgn penampilan Dara Puspita yg dikenalkan oleh seorang yg bernama Collin Johnson yg pernah menangani The Beatles. Namun sayangnya, karir Dara Puspita di Inggris kurang bagus dan mereka melanjutkan lagi manggung di negara2 lainnya spt Perancis, Belgia, Spanyol dan Belanda.
Terjadi perselisihan antar personil hingga membuat Titiek Hamzah keluar di Dara Puspita yg hendak pulang ke Indonesia. Saat pulang ke Indonesia, para personil Dara Puspita disambut dgn antusias oleh beberapa orang di akhir thn 1971. Baru saja datang ke Indonesia, Dara Puspita diajak manggung di Istora Senayan bersama Panbers, The Rollies, The Gembels, Yeah Yeah Boys, Vivi Sumanti dan Nindya Sisters dihadapan 23.000 penonton saat itu. Setelah itu, Dara Puspita sempat manggung di beberapa kota yaitu Malang, Bandung, Denpasar, Banyuwangi, Lumajang, Probolingggo, Kediri, Tulungagung, Madiun, Jember, Yogyakarta, Solo, Tasikmalaya, Tegal, Surabaya dan terakhir Jakarta di bulan Maret 1972. Dara Puspita sempat manggung di kota Manado dan Makassar hingga akhirnya bubar di thn 1974, karena Titiek Hamzah ngotot keluar dari Dara Puspita, meski sudah dirayu oleh Susy Nander supaya tetap bertahan.
Di thn 1967 ada sebuah band Rock dari Bandung yg bernama The Rollies yang didirikan oleh Deddy Stanzah dkk dan kebetulan rambut mereka keriting hingga dinamakan The Rollies. Lalu mereka merekrut Gito yg suka menyanyikan lagu2nya Tom Jones dan Engelbert Humperdink. Benny Likumahuwa gabung bersama The Rollies di akhir era 60an dan disinilah musik2 The Rollies semakin nge-Jazz, Blues dan Funk. Di thn 1971, The Rollies sempat manggung di Singapura dan Bangkok hingga memutuskan kembali ke Indonesia. Lalu setelah Deddy Stanzah keluar dan vokalisnya Gito sendirian, lama kelamaan The Rollies berubah menjadi band Rock di pertengahan era 70an. Di thn 1990, The Rollies bubar dan nama yg berkibar diantara semua personil, justru Gito Rollies yg sukses dgn solo karirnya. Lalu di Surabaya ada band Rock yg dibentuk di thn 1967 yg didirikan oleh Ucok Harahap dan namanya diambil dari nama toko milik ayahnya yg bernama Apotik Kali Asin.
Ucok Harahap mendirikan AKA bersama Syech Abidin, Soenata Tanjung, Harris Sormin dan Peter Wass yg tak lama kemudian digantikan Lexy Rumagit. Karena aksi2 yg gila dipanggung hingga terkena ledakan granat, Lexy Rumagit akhirnya digantikan oleh Arthur Kaunang dan Harris Sormin keluar dari AKA karena depresi. AKA sering membawakan lagu2nya the Rolling Stones, The Doors, Deep Purple, Jimi Hendrix, Grand Funk Railroad dsb. Ucok Harahap melakukan aksi2 yg gila dalam pertunjukannya yaitu dicambuki algojo, memakan pecahan kaca, kakinya diikat dan dimasukkan peti, membawa ular besar dsb. AKA pun akhirnya ditawari oleh salah satu restoran di Singapura untuk bermain musik membawakan musik2 Blues dan Psychedelic Rock yg memberikan tantangan yg baru bagi mereka. AKA sukses membawakan musik2 Psychedelic Rock dan setelah itu tampil lagi di Tasikmalaya thn 1972, beberapa penonton tidak menyukai aksi gila Ucok Harahap namun berhasil mereka redam dgn musik2 Latin Rock ala Santana. Namun kerusuhan terjadi di Jogja thn 1974 saat manggung bersama Giant Step hingga peralatan musik mereka dihancurkan oleh penonton.
Di thn 1975, terjadi perselisihan antara Ucok Harahap dgn personil lainnya karena dinilai tidak fokus hingga Ucok Harahap mendirikan band sendiri bersama His Gang dan Soenata Tanjung, Syech Abidin beserta Arthur Kaunang mendirikan trio yg bernama SAS. Baru saja dibentuk, SAS mendapatkan banyak pujian dari 15.000 penonton yg hadir di Taman Ria Monas dan mereka tampil dalam duel Hard Rock bersama Giant Step di Istora Senayan. Ciri khas musik SAS dipengaruhi oleh musik2nya Grand Funk Railroad, Led Zeppelin, Deep Purple, tapi saat manggung justru teknik2nya mirip ke Progressive Rock spt ELP. SAS adalah salah satu band Rock yg bertahan di era 80an hingga akhirnya bubar di era 90an. Sebelumnya di Solo sebenarnya sudah ada band Rock yg bernama Trencem yg didirikan di thn 1959. Bambang SP Manahan, Bernard S. Parnadi, Bambang Dorn Dar, Bagong Indriyanto, Oen Damoera dan Oni Picauri mendirikan Trencem yg memainkan musik2 Rock kala itu. Trencem kala itu memainkan musik2 dari Guess Who, The Who, Jimi Hendrix dan tak lama kemudian juga merekrut personil baru yaitu Setiawan Djody meski hanya sebentar saja.
Gipsy adalah band Rock asal Jakarta yg didirikan di thn 1969 oleh Pontjo Sutowo, Joe Am Nasution, Gauri Nasution, Edi Odek dan Edit dengan memainkan lagu2nya the Rolling Stones. Memasuki era 70an, gaya2 Gipsy berubah ke Psychedelic dan mereka melakukan perombakan besar2an personilnya yaitu masuknya Chrisye sbg vokalis dan bassis, Keenan Nasution sbg drummer, Onan Soesilo dan Tammy Dausyah. Musik2 mereka pun merambah ke musik2 Blues dgn memakai peralatan alat musik yg bagus. Gipsy diajak Ibnu Sutowo manggung di kota Manhattan (USA) di thn 1972, tak lama kemudian mereka manggung di restoran Ramayana dan Gipsy sering menjadi band pengiring Bob Tutupoly. Di thn 1976, Guruh Soekarnoputra berkolaborasi dgn Gipsy hingga namanya menjadi Guruh Gipsy yg memadukan antara musik Rock dan musik tradisional Bali. Di kota Palembang ada juga band Rock yg bernama Golden Wing dan band tsb didirikan di thn 1969 oleh Karel Simon, Fit Kien, Kun Lung dan Tarno S. Musik2 dari Golden Wing terinspirasi dari musik2nya Uriah Heep dan Black Sabbath. Tapi di thn 1972-73, melakukan perombakan yg formasinya berubah menjadi Kun Lung, Karel Simon, Adhi Mantra, Vicky Edy dan Peter Kenn.
Golden Wing sempat bermain bareng God Bless di Balai Sidang Senayan sekitar era pertengahan 70an. Namun memasuki thn 1975, terjadi perbedaan prinsip antar personil karena sebagian ngotot ingin bermain musik Rock, tapi sebagian ingin berubah mengusung musik2 Pop Melayu. Tak lama kemudian band ini mengalami perpecahan dan bubar, tapi sebagian membentuk band baru yg bernama No Wing. Di thn 1970, di kota Malang ada band yg dibentuk oleh manajer pabrik rokok ternama di Jawa Timur yaitu Bentoel band. Saat itu rokok Bentoel ingin mempromosikan rokoknya dengan memakai band, lalu dari mulut ke mulut akhirnya terciptalah band ini yaitu Micky Jaguar, Ian Antono, Teddy Sujaya, Jono dan Yanto. Band ini sering manggung di sekitar Jawa Timur dengan aksi2 yg nekat dan sadis spt yg dilakukan oleh AKA. Musik2nya pun mengarah ke musik the Rolling Stones, namun sayangnya karir Bentoel band tidak bertahan lama dan akhirnya bubar di akhir era 70an. Di thn 1969, di kota Bandung ada band yg bernama Rhapsodia yg dibentuk oleh Utte M Thahir, Alfred, Ibung, Sondang dan Alam. Karena ada permasalahan internal, maka Rhapsodia mengalami gonta-ganti personil hingga akhirnya direkrut sosok keyboardis terbaik bernama Deddy Dores.
Di thn 1972, nama Rhapsodia diubah menjadi Freedom of Rhapsodia dan lagu2 mereka awalnya bermain musik Rock dgn aksi panggung dari Soleh Sugiarto yg menggantikan Alam seperti Alice Cooper, namun lama-kelamaan musik2nya berubah menjadi slow ketika salah satu lagu mereka menjadi hits yaitu "Hilangnya Seorang Gadis". Di thn 1974, Soleh Sugiarto pernah membuat sensasi yg menghebohkan yaitu membawa obor dan mengenakan jubah putih sambil membaca ayat2 suci Al-Quran sambil diiringi musik Rock hingga aparat di Jawa Tengah memprotes keras tindakannya. Freedom of Rhapsodia setiap manggung sering dijaga oleh banyak aparat karena takut akan mengalami keributan antar penonton. Di kota Medan tahun 1967, ada band Rock yg bernama The Rhythm Kings yg didirikan oleh Darmawi Purba dan Darmawan Purba yg merupakan 2 putra Walikota di Medan dgn mengajak temannya yaitu Reynold Panggabean. Lalu tak lama kemudian, Reynold Panggabean mengundurkan diri dan lebih memilih bergabung dgn The Mercy's, lalu The Rhythm Kings menambah 2 personil lagi yaitu saudara mereka yg bernama Darma Purba dan Ayun. The Rhythm Kings sering manggung di seputaran kota Medan hingga sampai ke Aceh dan mereka memberikan terobosan di jaman itu dgn memainkan musik2 Rock yaitu Deep Purple, Led Zeppelin, Black Sabbath, Jimi Hendrix dan Santana.
C'Blues ini diambil dari bahasa Sunda yg artinya "seblu" (lecek/kumal) ini didirikan di era 60an di kota Bandung oleh Soleh Soegiarto dan Utte M Thahir, namun keduanya mundur dan membentuk Rhapsodia, sedangkan karir C'Blues diteruskan oleh Sakti Siahaan, Adjie Bandi, Achmad Matius, Idang, Nono dan Bambang. C'Blues mengaransamen musik2 Pop dgn bagus dan diselingi dgn musik Rock dan di thn 1974 malah bereksperimen dgn musik2 Keroncong. Namun karena sering gonta-ganti personil hingga membuat keutuhan C'Blues goyah dan akhirnya bubar. Di kota Medan tahun 1970, ada band Rock yg bernama The Minstrel's yg dibentuk oleh Adi Haryadi, Chris Hutabarat dan Thahir Mustafa. Lalu ada pengusaha wanita yg ingin menangani The Minstrel's, hingga akhirnya band ini melakukan pergantian formasi yaitu masuknya Fadil Usman, Jelly Tobing, Achmad Matius, Iqbal dan masih ada Chris Hutabarat. Setiap The Minstrel's di kota THR Medan biasanya rame banget penonton dan beberapa kali terjadi adu jotos antar sesama juragan karet. Dan selain The Minstrel's, ada juga band Rock di kota Medan yg bernama Great Session yg muncul di thn 1975 yg dipimpin oleh Rizaldi Siagian dan Teruna. Selain itu ada juga band yg bernama Freemen yg dipimpin oleh Yose Tobing yg pernah manggung bareng bersama AKA di stadion Teladan-Medan di thn 1974. Yose Tobing sering melakukan aksi nekat spt yg dilakukan Ucok Harahap bersama AKA.
Selain itu di kota Medan juga ada band Rock yg bernama Destroyers yg dimpimpin oleh Guntur Simatupang dan aksi2 dari Guntur Simatupang sangat mengerikan yaitu membawa 40 ular yg ditangkapnya sendiri dan dia dijuluki Alice Cooper dari Medan. Banyak juga band Rock asal Medan spt The Foxus, Amateur, The Rag Time, Six Men, Grave Men, Copa Tone, Bhineka Nada dan Black Spades. Di era 70an ada juga beberapa band Rock asal kota Semarang seperti Mama Clan's yg mampu merebut hati para penonton di Jakarta saat tampil di Taman Ria Monas thn 1973 dan mereka cukup dikenal juga di kota Bandung. Lalu ada juga band yg bernama Spider yg berganti nama menjadi Voodoo Child yg ikut festival musik Pesta Kemarau di Bandung tahun 1975. Band Rock asal Semarang yg aksi2nya mengerikan yaitu The Fanny's yg menggunakan peti mati, suntik, makan api, kembang api dan mereka melakukan aksi spt Drakula sambil bernyanyi. Sang vokalisnya yaitu Yanto melakukan aksi2 sadis di depan penonton dan The Fanny's diundang tampil di acara pentas musik di Yogyaakarta thn 1975 bersama Dragon dan Ambisi. Di era 70an juga ada band Rock asal kota Solo yg bernama Destroyer yg sering meledakkan mercon saat manggung dan ada juga band yg bernama Yap Brothers yg didirikan oleh Chris Yaputranto, Eduardo Yaputranto, Indrianto Yaputranto, Iwan Yaputranto dan Iwan Murjanto yg memainkan lagu2nya Led Zeppelin dan Deep Purple.
Di kota Surabaya juga ada band yg bernama Yeah Yeah Boys yg berdiri di akhir tahun 1969 yg diprakarsai oleh Bank Bumi Daya. Yang mendirikan band tsb adalah Yanto, Buchaeri, Ukkie, Harianto dan Eddie Radjab. Yeah Yeah Boys pernah manggung di kota Kupang, Jakarta dan Bandung. Lalu karena ada yg melanjutkan kuliah dan bekerja, akhirnya Yeah Yeah Boys melakukan pergantian personil dgn menyisakan Ukkie dan Yanto saja dan masuknya Syafii, Kadet dan Harry. Meski nama band ini kurang terkenal, tapi Yeah Yeah Boys pernah ditawari manggung di Singapura, Malaysia dan India. Selain itu ada band yg bernama The Gembells yg didirikan di thn 1969 yg merupakan singkatan dari Gemar Belajar. Band ini didirikan oleh Victor Nasution, Rudy Ananta, Abubakar, Minto Muslimin, Anan Zaman dan Eddy Manthovani. The Gembells lebih suka menciptakan lagu2 tentang protes sosial dan kepahlawanan, makanya itu mereka dianggap paling beda dan unik daripada band lainnya yg suka mengusung musik cinta2an. The Gembells suka membawakan lagu2nya Grand Funk Railroad, Santana dan Led Zeppelin dan The Gembells sempat populer di negara Singapura saat mereka mendapatkan tawaran manggung disana. Namun sayangnya, nama The Gembells kurang begitu populer di masyarakat.
Di kota Bandung sebenarnya juga banyak band Rock spt Savoy Rhythm, Provist (Progressive Student), Diablo, The Player, Happines, Thippiest, Delimas, Comets, DD (Djoko Dolok), Jack C'llons, Paramour, Red&White, Topic&Company, Finishing Touch, Lizard, Freedom, Big Brother dan Memphis yg berubah nama menjadi Man Face. Di awal 70an di kota Pontianak ada band Rcok yg bernama Equator Child yg didirikan oleh Atauw, Imron, Jimmy Wemay, Joseph dan Jusuf. Equator Child menjadi band kebanggaan kota Pontianak yg membawakan lagu2nya Deep Purple dan di thn 1974 mereka berhasil menembus Jakarta yg tampil di Taman Ria Senayan. Namun band ini akhirnya tenggelam setelah ditinggalkan oleh Atauw. Di kota Malang ada band yg didirikan Micky Jaguar bernama Oegle Eye di era 70an yg pernah manggung di Taman Remaja Surabaya yg saat itu melakukan aksi2 panggung yg nyeleneh. Dari Banten juga ada band yg bernama Rawa Rontek, aksi panggungnya sangat mengerikan yaitu vokalisnya ditusuk dgn jari2 roda dan pipinya ditusuk oleh banyak peniti dsb. Musiknya pun dikombinasi dgn musik2 gambus dan menampilkan nuansa2 yg berbentuk sihir atau sulap.
Setelah keluar dari The Peels, Benny Soebardja mendirikan band yg dianggap pelopor musik Progressive Rock pertama di Indonesia yaitu Shark Move di thn 1970. Albumnya yg berjudul Ghede Cokra's membuktikan begitu sulitnya dan sangat berkelas musik2 dari Shark Move yg juga terdapat Bhagu Ramcand, Sammy Zakaria, Janto Dablo dan Soman Lubis. Musik2 dari Shark Move masih susah dimengerti oleh orang2 Indonesia saat itu, namun di thn 1975 band ini bubar dan Benny Soebardja mendirikan band yg bernama Giant Step saat itu. Berdirinya Giant Step ini jaraknya berdekatan dgn God Bless. Benny Soebardja merekrut Deddy Stanzah, Sammy Zakaria dan Jockie Soerjoprajogo ke dalam tubuh Giant Step saat itu, namun band itu melakukan perombakan besar2an hingga menyisakan Benny Soebardja. Personil2 yg memperkuat Giant Step saat itu adalah Deddy Dores, Adhy Sibolangit, Janto dan Albert Warnerin. Giant Step menjadi band Rock yg sangat disegani di jamannya bersama God Bless dan AKA/SAS. Giant Step bertahan sampai thn 1985 dan dulu katanya pernah ada berita tentang pertengkaran antara Giant Step dengan Soneta milik Rhoma Irama. Album Giant Step yg cukup populer adalah Kukuh Nan Teguh, namun sayangnya di era 80an, nama Giant Step tenggelam hingga terlupakan, tapi nama God Bless semakin terkenal saat itu.
Band Rock yg paling terkenal di Indonesia di era 70an adalah God Bless yg didirikan oleh musisi berdarah Arab dan pernah merantau ke negeri Belanda yaitu Ahmad Albar di thn 1973 yg awalnya bernama Crazy Wheels bersama temannya yaitu Ludwig Lemans. Ahmad Albar mengajak Fuad Hasan dan Donny Fattah serta Deddy Dores untuk melengkapi bandnya. God Bless mengalami gonta-ganti personil yaitu dgn masuknya Soman Lubis, Jockie Soerjoprajogo, Ian Antono dan Teddy Sujaya. Kepopuleran God Bless di Jakarta akhirnya terbukti ketika mereka ditunjuk menjadi band pembuka konsernya Deep Purple di Senayan thn 1975. Karir God Bless sempat berhenti ketika Ahmad Albar memutuskan membentuk Duo Kribo bersama Ucok AKA dan bersolo karir menjadi penyanyi dangdut di awal 80an. Karena dikritik oleh penggemarnya, Ahmad Albar kembali bersama God Bless dan merilis album berjudul Semut Hitam di thn 1988 yg akhirnya meraih kesuksesan besar hingga namanya menjadi terkenal di seluruh Indonesia. Banyak lagu2 hits di album ini spt "Semut Hitam", "Rumah Kita", "Kehidupan", "Badut-badut Jakarta" dsb. Lalu merilis album lagi berjudul Raksasa di thn 1989 dgn gitaris barunya yaitu Eet Sjahranie dan tercipta beberapa lagu hits spt "Menjilat Matahari", "Misteri", "Raksasa" dsb. Lalu karir God Bless sempat terhenti lagi di awal 90an dan saat itu Ian Antono mendirikan grup musik bernama Gong 2000. Di thn 1997, God Bless bergabung lagi dgn merilis album Apa Kabar. God Bless akan menjadi band Rock legendaris yang namanya akan dikenang selalu oleh para Rocker di Indonesia.
0 comments: