Kisah ... Cerita .... Legenda .... Riwayat .... Dongeng dan Sejarah yang ada di Indonesia ini
08.39
By
Charly Lubis
Legenda (Dongeng) Sejarah Indo
0
comments
(Singkat)
Aceh
Zaman Dahulu kala di Aceh Selatan hiduplah sepasang naga yang sakti dan saat kedua naga tersebut menyeberangi lautan tiba2 mereka melihat ada kapal yg tenggelam terkena ombak dan saat itu ada 3 manusia di perahu itu tapi yg diselamatkan seorang putri yg masih kecil. Mereka berdua tinggal di Batu Hitam, Tapaktuan Aceh dan sepasang naga itu sangat menyayangi putri yg berbentuk manusia itu dan menjaganya hingga besar. Sepasang naga itu menamainya Putri Bungsu yg tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar. Saat sudah beranjak dewasa Putri Bungsu sadar bahwa dia bukan keturunan seekor naga.
Putri Bungsu mencari cara untuk melarikan diri yaitu saat sepasang naga itu tertidur pulas, dan kebetulan ada kapal yg lagi bersandar lalu Putri Bungsu cepat2 masuk ke dalam kapal itu. Saat bangun, sepasang naga itu terkejut dengan hilangnya Putri Bungsu lalu Sepasang naga segera mengejar kapal itu. Sementara itu Di Gua Kalam ada seorang pertapa bernama Tuan Tapa yg terbangun setelah mempunyai firasat buruk pada dunia ini. Lalu Tuan Tapa itu keluar dari Gua dan segera menghadang kedua naga itu. Mereka akhirnya bertarung dan adu kesaktian.
Tuan Tapa mengeluarkan tongkat saktinya yg bisa menangkis kekuatan sepasang naga itu. Lalu Tuan Tapa memukul naga jantan dengan tongkatnya hingga terjerembab ke tanah hingga mengeluarkan banyak darah hingga sampai sekarang tanah tersebut dinamakan Tanah Merah (Batu Mirah). Sedagkan naga betina yg berusaha lari dari serangan Tuan Tapa malah menabrak pulau hingga mati dan pulau itu dinamakan Pulau Dua. Lalu Putri Bungsu tak lama kemudian hatinya gembira ria setelah mengetahui orang tuanya ternyata masih hidup saat perahu mereka tenggelam dan Putri Bungsu akhirnya hidup bahagia bersama keluarganya. Setelah mengalahkan kedua naga tersebut, Tapak Tuan kembali menghilang dan sisa2 pertempurannya sampai sekarang masih ada peninggalannya yaitu sebuah tapak kaki yg besar dari Tuan Tapa yg sakti itu.
Sumatera Utara
Dahulu kala hiduplah 2 anak laki-laki yang sakti di daerah Silahan, Lintong ni huta di Tapanuli dan mereka
kakak-adik. Sang kakak bernama Sang Maima lalu si adik bernama Datu Dalu. Mereka berdua diajarkan ayahnya silat dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tak lama kemudian orang tua mereka tewas akibat terkaman harimau. Setelah dikubur ada benda pusaka yaitu tombak milik ayah mereka yg harus diberikan ke anak yg sulung karena aturan dari adatnya. Sehingga Sang Maima menyimpan baik2 benda pusaka itu. Suatu hari benda pusaka itu dipinjam oleh adiknya yaitu Datu Dalu untuk berburu di hutan.
Saat berburu tak disangka mata tombak itu masih melekat ditubuh babi hutan tapi bisa melarikan diri. Datu Dalu akhirnya dimarahi habis2an sama abangnya yaitu Sang Maima. Saat melakukan pencarian, Datu Dalu bertemu dgn seorang putri cantik yg tak lain adalah jelmaan babi hutan tadi sehingga mata tombak itu bisa ditemukan. Lalu Datu Dalu mengobati putri itu yg tadinya terkena tombak pusakanya. Akhirnya Datu Dalu bisa mengembalikan tombak itu ke abangnya yaitu Sang Maima. Sang Maima bersuka cita lalu membuat pesta tanpa mengundang adiknya yaitu Datu Dalu. Datu Dalu pun membuat acara sendiri dengan mendatangkan wanita yg dihiasi seperti burung Engra.
Sang Maima tertarik dengan wanita burung engra itu sehingga meminjamnya dari Datu Dalu untuk acara pestanya. Datu Dalu ingin membalaskan dendamnya ke abangnya dengan mengatur siasat supaya wanita burung engra itu kabur dan abangnya harus mencarinya. Besoknya Sang Maima kelabakan karena wanita burung engra itu kabur dan tak lama kemudian Sang Maima meminta maaf kepada adiknya dan akan mengganti rugi dengan uang. Datu Dalu tidak terima dan meminta abangnya untuk mencari wanita burung engra itu sampai dapat. Mendengar itu Sang Maima marah karena merasa dikerjai dan akhirnya mereka berdua bertengkar hebat.
Mereka berdua berkelahi dengan kesaktian2nya. Sang Maima mengambil lesung lalu dilemparkannya ke Datu Dalu yg akhirnya berhasil menghindar dan jatuh ketanah hingga terciptalah danau Si Losung. Datu Dalu pun membalas dengan melempar piring ke Sang Maima yg juga berhasil menghindar hingga piring itu jatuh dan terciptalah danau Si Pinggan. Pertengkaran itu akhirnya bisa dilerai oleh istri mereka masing2 dan selanjutnya mereka berjanji tak mau bertemu selama-lamanya. Bertahun-tahun tak bertemu akhirnya Datu Dalu yg sudah tua mendengar kabar kalau abangnya yaitu Sang Maima telah meninggal dunia yg letaknya di Lumban Gurning, Porsea. Datu Dalu sangat2 sedih dan menangis kencang karena cuma Sang Maima satu2nya saudara kandungnya. Lalu Datu Dalu berpesan kepada anak2nya supaya kalau nanti meninggal dunia, kuburannya harus bersebelahan dengan abangnya yaitu Sang Maima.
Sumatera Barat
Pada suatu hari hiduplah keluarga yang hidupnya memprihatinkan dengan mempunyai seorang anak bernama Malin Kundang. Sang ayah pun dengan nekat berlayar jauh supaya bisa mendapatkan banyak uang tapi akhirnya tak ada kabarnya dan seperti sudah meninggal dunia. Setelah dewasa, Malin Kundang mencoba mencari nafkah buat ibunya dengan berlayar jauh. Sang ibu awalnya keberatan tapi dia tak bisa mencegah keinginan kuat anaknya. Saat berlayar Malin Kundang berhasil lolos dari maut setelah Bajak Laut membantai habis awak kapal dan saat itu Malin Kundang telah bersembunyi di ruang kecil yg ada di kapal.
Malin Kundang tersesat di tengah laut yg akhirnya terdampar di pulau yg tanahnya subur dan dia berhasil menggunakan kegigihannya menjadi orang kaya raya di negeri itu dan berhasil mempersunting gadis yg paling cantik dipulau itu. Malin Kundang beserta semua anak buahnya berlayar di kampung halamannya dan sesampainya disana ada seorang ibu yg sudah tua datang menghampirinya. Ibu itu adalah ibu kandungnya sendiri yg tiap hari berdoa menunggu pulangnya Malin Kundang. Sang ibu awalnya suka cita melihat kesuksesan anaknya, tapi sayang Malin Kundang mencampakkan ibunya dan mengatakan tidak kenal pada ibunya sendiri. Karena merasa gengsi kepada istrinya, maka Malin Kundang pun segera pergi meninggalkan kampung halamannya itu.
Perlakuan anaknya itu membuat ibunya sakit hati dan menangis dengan perasaan yg terdalam. Sang ibu pun kecewa berat atas kedurhakaan anaknya dan berdoa kepada Tuhan untuk menghukum anaknya itu. Saat hendak pergi tiba2 cuaca menjadi buruk dan langit pun gelap. Angin pun kencang sekali dan tak lama kemudian ombak besar datang dengan menghancurkan kapal yg besar milik Malin Kundang. Semua orang ketakutan dan seluruh anak buah beserta istrinya tewas dibawa ombak. Malin Kundang satu2nya yg selamat dan dia menangis kencang serta meminta maaf kepada ibunya tapi sayang, datanglah petir menyambar lalu Malin Kundang tiba2 berubah menjadi batu yg letaknya di Pantai Air Manis, Padang.
Riau
Zaman dahulu didusun sungai Hilir tinggalah seorang janda bernama Mak Minah bersama 3 anaknya (1putri 2putra). Mak Minah ibu yg sangat sayang kepada anak2nya karena semua kebutuhan anak2nya selalu disiapkan setiap hari tanpa ada kekurangan apapun sehingga anak2nya nakal & manja. Mak Minah yang sudah tua itu bahkan sering dimarah-marahi anak2nya kalau ada kesalahannya dan itu membuat Mak Minah sedih & menangis atas kelakuan anak2nya kepadanya. Setiap hari Mak Minah berdoa supaya anak2nya disadarkan. Esok harinya setelah menyiapkan makanan anak2nya, Mak Minah pergi ke tepi sungai & tidak sengaja bertemu batu yg bisa berbicara dan dinamakan Batu Batangkup.
Mak Minah memohon supaya batu itu menelannya karena tak ingin hidup lagi & sedih akan kelakuan anak2nya. Lalu Batu itu menelan Mak Minah dan tersisa sehelai rambut panjang yg jatuh ditanah. Sore harinya anak2nya mencari ibunya dan ingin memarahinya. Lama ditunggu tak kunjung datang, lalu anak2nya mencari ibunya kemana-mana ga ketemu2. Tak sengaja mereka menemukan sehalai rambut ibunya yg ternyata ditelan batu itu. Anak2nya memohon & menangis ke batu itu supaya mengeluarkan ibunya lagi. Batu itu mengatakan ke anak2 Mak Minah supaya menyesali perbuatannya. Lalu anak2nya pun berkata akan menyayangi ibunya itu lalu tak lama kemudian Batu Batangkup mengeluarkan Mak Minah. Tapi itu tak bertahan lama dan anak2 itu kembali nakal. Mak Minah kembali sedih dan ditelan Batu itu lagi. Anak2nya kembali merengek-rengek tapi Batu Batangkup mengatakan tak ada gunanya lagi lalu anak2 itu juga ditelan oleh Batu Batangkup atas kebohongan mereka.
Sumatera Selatan
Dijaman Raja Bhumi Sriwijaya ada satu putrinya yg cantik dan menjadi incaran para lelaki, putri itu bernama Siti Fatimah.Lalu pada suatu hari ada seorang pangeran dari Cina yg bernama Tam Bun An yg sedang berlayar menuju kerajaan Sriwijaya. Pangeran itu ternyata mendengar ada gadis cantik dan segera ingin melamarnya dan gadis itu adalah Siti Fatimah. Pangeran itu mendatangkan barongsai dan pertunjukkan yg menarik ke kerajaan Sriwijaya. Siti Fatimah akhirnya jatuh cinta ke pangeran itu dan bertekad mengikrarkan hubungannya itu tapi ada bangsawan dari Cina juga yg iri dan memberikan kabar buruk ke Raja Sriwijaya.
Raja Bhumi Sriwijaya itu meminta persyaratan yaitu meminta 9 guci berisi emas untuk meminang putrinya. Pangeran Tam Bun An membawa 9 guci berisi emas batangan semua. Tapi pangeran itu mengatakan ke anak buahnya untuk menutupi 9 guci tersebut dengan sayur2an busuk supaya bisa mengelabuhi para perompak/bajak laut dari Somalia. Saat tiba di kerajaan Sriwijaya, pangeran itu memberikan 9 guci yg berisi emas itu tapi sayangnya sayur2an yg busuk itu belum dibuang. Saat pertama kali melihat, Raja begitu marah kepada pangeran Tam Bun An karena dikira melecehkannya dgn memberikan sayur2an busuk. Saat mengangkat guci2 itu tiba2 jatuh ke sungai. Lalu saat jatuh kesungai terlihatlah banyaknya emas batangan. Melihat itu Pangeran Tam Bun An teringat dan menyesali perbuatannya yg telah mendurhakai orang tuanya di Cina. Sebenarnya sang Raja sudah menyetujui semuanya tapi Pangeran itu nekat bunuh diri dengan mencebur ke sungai Musi. Melihat itu sang putri yaitu Siti Fatimah juga ikutan mencebur diri hingga munculah pulau kecil yg ada di sungai Musi yg dinamakan Pulo Kemaro.
Lampung
Seorang pemuda bernama Pagar Bumi diasingkan oleh Rajanya setelah diramal kesaktiannya akan membahayakan rajanya. Ditempat lain Pagar Bumi bertemu dengan Ratu yg sakti dan Ratu itu memberikan mantra ke lidah Pagar Bumi karena dia tidur terlelap dan bisa dibangunkan dengan ramuan sang Ratu. Saat ingin menyebrangi selat sunda, Pagar Bumi tak sengaja merubah seekor kijang menjadi batu dengan ucapannya. Karena ucapannya yg sakti Pagar Bumi dijuliki Si Pahit Lidah. Kesaktiannya itu terdengar kemana-mana hingga ke kerajaan Maghribi. Kerajaan itu ditinggal rajanya yg sudah meninggal & mempunyai 3 anak yg bernama Dewi Santi, Gunawan : Bhakti & Suci. Tahta Raja diberikan oleh saudara sang Raja yg terkenal kejam. Kedua Gunawan itu secara tak sengaja bertemu dengan Si Pahit Lidah & berubah menjadi batu. Mendengar itu Dewi Santi mencari cara untuk menolong adik2nya.
Perjalanan Dewi Santi diiringi oleh seekor burung & dia dipesankan ayahnya lewat mimpi supaya membawa kotak kayu yg berisi abu ajaib. Dewi Santi menyumbat telinganya supaya tidak terdengar panggilan Si Pahit Lidah. Lalu Dewi pergi ke bukit pesagi untuk membebaskan adiknya2 yg menjadi batu & membebaskan juga kutukan itu dengan abu ajaib. Melihat kejadian itu Si Pahit Lidah merasa malu & menyingkir. Saat berkelana Si Pahit Lidah tinggal di danau Ranau dan berusaha membendung banyaknya air dengan bebatuan. Si Pahit Lidah dibenci banyak orang & suatu hari ada pesta perkawinan Si Pahit Lidah mengubah semua orang menjadi batu karena tidak mendengar ucapannya hingga tempat itu dinamakan Batu Raja. Si Pahit Lidah mengembara kemana-mana dan tak sengaja bertemu dengan Raja dari Kerajaan Tanjung Menang yg bernama Nurullah atau Si Empat Mata.
Ternyata Si Empat Mata adalah saudaranya Si Pahit Lidah dan mereka gembira setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun. Tak lama kemudian Si Pahit Lidah menikah dengan gadis cantik bernama Dayang Merindu & mempunyai seorang anak. Tapi saat bertugas membendung air, Si Pahit Lidah sedih karena anaknya meninggal dunia karena sakit. Di kemudian hari, Si Pahit Lidah ingin menguasai kerajaan itu dan akhirnya dia bertengkar dengan saudaranya sendiri yaitu Si Empat Mata. Si Empat Mata mempunyai kesaktian yg bisa mengecoh lawannya dengan mata2nya. Si Pahit Lidah terkecoh dengan kesaktian saudaranya dan dia terkena serangan tandanan2 enau hingga akhirnya tewas. Si Empat Mata merasa sedih dengan membunuh saudaranya dan dia ingin membuktikan kesaktian adiknya apakah lidahnya benar2 pahit?. Setelah menjilat lidahnya akhirnya Si Empat Mata tak lama kemudian tewas karena lidahnya Si Pahit Lidah memang sakti dan beracun.
Jakarta
Dahulu kala ada seorang Raja yg baik yg kerajaannya diantara Jakarta dan Bogor. Sang Raja mempunyai 3 pangeran : Jaya, Suta dan Gerindra. Sang Raja memberi ujian kepada ke 3 anaknya dan salah satu yg lolos akan menggantikannya kelak. Suatu hari ke 3 pangeran sedang mandi disungai yg sejuk, lalu saat sehabis mandi, Jaya masih menggunakan pakaiannya yg sudah kumal dan diprotes ke 2 adiknya. Namun dalam perjalanan ke 3 Pangeran itu menemukan sebuah pancuran. Suta dan Gerindra senang dan girang sekali hingga ke 2 pangeran itu terjun ke pancuran itu dan meminum airnya.
Tiba-tiba setelah meminumnya ke 2 pangeran itu terkapar dan meninggal dunia. Pangeran Jaya tak tega melihat adik2nya mati maka ia berniat ikut mati juga. Lalu tak disangka terdengar suara yg mengatakan bahwa tidak boleh meminum air pancuran itu tanpa seijin pemiliknya. Suara itu datang dari seorang kakek yg sudah tua. Kakek itu memberi penawaran ke Jaya jikalau mau adik2nya hidup kembali maka dia harus mengorbankan nyawanya. Lalu Pangeran Jaya segera menyanggupinya.
Pangeran Jaya meminum air itu dan tak lama kemudian adik2nya terbangun. Pangeran Jaya yg sudah pasrah mengorbankan nyawanya tiba2 heran kenapa kok masih hidup?. Lalu Kakek itu berkata ke Pangeran Jaya bahwa Pengorbanan, Kesabaran & Ketabahannya telah membuktikan bahwa Pangeran Jaya pantas menjadi pengganti ayahnya sebagai Raja. Kakek itu lalu menghilang dan memberikan tongkat sakti. Ke 2 adiknya tak bisa mengangkat tongkat itu namun justru Pangeran Jaya yg bisa mengangkatnya. Nama Pancuran sekarang menjadi nama jalan di Jakarta Selatan yaitu Pancoran.
Jawa Barat
Pada jaman dulu ada putri kerajaan di kawasan Sunda yg bernama Dayang Sumbi yg mempunyai seorang anak bernama Sangkuriang. Saat beranjak dewasa, Sangkuriang yg suka berburu itu ditemani seekor anjing bernama Tumang yg tak lain adalah ayahnya yg titisan dari Dewa. Saat berburu, Sangkuriang menyuruh Tumang untuk menangkap babi hutan, tapi Tumang tidak mau karena Babi Hutan itu adalah mertuanya yg titisan dewa juga. Sangkuriang marah melihat Tumang yg tidak menuruti perintahnya lalu dia memanah Tumang hingga tewas. Setelah itu Sangkuriang pulang ke rumah dan menceritakan kekesalannya ke ibunya. Bukannya dibela ibunya, Sangkuriang malah dimarah-marahi dan kepalanya dipukul pakai sendok nasi.
Dayang Sumbi tak menceritakan ke Sangkuriang bahwa Tumang itu ayahnya. Lalu Sangkuriang kabur dari rumah dengan kepala yg berdarah-darah dan berjanji tak akan kembali lagi ke rumahnya. Sebenarnya Dayang Sumbi menyesal dan berharap bisa bertemu kembali dengan anaknya. Setelah bertahun-tahun bertapa dan mempunyai kesaktian, Sangkuriang yg sudah besar itu berniat balik ke kampung halamannya. Ketika balik, Sangkuriang bertemu dengan gadis cantik yg tak lain adalah ibunya sendiri dan tak dikenalinya. Dayang Sumbi pun tertarik dengan ketampanan dan kegagahan pemuda itu yg tak tahu bahwa itu anaknya sendiri. Mereka berdua sudah jatuh cinta dan akan segera menikah tapi pada suatu hari saat berburu, Dayang Sumbi terkejut saat melihat kepala Sangkuriang ada bekas luka karena selama ini sering pakai ikat kepala.
Dayang Sumbi menjelaskan bahwa dia adalah anaknya, tapi Sangkuriang tak percaya karena mengira ibunya mungkin wajahnya sudah berkeriput dan menyangka bahwa usia Dayang Sumbi masih dibawah umurnya. Lalu Dayang Sumbi berupaya menggagalkan rencana pernikahannya dengan memberi persyaratan ke Sangkuriang yaitu membuat sampan yg besar supaya bisa menyeberangi sungai dan harus jadi sebelum fajar. Lalu Sangkuriang menyuruh makhluk2 gaib untuk mengerjakan tugasnya. Melihat tugas Sangkuriang hampir selesai maka Dayang Sumbi memakai akal dengan menumbuk padi dan membuat ayam berkokok. Mendengar kokokan ayam, makhluk2 gaib pun pergi dan mengira matahari telah terbit. Merasa tertipu, Sangkuriang marah besar lalu dia menendang sampan hingga terbalik yg akhirnya menjadi sebuah gunung yg bernama Tangkuban Perahu. Dayang Sumbi ketakutan lalu dia lari dan menceburkan diri kesungai dan tak kembali lagi. Dayang Sumbi disebut2 orang sekarang menjadi Nyi Roro Kidul.
Jawa Tengah
Di desa yg bernama Tarub, tinggalah seorang pemuda yg bernama Joko Tarub. Saat hendak berburu di hutan, tiba2 Joko Tarub tak sengaja mengintip 7 wanita cantik yg sedang mandi disungai yg bersih dan sejuk. Joko Tarub tertarik dengan selendang dari ke 7 wanita itu dan mengambil salah satu dan pergi. Saat kembali ke sungai itu, Joko Tarub melihat ada seorang wanita yg lagi sedih karena kehilangan selendangnya. Lalu wanita itu menceritakannya ke Joko Tarub bahwa dia adalah bidadari yg tak bisa kembali kekahyangan tanpa selendang ajaib itu. Joko Tarub menghibur bidadari itu dengan memberinya pakaian. Bidadari itu bernama Nawang Wulan yg berjanji kalau yg menemukan laki2 akan dijadikan suami, kalau wanita akan dijadikan saudara, tapi tetap saja Joko Tarub menyembunyikan selendang itu supaya Nawang Wulan menjadi isterinya kelak.
Sejak mereka menikah, panen padi terus melimpah ruah karena selendang Nawang Wulan disembunyikan di lumbung padi. Mereka dikarunia seorang putri cantik yg bernama Nawangsih dan menjadi keluarga yg bahagia. Pada suatu ketika Nawang Wulan berpesan kepada Joko Tarub supaya menjaga api tungku di dapur dan tidak boleh membuka tutup periuk. Lalu Joko Tarub yg selama ini penasaran karena nasi selalu penuh sebakul itu membuka tutup periuk dan melihat kedalam periuk cuma ada sebutir padi saja. Nawang Wulan memakai sisa kesaktiannya dengan membuat sebutir nasi menjadi sebakul, tapi Nawang Wulan kaget saat kembali kedapur dilihatnya didalam periuk itu ada sebutir padi. Nawang Wulan sedih karena Joko Tarub tak menuruti perintahnya dan kesaktiannya sudah hilang hingga harus menumbuk padi yg banyak supaya bisa mendapatkan nasi yg banyak juga.
Kesaktian Nawang Wulan sudah habis lalu lumbung padi itu semakin hari semakin habis padinya dan tak sengaja Nawang Wulan menemukan selendangnya yg sakti itu dan selama ini disembunyikan oleh Joko Tarub. Nawang Wulan yg sebenarnya sudah kecewa berat dengan Joko Tarub tidak marah atas kejadian itu, tapi Nawang Wulan meminta syarat supaya diperbolehkan kembali kekahyangan dan berpesan ke Joko Tarub untuk menjaga putrinya. Joko Tarub benar2 sangat menyesal dan sedih karena ditinggal Nawang Wulan. Saat Nawangsih beranjak dewasa, dia dinikahkan dengan anaknya Brawijaya yaitu Bondan Kejawan (Lembu Peteng) yg juga menjadi pemuka di Kerajaan Majapahit.
Yogyakarta
Alkisah di desa Dadapan ada keluarga kecil yg awalnya hidup damai dan rukun tiba2 mendapatkan musibah yaitu sang bunda meninggal dunia karena terserang penyakit. Sang putri yg bernama Bawang Putih sangat sedih sekali atas kematian ibunya. Lalu sang ayah menikahi seorang janda yg bernama Mbok Randa supaya bisa meringankan beban Bawang Putih. Awalnya Bawang Putih senang dengan kehadiran Mbok Randa yg bisa mengusir kesepian di keluarganya apalagi ada juga anaknya yg bernama Bawang Merah yg ternyata seumuran dengan Bawang Putih. Tapi sayangnya kebaikan Mbok Randa & Bawang Merah cuman sebentar saja, saat ayah Bawang putih bekerja sifat mereka berdua kelihatan aslinya dan berlaku kasar dan kejam kepada Bawang Putih. Bawang Putih yg sabar itu tak mau melaporkan kejadian itu ke ayahnya, apalagi saat ayahnya meninggal dunia maka semakin tersiksalah Bawang Putih.
Bawang Putih terus dimarah2i dan tiap subuh2 harus bangun untuk menyiapkan sarapan dan pakaian untuk Mbok Randa & Bawang Merah dan kalau terlambat sedikit langsung ditampar wajahnya. Bawang Merah yg kerjanya nyantai selalu merintah Bawang Putih seenaknya sedangkan Bawang Putih istirahat cuma beberapa jam saja. Pada suatu pagi Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci pakaian mereka. Saat mencuci, tak sadar pakaian Bawang Merah terhanyut disungai. Bawang Putih jadi panik lalu mengikuti arus sungai tersebut tapi sayangnya tidak ketemu juga pakaian itu. Karena sudah larut malam Bawang Putih pulang kerumah dengan ketakutan, lalu begitu mereka mengetahuinya langsung Mbok Randa memukul Bawang Putih sampai merah lebam. Esoknya Bawang Putih kembali mencari baju itu hingga bertanya-tanya kepada orang2 yg tinggal dekat sungai itu. Bawang Putih harus menemukan baju itu supaya tidak disiksa lagi sama Mbok Randa & Bawang Merah.
Saat menyusuri sungai tak sengaja Bawang Putih bertemu nenek raksasa yg bernama Nini Buto Ijo. Nenek itu sedang mencuci beras sedangkan Bawang Putih ketakutan melihat sosok nenek itu yg badannya besar. Nenek itu menemukan baju tersebut tapi minta syarat ke Bawang Putih yaitu harus membantu nenek itu memasak. Bawang Putih menginap ke rumah nenek itu dan ikut membantu nenek itu memasak. Melihat itu sang nenek bangga dan memberi hadiah untuk Bawang Putih. Bawang Putih disuruh memilih labu besar atau kecil, dan dipilihnya labu kecil karena Bawang Putih bukanlah orang serakah. Saat pulang ke rumah alangkah terkejutnya Bawang Putih saat membelah labu itu ternyata berisi permata, berlian dan emas. Melihat itu Mbok Randa & Bawang Merah merampas harta itu, lalu Bawang Merah disuruh ibunya pergi ke tempat Nenek Nini Buto Ijo supaya dapat harta yg banyak setelah diceritakan Bawang Putih. Bawang Merah yg juga pura2 membantu nenek itu akhirnya dapat hadiah dengan memilih labu juga, lalu Bawang Merah memilih labu yg besar karena dipikirannya pasti isinya harta yg melimpah. Saat membawa pulang labu itu, Bawang Merah dan Mbok Randa segera membelah labu itu dan tragisnya isinya ternyata ular, kalajengking, laba2 dsb. Mereka berdua pun akhirnya tewas disengat racun dari hewan2 itu. Dengan kematian mereka berdua, membuat Bawang Putih hidup damai dan tenang serta hartanya bisa kembali lagi kepadanya. Lalu Bawang Putih menikah dan hidup bahagia selamanya dengan keluarganya.
Jawa Timur
Dewi Sanggalangit tetap mengadakan sayembara itu dan Raja Singobrong yg kejam itu berhasrat besar ingin menjadi pemenang bermaksud jahat dengan mengirim mata2 dan merencanakan niat jahat dengan menyerang Raja Kelaswadana saat dalam perjalanan. Raja Kelaswadana berjanji akan menghilangkan kebiasaan buruknya yg suka mencumbui laki2 setelah dia bermimpi bertemu putri cantik dan akan menikah dengannya dan putri itu adalah Dewi Sanggalangit. Namun Raja Kelaswadana diberi tahu oleh patihnya bahwa ada penyusup di kerajaannya yg tak lain adalah anak buah Raja Singobarong. Saat mengetahuinya Raja Kelaswadana marah besar dan berniat akan memberi pelajaran kepada Raja Singobarong atas kelicikannya dalam sayembara itu. Ternyata Penyusup itu berhasil ditemukan dan dibunuh, sementara Raja Kelaswadana yg marah besar itu berencana akan menyerbu kerajaan Lodaya dan akan menangkap Raja Singobarong. Raja Singobarong semakin gusar setelah mendengar penyerbuan itu.
Raja Singobarong mempunyai kebiasaan kalau lagi gelisah biasanya ada burung merak yg mematuki kepalanya sembari memakan kutu2nya. Saat melihat Raja Kelaswadana dan pasukan2nya mengepungnya, Raja Singobarong pun mengeluarkan kesaktiannya. Burung merak yg hinggap dikepalanya tiba2 mengeras dan menjadi satu dengan kepalanya, lalu Raja Singobarong mengeluarkan kerisnya untuk menikam Raja Kelaswadana, tapi Raja Kelaswadana langsung mengeluarkan cambuk saktinya yg bernama Samandiman. Cambuk itu bersuara seperti petir hingga membuat tubuh Raja Singobarong terpental jauh. Setelah itu Raja Singobarong menjadi tak sadarkan diri hingga menjadi orang gila. Lalu Raja Kelaswadana menyanggupi persyaratan Dewi Sanggalangit yg sulit itu dengan mendatangkan binatang berkepala dua yaitu Raja Singobarong dan meraknya. Lalu mereka menikah dengan diiringi kuda lumping sebanyak 140 dan Dewi Sanggalangit tinggal bersama Raja Kelaswadana di kerajaan Wengker.
Madura
Sulawesi Tengah
Pada suatu hari di kabupaten Toli-toli terdapat kampung yg bernama Dondo. Disana ada keluarga kecil yaitu Daesala (ayah), Daesumandi (ibu) lalu Daemaji (anak). Suatu hari mereka bertiga pergi ke suatu pulau, Daesala sedih kehilangan perahunya karena lupa menambatkannya saat tiba disuatu pulau. Daemaji pun bingung bagaimana bisa pulang kerumah kalau tidak ada perahunya?. Daesumandi pun ketakutan lalu mereka berdoa kepada Tuhan supaya bisa pulang. Doa mereka terkabulkan yaitu tiba2 datanglah ikan payol yg besar menghampiri mereka. Mereka bertiga naik kepunggung ikan payol itu supaya bisa lekas pulang kerumah. Tapi ikan payol itu malah mengajak mereka bertiga keliling2 mengarungi lautan selama 7 hari. Ikan payol itu berbicara kepada mereka bahwa mereka akan diberi sebuah kampung yg masih kosong dan disuruh menamakannya kampung Payol. Mereka bertiga bingung apa yg harus dilakukan dikampung yg masih kosong itu.
Lalu tak sengaja Daesala mencium bau asap dan segera mencari tahu apakah masih ada orang dipulau yg kelihatan kosong itu?. Saat mencari tiba2 Daesala bertemu seorang kakek dirimbunan pohon jagung yg ternyata penduduk Taijo yg sudah lama mendiami pulau itu. Daesala memperkenalkan istri & anaknya ke kampung Taijo lalu mereka senang. Penduduk Taijo menerima keluarga Daesala dgn memberikan kebun buat penghidupan mareka. Daesala menyampaikan pesan ikan payol itu supaya kampung itu dinamakan kampung Payol dan penduduk Taijo menyetujuinya. Keluarga Daesala disana hidup berkecukupan, tapi sang istri yaitu Daesumandi meminta pulang karena rindu kampung halamannya. Saat Daesala pergi disebuah gunung tinggi, dia melihat kampung halamannya yaitu kampung Dondo. Daesala bersama istri & anaknya segera berpamitan kepada penduduk Taijo yg sangat baik menerima mereka.
Penduduk Taijo pun merelakan kepergian keluarga Daesala, tapi Daesala berpesan kepada penduduk Taijo bahwa ia akan mengajak saudara, teman atau tetangganya supaya mau tinggal di kampung Payol biar tambah ramai & bisa hidup dengan berkecukupan karena banyak tanah kosong disana yg bisa dibuat perkebunan. Daesala pun menepati janjinya dan semakin hari semakin banyak yg tinggal di kampung Payol dan akhirnya kampung Payol menjadi ramai penduduk. Daesala pun berpesan pada keturunan2nya supaya jangan memakan atau menyentuh ikan Payol yg sudah menolong hidupnya.
Sulawesi Tenggara
Dahulu kala di negeri Sorume (sekarang bernama Kolaka) dilanda malapetaka yg sangat dahsyat. Seekor burung garuda raksasa tiba2 mengacaukan negeri itu dan ternak2 hewan pun habis dimakannya. Penduduk Kolaka ketakutan kala mau keluar rumah karena burung Garuda raksasa itu akan membunuh mereka. Suatu hari di negeri Solumba (Belandete) ada seorang pemuda yg sakti & cerdik bernama Larumbalangi. Ia mempunyai pedang pusaka dan sarung pedangnya bisa dibuat terbang, lalu penduduk Kolaka meminta bantuan kepada Larumbalangi. Larumbalangi menyuruh penduduk Kolaka mengumpulkan bambu2 yg sudah tua & diruncingkan semua bambu itu. Setelah itu Larumbalangi meminta dicarikan seorang ksatria pemberani yg nantinya akan dipagari bambu2 yg runcing itu. Lalu penduduk Kolaka mengadakan sayembara mencari ksatria yg diberi hadiah yaitu kalau budak nanti akan dijadikan bangsawan, kalau dia bangsawan maka nanti akan dijadikan pemimpin.
Sayembara itu diikuti banyak peserta & mereka mati2an menunjukkan kehebatan dan kesaktian mereka. tak lama kemudian sayembara itu dimenangkan oleh seorang budak yg tinggal di negeri Loeya yaitu Tasahea. Tasahea dibawa ke Padang Bande sebagai umpan dari burung Garuda raksasa dan Tasahea dilindungi bambu2 yg sudah dipenuhi racun. Tak lama kemudian terlihatlah burung Garuda raksasa itu yg sudah kelaparan dan melihat Tasahea sendirian lalu ingin memangsanya. Saat burung Garuda raksasa itu hendak memangsa Tasahea, tubuh dan sayap burung Garuda raksasa itu tertusuk bambu2 yg runcing yg sudah dipenuhi dgn racun2. Tasahea pun segera menusuk burung itu dgn bambunya. Tewasnya burung Garuda raksasa itu disambut dengan pesta oleh penduduk Kolaka, tapi tiba2 bangkai burung Garuda raksasa itu menjadi wabah penyakit dan keluarlah banyak ulat dimana-mana sehingga banyak penduduk Kolaka yg meninggal dunia.
Penduduk Kolaka kembali meminta pertolongan ke Larumbalangi, lalu Larumbalangi berdoa dan tiba2 langit berubah menjadi gelap dan turunlah hujan selama 7 hari. Akhirnya bangkai burung Garuda raksasa dan ulat2 itu hanyut akibat hujan yg deras itu dan semua itu terbawa ke aliran air yg deras menuju sungai yg dinamakan sungai Lamekongga. Gunung tempat jatuhnya burung Garuda raksasa itu dinamakan Gunung Mekongga. Tasahea pun diangkat menjadi bangsawan dinegeri Kolaka dan Larumbalangi diangkat menjadi pemimpin di negeri Kolaka yg memiliki 7 wilayah pemerintahan yg sekarang dinamakan Tonomotu'o.
Sulawesi Selatan
Berawal dari kisah sebuah keluarga yg hidup di puncak Gunung Bawakaraeng, di keluarga itu terdapat 4 anak yg dibilang pemalas & tak menuruti nasehat2 orang tuanya. Suatu hari saat orang tuanya pulang ke rumah dari sawah dengan basah kuyub karena keringat, sang ayah marah saat melihat anak2nya kerjanya main2 saja dan tak bisa membantu orang tuanya, lalu diambilnya sepotong kayu. Sang ibu berusaha menghadang suaminya, tapi suaminya tetap mau memukul anak2nya. Melihat ayahnya seperti itu ke 4 anaknya pada berlarian semua dan melihat anak2nya berlarian sang ayah jadi menyesal lalu mengejar mereka semua dengan maksud memberikan nasehat kepada anak2nya karena ayah dan ibunya selalu menyayangi mereka semua. Si bungsu lari ketakutan sambil menangis hingga berada diwilayah Wajo yg disana ada telaga yg deras airnya yg sekarang dinamai Danau Tempe. Si Bungsu berlari sampai ke pantai Teluk Bone dan menceburkan diri hingga menjadi seekor lumba2.
Sang ayah pun akhirnya ikut menceburkan diri dan menjadi lumba2. Jejak kaki si bungsu dengan cucuran air mata akhirnya membentuk 2 sungai yg dinamakan Sungai Sanrego & Cenrana. Si sulung pun yg lari ketakutan sambil menangis juga berlar kearah timur dikampung Sinjai dan jejak langkah & tangisannya membentuk sungai yg dinamakan Sungai Tangka. Sedangkan 2 anaknya lagi berlarian sambil menangis sampai ke pantai selat Makassar. Jejak kaki dan tangisannya membentuk sungai yg dinamakan sungai Jenneberang. Sang ibu yg menunggu suami & anak2nya yg tak pulang2 itu sangat sedih dan sang ibu tak bisa menemukan suami dan anak2nya hingga sang ibu ikutan mencebur diri di Teluk Bone. Jejak kaki dan tangisan sang ibu akhirnya membentuk sungai yg bernama Sungai Apareng. Tak lama kemudian sang ibu pun ikut menjelma menjadi seekor lumba2 bersama suami dan anak2nya.
Maluku
Dikisahkan seorang nenek yg tinggal di kabupaten Lingga, mempunyai 2 cucu angkat setelah mereka ditinggalkan orang tuanya karena tewas saat bernelayan dilaut. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sang nenek bekerja dihutan dan juga mencari ikan dilaut. Memang hasilnya kurang cukup tapi tetangga2 nenek itu berbaik hati memberikan bantuan ke sang nenek & cucu2nya. Saat air laut surut, sang nenek mengajak kedua cucunya memancing kepiting. Sang nenek memasang umpannya sehingga cucunya berhasil mendapatkan kepiting yg besar lalu mereka membawanya pulang supaya direbus dulu baru dimakan. Sang nenek berpesan sama kedua cucunya supaya disisakan capit kepiting buat neneknya. Kedua cucunya kenyang sekali, lalu si bungsu keluar main2 bersama teman2nya. Saat pulang kerumah si bungsu kelaparan dan minta capit kepitingnya lalu si sulung menasehatinya supaya memperhatikan neneknya.
Akhirnya karena kasihan si sulung memperbolehkan si bungsu makan capit kepiting itu. Saat sang nenek datang dengan perut yg lapar maka si sulung meinta maaf kepada nenek kalau capit kepitingnya dimakan si bungsu. Mendengar itu sang nenek lalu kecewa berat karena cucu2nya tak memperhatikan jerih payah sang nenek. Lalu sang nenek lari dan menangis menuju bukit yg disana ada batu besar berbentuk seperti daun. Nenek meminta kepada batu itu sampai 3 kali untuk menelannya karena sudah tak ada gunanya lagi untuk hidup. Kedua cucunya menangis sambil mencari sang nenek lalu mereka memohon supaya batu itu mengeluarkan sang nenek dan akan berjanji supaya memperhatikan sang nenek. Kedua cucunya pun hanya punya kain nenek yg tertinggal di batu besar itu.
Sampai-sampai kedua cucunya juga memohon kepada batu berbentuk daun itu supaya memakan mereka juga dan bisa kembali bersama-sama dengan sang nenek. Tapi sang batu tak mau memakan mereka meskipun sudah memohon berkali-kali dan kedua cucunya pun sampai tertidur dekat batu berbentuk daun itu hingga esok harinya kedua cucunya ditemukan sama tetangganya. Kedua cucu itu menceritakan kejadian ke tetangga2nya dan kedua cucu nenek itu akhirnya tumbuh besar menjadi orang yg baik dan berbudi luhur atas pelajaran yang didapatkannya itu.
Papua Barat
Dahulu kala di Wekaburi yg sekarang menjadi Desa Werabur, terdapat sungau yang airnya sangat jernih dan air itu menjadi air minum didesa itu. Saat mengadakan upacara adat didesa itu para penduduk mengundang suku2 Kandami, Wettebossy, Sakarnawari & Torembi. Di acara itu nampak seorang nenek ditemani cucunya yg bernama Isosi yg juga ditemani oleh seekor anjing. Saat mereka berpesta, tak sengaja ada seorang penari menginjak ekor anjing nenek itu hingga kesakitan. Melihat itu sang nenek marah2 dan menurut adat didesa itu kalau ada yg menyakiti anjing maka nanti akan datang petir yg besar & hujan deras. Lalu si nenek membawa anjingnya masuk kedalam dan mengajak cucunya untuk keluar dari desa itu dengan memakai obor saat pesta masih berlangsung. Nenek membawa Isosi & anjingnya menuju gunung Ainusmuwasa lalu disana tak sengaja bertemu kekasihnya Isosi yaitu Asya. Tak lama kemudian cuaca mulai gelap, petir menyambar-nyambar dan hujan sangat deras sekali. Warga Wekaburi yg lagi berpesta awalnya menghiraukan tapi akhirnya kalang kabut saat banjir pun segera datang.
Namun sayangnya semua tak dapat dielakkan karena banjir telah menghanyutkan mereka semua hingga tak ada yang hidup. Warga yg terbawa arus dikatakan menjelma menjadi katak atau buaya, sedangkan akibat banjir tersebut sungai Wekaburi berubah menjadi telaga. Sang nenek pun berkata kepada semua orang didesa Wekaburi supaya menuruti hukum yg sudah ditetapkan tapi mereka cuek saja. Isosi pun akhirnya menikah dengan Asya dan direstui juga sama neneknya. Lalu setelah menikah mereka membangun rumah besar yg bernama Aniobiaroi, tapi mereka dikaruniai banyak anak sehingga Asya sebagai sang ayah kelabakan dibuatnya maka Asya mendapatkan ide untuk memperlebar rumahnya supaya nanti tidak terlalu sempit buat anak2nya nanti. Rumah Aniobiaroi diperlebar lagi dan dinamakan juga Manupapami. Saat anak2nya sudah besar, Asya kebingungan lagi karena Anak dan menantunya tinggal dirumahnya beserta cucu2nya hingga rumahnya tidak muat lagi buat mereka. Lalu Asya menambahkan lagi yg tadinya Manupapami ditambah lagi dgn rumah Aniobiaroi maka jadinya rumah Yobari.
Semakin banyak anaknya semakin diperlebar juga rumahnya dan namanya pun berubah juga. Karena menjadi semakin banyak maka terbentuklah penduduk di Werabur yg artinya kampung diatas air. Konon katanya keturunan Asya dan Isosi yang keluar dari rumah Manupapami tersebut menjadi suku Wettebosi, sedangkan keturunan mereka berdua yg keluar dari rumah Yobari menjadi suku Wekaburi.
Papua
Dikisahkan di hulu Sungai Sitres, Merauke tinggalah seorang anak yatim piatu karena orang tuanya terbunuh saat warga lain menyerang kampungnya. Anak itu hidup susah dan malah dituduh mencuri sama seseorang sehingga dia melarikan diri ke hutan2. Anak itu sembunyi di pohon beringin saat warga mencarinya dan penduduk pun bingung mencarinya setelah itu penduduk pindah mencari ke tempat lain. Akhirnya anak itu lega lolos dari kejaran penduduk, lalu anak itu memikirkan2 terus bagaimana supaya penduduk tak mencarinya terus-menerus. Saat hendak turun dari pohon tiba2 ada Roh penunggu yg memanggilnya. Awalnya saat ditanya, anak itu ketakutan tapi lama kelamaan anak itu mau menceritakan kejadian sebenarnya ke Roh penunggu itu dan roh penunggu itu merasa kasihan hingga mereka berteman. Lalu anak itu berpikir dgn cerdas dan dia membuat topeng yg menyeramkan. Topeng itu dibuat dalam waktu 5 hari dan setelah itu anak itu menakut-nakuti penduduk yang telah mengejarnya waktu itu.
Penduduk yg sebagian wanita banyak yg ketakutan dan kesempatan bagi anak itu mengambil sagu2 buat makannya nanti. Anak itu berhasil membikin jera penduduk yg telah menganiaya dia hingga sagu2 mereka pun pada habis semua. Lalu penduduk itu mencari cara untuk menjebak setan yg bertopeng itu dgn mengumpulkan pengintai2 dan para pemuda2 yg pemberani dan kuat dgn menggunakan siasat. Anak itu kembali melanjutkan aksinya saat dia mengambil sagu2 dgn membuka topengnya akhirnya para penduduk tahu siapa dalang ini semua. Saat anak itu mau kembali ke tempat persembunyiannya sambil membawa sagu tiba2 penduduk yg sudah mengintainya mengepung dan mengejar anak itu hingga membuat anak itu kaget dan bingung karena dia tidak tahu juga kalau penduduk sudah mengintainya. Akhirnya anak itu tertangkap basa oleh penduduk dan digiring ke perkampungannya untuk diadili secara adat. Sebelum memasuki perkampungan penduduk tiba2 anak itu menghilang secara gaib. Para penduduk pun terheran-heran dan agak ketakutan karena bagaimana bisa anak itu tiba2 menghilang.
Tapi lama-kelamaan penduduk sudah terbiasa dan penduduk merasa sudah aman akan menghilangnya anak itu. Penduduk pun tahu kalau mereka melintasi hutan tiba2 diganggu oleh roh anak itu maka penduduk sudah menyiapkan topeng yg mirip dgn topeng anak itu saat menakut-nakuti penduduk sehingga roh anak itu tak akan berani mengganggu penduduk yg mau melintasi areanya yg ada dihutan. Topeng anak itu pun akhirnya menjadi acara ritual oleh masyarakat setempat yg disebut mamar atau bunmar pokbui. Kini topeng itu sering dipakai oleh suku asmat untuk memperingati roh keluarga mereka yg telah meninggal dunia. Malah dijaman sekarang makin beragam topengnya dgn berbagai macam bentuk & variasi sehingga kelihatan bagus. Bahkan kayu2nya pun beraneka ragam mulai dari kulit kayu fum (genemo hutan) sampai belahan2 rotan.
Aceh
Zaman Dahulu kala di Aceh Selatan hiduplah sepasang naga yang sakti dan saat kedua naga tersebut menyeberangi lautan tiba2 mereka melihat ada kapal yg tenggelam terkena ombak dan saat itu ada 3 manusia di perahu itu tapi yg diselamatkan seorang putri yg masih kecil. Mereka berdua tinggal di Batu Hitam, Tapaktuan Aceh dan sepasang naga itu sangat menyayangi putri yg berbentuk manusia itu dan menjaganya hingga besar. Sepasang naga itu menamainya Putri Bungsu yg tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar. Saat sudah beranjak dewasa Putri Bungsu sadar bahwa dia bukan keturunan seekor naga.
Putri Bungsu mencari cara untuk melarikan diri yaitu saat sepasang naga itu tertidur pulas, dan kebetulan ada kapal yg lagi bersandar lalu Putri Bungsu cepat2 masuk ke dalam kapal itu. Saat bangun, sepasang naga itu terkejut dengan hilangnya Putri Bungsu lalu Sepasang naga segera mengejar kapal itu. Sementara itu Di Gua Kalam ada seorang pertapa bernama Tuan Tapa yg terbangun setelah mempunyai firasat buruk pada dunia ini. Lalu Tuan Tapa itu keluar dari Gua dan segera menghadang kedua naga itu. Mereka akhirnya bertarung dan adu kesaktian.
Tuan Tapa mengeluarkan tongkat saktinya yg bisa menangkis kekuatan sepasang naga itu. Lalu Tuan Tapa memukul naga jantan dengan tongkatnya hingga terjerembab ke tanah hingga mengeluarkan banyak darah hingga sampai sekarang tanah tersebut dinamakan Tanah Merah (Batu Mirah). Sedagkan naga betina yg berusaha lari dari serangan Tuan Tapa malah menabrak pulau hingga mati dan pulau itu dinamakan Pulau Dua. Lalu Putri Bungsu tak lama kemudian hatinya gembira ria setelah mengetahui orang tuanya ternyata masih hidup saat perahu mereka tenggelam dan Putri Bungsu akhirnya hidup bahagia bersama keluarganya. Setelah mengalahkan kedua naga tersebut, Tapak Tuan kembali menghilang dan sisa2 pertempurannya sampai sekarang masih ada peninggalannya yaitu sebuah tapak kaki yg besar dari Tuan Tapa yg sakti itu.
Sumatera Utara
Dahulu kala hiduplah 2 anak laki-laki yang sakti di daerah Silahan, Lintong ni huta di Tapanuli dan mereka
kakak-adik. Sang kakak bernama Sang Maima lalu si adik bernama Datu Dalu. Mereka berdua diajarkan ayahnya silat dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tak lama kemudian orang tua mereka tewas akibat terkaman harimau. Setelah dikubur ada benda pusaka yaitu tombak milik ayah mereka yg harus diberikan ke anak yg sulung karena aturan dari adatnya. Sehingga Sang Maima menyimpan baik2 benda pusaka itu. Suatu hari benda pusaka itu dipinjam oleh adiknya yaitu Datu Dalu untuk berburu di hutan.
Saat berburu tak disangka mata tombak itu masih melekat ditubuh babi hutan tapi bisa melarikan diri. Datu Dalu akhirnya dimarahi habis2an sama abangnya yaitu Sang Maima. Saat melakukan pencarian, Datu Dalu bertemu dgn seorang putri cantik yg tak lain adalah jelmaan babi hutan tadi sehingga mata tombak itu bisa ditemukan. Lalu Datu Dalu mengobati putri itu yg tadinya terkena tombak pusakanya. Akhirnya Datu Dalu bisa mengembalikan tombak itu ke abangnya yaitu Sang Maima. Sang Maima bersuka cita lalu membuat pesta tanpa mengundang adiknya yaitu Datu Dalu. Datu Dalu pun membuat acara sendiri dengan mendatangkan wanita yg dihiasi seperti burung Engra.
Sang Maima tertarik dengan wanita burung engra itu sehingga meminjamnya dari Datu Dalu untuk acara pestanya. Datu Dalu ingin membalaskan dendamnya ke abangnya dengan mengatur siasat supaya wanita burung engra itu kabur dan abangnya harus mencarinya. Besoknya Sang Maima kelabakan karena wanita burung engra itu kabur dan tak lama kemudian Sang Maima meminta maaf kepada adiknya dan akan mengganti rugi dengan uang. Datu Dalu tidak terima dan meminta abangnya untuk mencari wanita burung engra itu sampai dapat. Mendengar itu Sang Maima marah karena merasa dikerjai dan akhirnya mereka berdua bertengkar hebat.
Mereka berdua berkelahi dengan kesaktian2nya. Sang Maima mengambil lesung lalu dilemparkannya ke Datu Dalu yg akhirnya berhasil menghindar dan jatuh ketanah hingga terciptalah danau Si Losung. Datu Dalu pun membalas dengan melempar piring ke Sang Maima yg juga berhasil menghindar hingga piring itu jatuh dan terciptalah danau Si Pinggan. Pertengkaran itu akhirnya bisa dilerai oleh istri mereka masing2 dan selanjutnya mereka berjanji tak mau bertemu selama-lamanya. Bertahun-tahun tak bertemu akhirnya Datu Dalu yg sudah tua mendengar kabar kalau abangnya yaitu Sang Maima telah meninggal dunia yg letaknya di Lumban Gurning, Porsea. Datu Dalu sangat2 sedih dan menangis kencang karena cuma Sang Maima satu2nya saudara kandungnya. Lalu Datu Dalu berpesan kepada anak2nya supaya kalau nanti meninggal dunia, kuburannya harus bersebelahan dengan abangnya yaitu Sang Maima.
Sumatera Barat
Pada suatu hari hiduplah keluarga yang hidupnya memprihatinkan dengan mempunyai seorang anak bernama Malin Kundang. Sang ayah pun dengan nekat berlayar jauh supaya bisa mendapatkan banyak uang tapi akhirnya tak ada kabarnya dan seperti sudah meninggal dunia. Setelah dewasa, Malin Kundang mencoba mencari nafkah buat ibunya dengan berlayar jauh. Sang ibu awalnya keberatan tapi dia tak bisa mencegah keinginan kuat anaknya. Saat berlayar Malin Kundang berhasil lolos dari maut setelah Bajak Laut membantai habis awak kapal dan saat itu Malin Kundang telah bersembunyi di ruang kecil yg ada di kapal.
Malin Kundang tersesat di tengah laut yg akhirnya terdampar di pulau yg tanahnya subur dan dia berhasil menggunakan kegigihannya menjadi orang kaya raya di negeri itu dan berhasil mempersunting gadis yg paling cantik dipulau itu. Malin Kundang beserta semua anak buahnya berlayar di kampung halamannya dan sesampainya disana ada seorang ibu yg sudah tua datang menghampirinya. Ibu itu adalah ibu kandungnya sendiri yg tiap hari berdoa menunggu pulangnya Malin Kundang. Sang ibu awalnya suka cita melihat kesuksesan anaknya, tapi sayang Malin Kundang mencampakkan ibunya dan mengatakan tidak kenal pada ibunya sendiri. Karena merasa gengsi kepada istrinya, maka Malin Kundang pun segera pergi meninggalkan kampung halamannya itu.
Perlakuan anaknya itu membuat ibunya sakit hati dan menangis dengan perasaan yg terdalam. Sang ibu pun kecewa berat atas kedurhakaan anaknya dan berdoa kepada Tuhan untuk menghukum anaknya itu. Saat hendak pergi tiba2 cuaca menjadi buruk dan langit pun gelap. Angin pun kencang sekali dan tak lama kemudian ombak besar datang dengan menghancurkan kapal yg besar milik Malin Kundang. Semua orang ketakutan dan seluruh anak buah beserta istrinya tewas dibawa ombak. Malin Kundang satu2nya yg selamat dan dia menangis kencang serta meminta maaf kepada ibunya tapi sayang, datanglah petir menyambar lalu Malin Kundang tiba2 berubah menjadi batu yg letaknya di Pantai Air Manis, Padang.
Riau
Zaman dahulu didusun sungai Hilir tinggalah seorang janda bernama Mak Minah bersama 3 anaknya (1putri 2putra). Mak Minah ibu yg sangat sayang kepada anak2nya karena semua kebutuhan anak2nya selalu disiapkan setiap hari tanpa ada kekurangan apapun sehingga anak2nya nakal & manja. Mak Minah yang sudah tua itu bahkan sering dimarah-marahi anak2nya kalau ada kesalahannya dan itu membuat Mak Minah sedih & menangis atas kelakuan anak2nya kepadanya. Setiap hari Mak Minah berdoa supaya anak2nya disadarkan. Esok harinya setelah menyiapkan makanan anak2nya, Mak Minah pergi ke tepi sungai & tidak sengaja bertemu batu yg bisa berbicara dan dinamakan Batu Batangkup.
Mak Minah memohon supaya batu itu menelannya karena tak ingin hidup lagi & sedih akan kelakuan anak2nya. Lalu Batu itu menelan Mak Minah dan tersisa sehelai rambut panjang yg jatuh ditanah. Sore harinya anak2nya mencari ibunya dan ingin memarahinya. Lama ditunggu tak kunjung datang, lalu anak2nya mencari ibunya kemana-mana ga ketemu2. Tak sengaja mereka menemukan sehalai rambut ibunya yg ternyata ditelan batu itu. Anak2nya memohon & menangis ke batu itu supaya mengeluarkan ibunya lagi. Batu itu mengatakan ke anak2 Mak Minah supaya menyesali perbuatannya. Lalu anak2nya pun berkata akan menyayangi ibunya itu lalu tak lama kemudian Batu Batangkup mengeluarkan Mak Minah. Tapi itu tak bertahan lama dan anak2 itu kembali nakal. Mak Minah kembali sedih dan ditelan Batu itu lagi. Anak2nya kembali merengek-rengek tapi Batu Batangkup mengatakan tak ada gunanya lagi lalu anak2 itu juga ditelan oleh Batu Batangkup atas kebohongan mereka.
Sumatera Selatan
Dijaman Raja Bhumi Sriwijaya ada satu putrinya yg cantik dan menjadi incaran para lelaki, putri itu bernama Siti Fatimah.Lalu pada suatu hari ada seorang pangeran dari Cina yg bernama Tam Bun An yg sedang berlayar menuju kerajaan Sriwijaya. Pangeran itu ternyata mendengar ada gadis cantik dan segera ingin melamarnya dan gadis itu adalah Siti Fatimah. Pangeran itu mendatangkan barongsai dan pertunjukkan yg menarik ke kerajaan Sriwijaya. Siti Fatimah akhirnya jatuh cinta ke pangeran itu dan bertekad mengikrarkan hubungannya itu tapi ada bangsawan dari Cina juga yg iri dan memberikan kabar buruk ke Raja Sriwijaya.
Raja Bhumi Sriwijaya itu meminta persyaratan yaitu meminta 9 guci berisi emas untuk meminang putrinya. Pangeran Tam Bun An membawa 9 guci berisi emas batangan semua. Tapi pangeran itu mengatakan ke anak buahnya untuk menutupi 9 guci tersebut dengan sayur2an busuk supaya bisa mengelabuhi para perompak/bajak laut dari Somalia. Saat tiba di kerajaan Sriwijaya, pangeran itu memberikan 9 guci yg berisi emas itu tapi sayangnya sayur2an yg busuk itu belum dibuang. Saat pertama kali melihat, Raja begitu marah kepada pangeran Tam Bun An karena dikira melecehkannya dgn memberikan sayur2an busuk. Saat mengangkat guci2 itu tiba2 jatuh ke sungai. Lalu saat jatuh kesungai terlihatlah banyaknya emas batangan. Melihat itu Pangeran Tam Bun An teringat dan menyesali perbuatannya yg telah mendurhakai orang tuanya di Cina. Sebenarnya sang Raja sudah menyetujui semuanya tapi Pangeran itu nekat bunuh diri dengan mencebur ke sungai Musi. Melihat itu sang putri yaitu Siti Fatimah juga ikutan mencebur diri hingga munculah pulau kecil yg ada di sungai Musi yg dinamakan Pulo Kemaro.
Lampung
Seorang pemuda bernama Pagar Bumi diasingkan oleh Rajanya setelah diramal kesaktiannya akan membahayakan rajanya. Ditempat lain Pagar Bumi bertemu dengan Ratu yg sakti dan Ratu itu memberikan mantra ke lidah Pagar Bumi karena dia tidur terlelap dan bisa dibangunkan dengan ramuan sang Ratu. Saat ingin menyebrangi selat sunda, Pagar Bumi tak sengaja merubah seekor kijang menjadi batu dengan ucapannya. Karena ucapannya yg sakti Pagar Bumi dijuliki Si Pahit Lidah. Kesaktiannya itu terdengar kemana-mana hingga ke kerajaan Maghribi. Kerajaan itu ditinggal rajanya yg sudah meninggal & mempunyai 3 anak yg bernama Dewi Santi, Gunawan : Bhakti & Suci. Tahta Raja diberikan oleh saudara sang Raja yg terkenal kejam. Kedua Gunawan itu secara tak sengaja bertemu dengan Si Pahit Lidah & berubah menjadi batu. Mendengar itu Dewi Santi mencari cara untuk menolong adik2nya.
Perjalanan Dewi Santi diiringi oleh seekor burung & dia dipesankan ayahnya lewat mimpi supaya membawa kotak kayu yg berisi abu ajaib. Dewi Santi menyumbat telinganya supaya tidak terdengar panggilan Si Pahit Lidah. Lalu Dewi pergi ke bukit pesagi untuk membebaskan adiknya2 yg menjadi batu & membebaskan juga kutukan itu dengan abu ajaib. Melihat kejadian itu Si Pahit Lidah merasa malu & menyingkir. Saat berkelana Si Pahit Lidah tinggal di danau Ranau dan berusaha membendung banyaknya air dengan bebatuan. Si Pahit Lidah dibenci banyak orang & suatu hari ada pesta perkawinan Si Pahit Lidah mengubah semua orang menjadi batu karena tidak mendengar ucapannya hingga tempat itu dinamakan Batu Raja. Si Pahit Lidah mengembara kemana-mana dan tak sengaja bertemu dengan Raja dari Kerajaan Tanjung Menang yg bernama Nurullah atau Si Empat Mata.
Ternyata Si Empat Mata adalah saudaranya Si Pahit Lidah dan mereka gembira setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun. Tak lama kemudian Si Pahit Lidah menikah dengan gadis cantik bernama Dayang Merindu & mempunyai seorang anak. Tapi saat bertugas membendung air, Si Pahit Lidah sedih karena anaknya meninggal dunia karena sakit. Di kemudian hari, Si Pahit Lidah ingin menguasai kerajaan itu dan akhirnya dia bertengkar dengan saudaranya sendiri yaitu Si Empat Mata. Si Empat Mata mempunyai kesaktian yg bisa mengecoh lawannya dengan mata2nya. Si Pahit Lidah terkecoh dengan kesaktian saudaranya dan dia terkena serangan tandanan2 enau hingga akhirnya tewas. Si Empat Mata merasa sedih dengan membunuh saudaranya dan dia ingin membuktikan kesaktian adiknya apakah lidahnya benar2 pahit?. Setelah menjilat lidahnya akhirnya Si Empat Mata tak lama kemudian tewas karena lidahnya Si Pahit Lidah memang sakti dan beracun.
Jakarta
Dahulu kala ada seorang Raja yg baik yg kerajaannya diantara Jakarta dan Bogor. Sang Raja mempunyai 3 pangeran : Jaya, Suta dan Gerindra. Sang Raja memberi ujian kepada ke 3 anaknya dan salah satu yg lolos akan menggantikannya kelak. Suatu hari ke 3 pangeran sedang mandi disungai yg sejuk, lalu saat sehabis mandi, Jaya masih menggunakan pakaiannya yg sudah kumal dan diprotes ke 2 adiknya. Namun dalam perjalanan ke 3 Pangeran itu menemukan sebuah pancuran. Suta dan Gerindra senang dan girang sekali hingga ke 2 pangeran itu terjun ke pancuran itu dan meminum airnya.
Tiba-tiba setelah meminumnya ke 2 pangeran itu terkapar dan meninggal dunia. Pangeran Jaya tak tega melihat adik2nya mati maka ia berniat ikut mati juga. Lalu tak disangka terdengar suara yg mengatakan bahwa tidak boleh meminum air pancuran itu tanpa seijin pemiliknya. Suara itu datang dari seorang kakek yg sudah tua. Kakek itu memberi penawaran ke Jaya jikalau mau adik2nya hidup kembali maka dia harus mengorbankan nyawanya. Lalu Pangeran Jaya segera menyanggupinya.
Pangeran Jaya meminum air itu dan tak lama kemudian adik2nya terbangun. Pangeran Jaya yg sudah pasrah mengorbankan nyawanya tiba2 heran kenapa kok masih hidup?. Lalu Kakek itu berkata ke Pangeran Jaya bahwa Pengorbanan, Kesabaran & Ketabahannya telah membuktikan bahwa Pangeran Jaya pantas menjadi pengganti ayahnya sebagai Raja. Kakek itu lalu menghilang dan memberikan tongkat sakti. Ke 2 adiknya tak bisa mengangkat tongkat itu namun justru Pangeran Jaya yg bisa mengangkatnya. Nama Pancuran sekarang menjadi nama jalan di Jakarta Selatan yaitu Pancoran.
Jawa Barat
Pada jaman dulu ada putri kerajaan di kawasan Sunda yg bernama Dayang Sumbi yg mempunyai seorang anak bernama Sangkuriang. Saat beranjak dewasa, Sangkuriang yg suka berburu itu ditemani seekor anjing bernama Tumang yg tak lain adalah ayahnya yg titisan dari Dewa. Saat berburu, Sangkuriang menyuruh Tumang untuk menangkap babi hutan, tapi Tumang tidak mau karena Babi Hutan itu adalah mertuanya yg titisan dewa juga. Sangkuriang marah melihat Tumang yg tidak menuruti perintahnya lalu dia memanah Tumang hingga tewas. Setelah itu Sangkuriang pulang ke rumah dan menceritakan kekesalannya ke ibunya. Bukannya dibela ibunya, Sangkuriang malah dimarah-marahi dan kepalanya dipukul pakai sendok nasi.
Dayang Sumbi tak menceritakan ke Sangkuriang bahwa Tumang itu ayahnya. Lalu Sangkuriang kabur dari rumah dengan kepala yg berdarah-darah dan berjanji tak akan kembali lagi ke rumahnya. Sebenarnya Dayang Sumbi menyesal dan berharap bisa bertemu kembali dengan anaknya. Setelah bertahun-tahun bertapa dan mempunyai kesaktian, Sangkuriang yg sudah besar itu berniat balik ke kampung halamannya. Ketika balik, Sangkuriang bertemu dengan gadis cantik yg tak lain adalah ibunya sendiri dan tak dikenalinya. Dayang Sumbi pun tertarik dengan ketampanan dan kegagahan pemuda itu yg tak tahu bahwa itu anaknya sendiri. Mereka berdua sudah jatuh cinta dan akan segera menikah tapi pada suatu hari saat berburu, Dayang Sumbi terkejut saat melihat kepala Sangkuriang ada bekas luka karena selama ini sering pakai ikat kepala.
Dayang Sumbi menjelaskan bahwa dia adalah anaknya, tapi Sangkuriang tak percaya karena mengira ibunya mungkin wajahnya sudah berkeriput dan menyangka bahwa usia Dayang Sumbi masih dibawah umurnya. Lalu Dayang Sumbi berupaya menggagalkan rencana pernikahannya dengan memberi persyaratan ke Sangkuriang yaitu membuat sampan yg besar supaya bisa menyeberangi sungai dan harus jadi sebelum fajar. Lalu Sangkuriang menyuruh makhluk2 gaib untuk mengerjakan tugasnya. Melihat tugas Sangkuriang hampir selesai maka Dayang Sumbi memakai akal dengan menumbuk padi dan membuat ayam berkokok. Mendengar kokokan ayam, makhluk2 gaib pun pergi dan mengira matahari telah terbit. Merasa tertipu, Sangkuriang marah besar lalu dia menendang sampan hingga terbalik yg akhirnya menjadi sebuah gunung yg bernama Tangkuban Perahu. Dayang Sumbi ketakutan lalu dia lari dan menceburkan diri kesungai dan tak kembali lagi. Dayang Sumbi disebut2 orang sekarang menjadi Nyi Roro Kidul.
Jawa Tengah
Di desa yg bernama Tarub, tinggalah seorang pemuda yg bernama Joko Tarub. Saat hendak berburu di hutan, tiba2 Joko Tarub tak sengaja mengintip 7 wanita cantik yg sedang mandi disungai yg bersih dan sejuk. Joko Tarub tertarik dengan selendang dari ke 7 wanita itu dan mengambil salah satu dan pergi. Saat kembali ke sungai itu, Joko Tarub melihat ada seorang wanita yg lagi sedih karena kehilangan selendangnya. Lalu wanita itu menceritakannya ke Joko Tarub bahwa dia adalah bidadari yg tak bisa kembali kekahyangan tanpa selendang ajaib itu. Joko Tarub menghibur bidadari itu dengan memberinya pakaian. Bidadari itu bernama Nawang Wulan yg berjanji kalau yg menemukan laki2 akan dijadikan suami, kalau wanita akan dijadikan saudara, tapi tetap saja Joko Tarub menyembunyikan selendang itu supaya Nawang Wulan menjadi isterinya kelak.
Sejak mereka menikah, panen padi terus melimpah ruah karena selendang Nawang Wulan disembunyikan di lumbung padi. Mereka dikarunia seorang putri cantik yg bernama Nawangsih dan menjadi keluarga yg bahagia. Pada suatu ketika Nawang Wulan berpesan kepada Joko Tarub supaya menjaga api tungku di dapur dan tidak boleh membuka tutup periuk. Lalu Joko Tarub yg selama ini penasaran karena nasi selalu penuh sebakul itu membuka tutup periuk dan melihat kedalam periuk cuma ada sebutir padi saja. Nawang Wulan memakai sisa kesaktiannya dengan membuat sebutir nasi menjadi sebakul, tapi Nawang Wulan kaget saat kembali kedapur dilihatnya didalam periuk itu ada sebutir padi. Nawang Wulan sedih karena Joko Tarub tak menuruti perintahnya dan kesaktiannya sudah hilang hingga harus menumbuk padi yg banyak supaya bisa mendapatkan nasi yg banyak juga.
Kesaktian Nawang Wulan sudah habis lalu lumbung padi itu semakin hari semakin habis padinya dan tak sengaja Nawang Wulan menemukan selendangnya yg sakti itu dan selama ini disembunyikan oleh Joko Tarub. Nawang Wulan yg sebenarnya sudah kecewa berat dengan Joko Tarub tidak marah atas kejadian itu, tapi Nawang Wulan meminta syarat supaya diperbolehkan kembali kekahyangan dan berpesan ke Joko Tarub untuk menjaga putrinya. Joko Tarub benar2 sangat menyesal dan sedih karena ditinggal Nawang Wulan. Saat Nawangsih beranjak dewasa, dia dinikahkan dengan anaknya Brawijaya yaitu Bondan Kejawan (Lembu Peteng) yg juga menjadi pemuka di Kerajaan Majapahit.
Yogyakarta
Alkisah di desa Dadapan ada keluarga kecil yg awalnya hidup damai dan rukun tiba2 mendapatkan musibah yaitu sang bunda meninggal dunia karena terserang penyakit. Sang putri yg bernama Bawang Putih sangat sedih sekali atas kematian ibunya. Lalu sang ayah menikahi seorang janda yg bernama Mbok Randa supaya bisa meringankan beban Bawang Putih. Awalnya Bawang Putih senang dengan kehadiran Mbok Randa yg bisa mengusir kesepian di keluarganya apalagi ada juga anaknya yg bernama Bawang Merah yg ternyata seumuran dengan Bawang Putih. Tapi sayangnya kebaikan Mbok Randa & Bawang Merah cuman sebentar saja, saat ayah Bawang putih bekerja sifat mereka berdua kelihatan aslinya dan berlaku kasar dan kejam kepada Bawang Putih. Bawang Putih yg sabar itu tak mau melaporkan kejadian itu ke ayahnya, apalagi saat ayahnya meninggal dunia maka semakin tersiksalah Bawang Putih.
Bawang Putih terus dimarah2i dan tiap subuh2 harus bangun untuk menyiapkan sarapan dan pakaian untuk Mbok Randa & Bawang Merah dan kalau terlambat sedikit langsung ditampar wajahnya. Bawang Merah yg kerjanya nyantai selalu merintah Bawang Putih seenaknya sedangkan Bawang Putih istirahat cuma beberapa jam saja. Pada suatu pagi Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci pakaian mereka. Saat mencuci, tak sadar pakaian Bawang Merah terhanyut disungai. Bawang Putih jadi panik lalu mengikuti arus sungai tersebut tapi sayangnya tidak ketemu juga pakaian itu. Karena sudah larut malam Bawang Putih pulang kerumah dengan ketakutan, lalu begitu mereka mengetahuinya langsung Mbok Randa memukul Bawang Putih sampai merah lebam. Esoknya Bawang Putih kembali mencari baju itu hingga bertanya-tanya kepada orang2 yg tinggal dekat sungai itu. Bawang Putih harus menemukan baju itu supaya tidak disiksa lagi sama Mbok Randa & Bawang Merah.
Saat menyusuri sungai tak sengaja Bawang Putih bertemu nenek raksasa yg bernama Nini Buto Ijo. Nenek itu sedang mencuci beras sedangkan Bawang Putih ketakutan melihat sosok nenek itu yg badannya besar. Nenek itu menemukan baju tersebut tapi minta syarat ke Bawang Putih yaitu harus membantu nenek itu memasak. Bawang Putih menginap ke rumah nenek itu dan ikut membantu nenek itu memasak. Melihat itu sang nenek bangga dan memberi hadiah untuk Bawang Putih. Bawang Putih disuruh memilih labu besar atau kecil, dan dipilihnya labu kecil karena Bawang Putih bukanlah orang serakah. Saat pulang ke rumah alangkah terkejutnya Bawang Putih saat membelah labu itu ternyata berisi permata, berlian dan emas. Melihat itu Mbok Randa & Bawang Merah merampas harta itu, lalu Bawang Merah disuruh ibunya pergi ke tempat Nenek Nini Buto Ijo supaya dapat harta yg banyak setelah diceritakan Bawang Putih. Bawang Merah yg juga pura2 membantu nenek itu akhirnya dapat hadiah dengan memilih labu juga, lalu Bawang Merah memilih labu yg besar karena dipikirannya pasti isinya harta yg melimpah. Saat membawa pulang labu itu, Bawang Merah dan Mbok Randa segera membelah labu itu dan tragisnya isinya ternyata ular, kalajengking, laba2 dsb. Mereka berdua pun akhirnya tewas disengat racun dari hewan2 itu. Dengan kematian mereka berdua, membuat Bawang Putih hidup damai dan tenang serta hartanya bisa kembali lagi kepadanya. Lalu Bawang Putih menikah dan hidup bahagia selamanya dengan keluarganya.
Jawa Timur
Dahulu kala ada seorang putri cantik dari daerah Ponorogo yg bernama Dewi Sanggalangit yg memikat banyak pangeran. Banyak pangeran atau raja yg mau meminangnya tapi Dewi Sanggalangit itu belum mau menikah karena tak ada yg cocok dihatinya. Dewi Sanggalangit meminta petunjuk Dewa dan besoknya dia berkata kepada ayahnya kalau calon suaminya itu harus bisa mempertontonkan tarian yg bagus diiringi gamelan diiringi dengan 140 ekor kuda kembar dan menghadirkan binatang berkepala 2. Permohonan Dewi Sanggalangit sangatlah berat hingga banyak pangeran atau raja yg mengundurkan diri dengan sayembara itu. Tapi tak disangka ada 2 pangeran yg bisa menyanggupinya yaitu Raja Singobarong dari Kerajaan Lodaya dan satunya lagi yaitu Raja Kelaswadana dari Bandarangin. Tapi sayangnya kedua raja itu ada aneh2nya yaitu Raja Singobarong yg kepalanya ternyata berwujud harimau sedangkan Raja Kelaswadana menyukai laki2 dan menganggap laki2 sebagai wanita cantik.
Dewi Sanggalangit tetap mengadakan sayembara itu dan Raja Singobrong yg kejam itu berhasrat besar ingin menjadi pemenang bermaksud jahat dengan mengirim mata2 dan merencanakan niat jahat dengan menyerang Raja Kelaswadana saat dalam perjalanan. Raja Kelaswadana berjanji akan menghilangkan kebiasaan buruknya yg suka mencumbui laki2 setelah dia bermimpi bertemu putri cantik dan akan menikah dengannya dan putri itu adalah Dewi Sanggalangit. Namun Raja Kelaswadana diberi tahu oleh patihnya bahwa ada penyusup di kerajaannya yg tak lain adalah anak buah Raja Singobarong. Saat mengetahuinya Raja Kelaswadana marah besar dan berniat akan memberi pelajaran kepada Raja Singobarong atas kelicikannya dalam sayembara itu. Ternyata Penyusup itu berhasil ditemukan dan dibunuh, sementara Raja Kelaswadana yg marah besar itu berencana akan menyerbu kerajaan Lodaya dan akan menangkap Raja Singobarong. Raja Singobarong semakin gusar setelah mendengar penyerbuan itu.
Raja Singobarong mempunyai kebiasaan kalau lagi gelisah biasanya ada burung merak yg mematuki kepalanya sembari memakan kutu2nya. Saat melihat Raja Kelaswadana dan pasukan2nya mengepungnya, Raja Singobarong pun mengeluarkan kesaktiannya. Burung merak yg hinggap dikepalanya tiba2 mengeras dan menjadi satu dengan kepalanya, lalu Raja Singobarong mengeluarkan kerisnya untuk menikam Raja Kelaswadana, tapi Raja Kelaswadana langsung mengeluarkan cambuk saktinya yg bernama Samandiman. Cambuk itu bersuara seperti petir hingga membuat tubuh Raja Singobarong terpental jauh. Setelah itu Raja Singobarong menjadi tak sadarkan diri hingga menjadi orang gila. Lalu Raja Kelaswadana menyanggupi persyaratan Dewi Sanggalangit yg sulit itu dengan mendatangkan binatang berkepala dua yaitu Raja Singobarong dan meraknya. Lalu mereka menikah dengan diiringi kuda lumping sebanyak 140 dan Dewi Sanggalangit tinggal bersama Raja Kelaswadana di kerajaan Wengker.
Madura
Pada jaman dulu ada raja yg bijaksana dari kerajaan Katandur, di keraton Sumenep di abad 15. Raja ygpandai itu berpikir bagaimana cara memudahkan petani dalam membajak sawahnya. Lalu Raja itu menggunakan cara dengan memakai 2 ekor sapi yg dililiti oleh tali dan bambu supaya bisa membajak sawah. Saat melihat rakyatnya sepi tanpa hiburan, lalu Raja Katandur itu berpikir bagaimana caranya membuat permainan yg bisa dinikmati orang banyak?. Lalu timbulah ide cemerlang dari Raja itu yaitu membuat perlombaan dengan menggunakan 2 sapi seperti membajak sawah tapi dibuat seperti pacuan kuda yg harus berlari sekencang-kencanggnya dengan diiringi salah satu orang saja.
Perlombaan itu dinamakan karapan sapi yg diselenggarakan setelah panen padi. Ada ketentuan2 khusus dalam membuat bambu yg akan dipakai ke sapinya supaya bisa ikutan perlombaan Karapan Sapi yg bisa diikuti banyak peserta. Keberhasilan Raja Katandur itu membuat rakyatnya bergairah hingga kota Madura menjadi makmur dengan adanya lomba karapan sapi itu. Hingga sampai sekarang lomba karapan Sapi itu masih diselenggarakan di Madura yg telah menjadi ikon. Karapan Sapi itu bagaikan pesta bagi rakyat Madura dan benar2 sangat berterima kasih kepada Raja Katandur yg sangat cemerlang pemikirannya dan pintar membuat rakyatnya damai dan sejahtera semuanya.
Bali
Pada jaman pemerintahan Raja Erlangga di Daha, Kediri ada suatu desa yg bernama Desa Girah(Gurah) dan didesa itu hiduplah seorang janda yg sakti setengah baya yg dijuluki dukun oleh warga setempat karena penganut aliran hitam yg disebut Durga. Dukun itu sangat sakti dan janda itu bernama Rondo Naten Girah. Saking jahatnya para penduduk menjulukinya Calonarang yg mempunyai puluhan murid semuanya perempuan. Diantara semua muridnya, ada 4 orang yg senior dgn ilmu yg tinggi yaitu Nyi Larung, Nyi Lenda, Nyi Lendi & Nyi Sedaksa. Calonarang mempunyai putri yg bernama Diah Ratnamangali yg disebut sebagai pemicu permusuhan Raja Erlangga dgn Calonarang. Para pemuda disana takut mendekati Diah Ratnamangali yg terkenal cantik tapi memiliki ilmu hitam yg sakti yg dijuluki penduduk disana Leak karena sifatnya jahat. Calonarang marah kala mendengar omongan2 negatif penduduk kepada putrinya Diah Ratnamangali dan Calonarang memohon kepada Batara Durga mengirimkan banyak penyakit ke penduduk hingga mati semua tapi tak sampai kerajaan.
Calonarang mengerahkan seluruh murid2nya supaya diberi kesaktiannya untuk menyebarkan penyakit yg lebih ganas ke penduduk. Setelah murid2 Calonarang berhasil menyebarkan penyakit maka penduduk disana satu-persatu mati akibat wabah penyakit yg ganas. Mendengar berita itu sang Raja Erlangga marah besar dan mengumpulkan prajurit2 terbaiknya untuk menumpas Calonarang beserta murid2nya. Sayangnya Prajurit2 Raja Erlangga banyak yg tewas termasuk patihnya Ki Patih Mandri karena Calonarang jauh lebih sakti dari mereka. Lalu penasehat Raja Erlangga menyarankan untuk memanggil Empu Baradah, karena hanya dia yg mengetahui kesaktian Calonarang. Empu Baradah pun mau membantu Raja Erlangga untuk menumpas Calonarang beserta murid2nya dengan menggunakan taktik dan kesaktiannya. Taktiknya yaitu Empu Baradah menyuruh anaknya yaitu Empu Bahula untuk menikahi putri Calonarang yaitu Dian Ratnamangali supaya bisa mencuri kitab yg berisi rahasia kesaktian Calonarang. Setelah menikahi putri Calonarang, Empu Bahula berhasil mengambil kitab berisi rahasia kesaktian Calonarang dan diberikan ke ayahnya yaitu Empu Baradah.
Empu Baradah dgn keyakinan kuat mendatangi padepokan Calonarang dan awalnya menyuruh Calonarang bertobat tapi Calonarang malah menantangnya beradu kesaktian. Empu Baradah yg sudah mengetahui kelemahan Calonarang dgn mudahnya mengalahkannya beserta murid2nya. Mengetahui ibunya terbunuh Diah Ratnamangali melarikian diri ke Bali dengan kutukan ilmu hitamnya yg sekarang disebut sebagai Leak.
Kisah Leak ini tak terlalu terkenal di Kediri tapi di Bali kisah ini begitu sangat dikenal oleh masyarakat Bali dan itu terbukti dengan persamaan nama kota jika didengar kisah Leak di Bali yaitu Desa Daha menjadi Doho, Girah menjadi Gurah, Jenggala menjadi Jenggolo.
Nusa Tenggara Barat
Perlombaan itu dinamakan karapan sapi yg diselenggarakan setelah panen padi. Ada ketentuan2 khusus dalam membuat bambu yg akan dipakai ke sapinya supaya bisa ikutan perlombaan Karapan Sapi yg bisa diikuti banyak peserta. Keberhasilan Raja Katandur itu membuat rakyatnya bergairah hingga kota Madura menjadi makmur dengan adanya lomba karapan sapi itu. Hingga sampai sekarang lomba karapan Sapi itu masih diselenggarakan di Madura yg telah menjadi ikon. Karapan Sapi itu bagaikan pesta bagi rakyat Madura dan benar2 sangat berterima kasih kepada Raja Katandur yg sangat cemerlang pemikirannya dan pintar membuat rakyatnya damai dan sejahtera semuanya.
Bali
Pada jaman pemerintahan Raja Erlangga di Daha, Kediri ada suatu desa yg bernama Desa Girah(Gurah) dan didesa itu hiduplah seorang janda yg sakti setengah baya yg dijuluki dukun oleh warga setempat karena penganut aliran hitam yg disebut Durga. Dukun itu sangat sakti dan janda itu bernama Rondo Naten Girah. Saking jahatnya para penduduk menjulukinya Calonarang yg mempunyai puluhan murid semuanya perempuan. Diantara semua muridnya, ada 4 orang yg senior dgn ilmu yg tinggi yaitu Nyi Larung, Nyi Lenda, Nyi Lendi & Nyi Sedaksa. Calonarang mempunyai putri yg bernama Diah Ratnamangali yg disebut sebagai pemicu permusuhan Raja Erlangga dgn Calonarang. Para pemuda disana takut mendekati Diah Ratnamangali yg terkenal cantik tapi memiliki ilmu hitam yg sakti yg dijuluki penduduk disana Leak karena sifatnya jahat. Calonarang marah kala mendengar omongan2 negatif penduduk kepada putrinya Diah Ratnamangali dan Calonarang memohon kepada Batara Durga mengirimkan banyak penyakit ke penduduk hingga mati semua tapi tak sampai kerajaan.
Calonarang mengerahkan seluruh murid2nya supaya diberi kesaktiannya untuk menyebarkan penyakit yg lebih ganas ke penduduk. Setelah murid2 Calonarang berhasil menyebarkan penyakit maka penduduk disana satu-persatu mati akibat wabah penyakit yg ganas. Mendengar berita itu sang Raja Erlangga marah besar dan mengumpulkan prajurit2 terbaiknya untuk menumpas Calonarang beserta murid2nya. Sayangnya Prajurit2 Raja Erlangga banyak yg tewas termasuk patihnya Ki Patih Mandri karena Calonarang jauh lebih sakti dari mereka. Lalu penasehat Raja Erlangga menyarankan untuk memanggil Empu Baradah, karena hanya dia yg mengetahui kesaktian Calonarang. Empu Baradah pun mau membantu Raja Erlangga untuk menumpas Calonarang beserta murid2nya dengan menggunakan taktik dan kesaktiannya. Taktiknya yaitu Empu Baradah menyuruh anaknya yaitu Empu Bahula untuk menikahi putri Calonarang yaitu Dian Ratnamangali supaya bisa mencuri kitab yg berisi rahasia kesaktian Calonarang. Setelah menikahi putri Calonarang, Empu Bahula berhasil mengambil kitab berisi rahasia kesaktian Calonarang dan diberikan ke ayahnya yaitu Empu Baradah.
Empu Baradah dgn keyakinan kuat mendatangi padepokan Calonarang dan awalnya menyuruh Calonarang bertobat tapi Calonarang malah menantangnya beradu kesaktian. Empu Baradah yg sudah mengetahui kelemahan Calonarang dgn mudahnya mengalahkannya beserta murid2nya. Mengetahui ibunya terbunuh Diah Ratnamangali melarikian diri ke Bali dengan kutukan ilmu hitamnya yg sekarang disebut sebagai Leak.
Kisah Leak ini tak terlalu terkenal di Kediri tapi di Bali kisah ini begitu sangat dikenal oleh masyarakat Bali dan itu terbukti dengan persamaan nama kota jika didengar kisah Leak di Bali yaitu Desa Daha menjadi Doho, Girah menjadi Gurah, Jenggala menjadi Jenggolo.
Nusa Tenggara Barat
Dikisahkan di pantai selatan Lombok berdiri kerajaan bernama Tunjung Bitu yg dipimpin Raja Tonjang Beru dgn permaisurinya Dewi Seranting yg mempunyai putri bernama Putri Mandalika. Rakyatnya begitu senang dgn kepemimpinan sang raja dan juga bangga putrinya sangat cantik dan pintar hingga banyak pangeran dari berbagai negara mau memperistri Putri Mandalika yg terlihat anggun dan mempesona. Karena Putri Mandalika orangnya ramah dan mempertimbangkan semua tawaran dari pangeran2 yg datang mau melamarnya. Karena semua pangeran pada cemburu maka para pangeran itu berkumpul mengadakan peperangan untuk bisa menikahi Putri Mandalika. Kabar itu sampai ke sang raja dan Putri Mandalika meminta kepada ayahnya kalau Putri Mandalika akan menyelesaikan itu semua dengan damai tanpa ada peperangan. Setelah berpikir panjang maka Putri Mandalika pun berniat mengorbankan nyawanya demi menghentikan pertempuran karena Putri Mandalika merasa bersalah dgn membuat pangeran2 itu saling cemburu dan berkelahi. Saat mau melakukan niatnya Putri Mandalika bersemedi dulu, setelah itu Putri Mandalika mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak.
Semua pangeran berkumpul ke Pantai Seger Kuta untuk mengetahui pilihan Putri Mandalika dan ribuan penduduk juga ikut menyaksikannya. Seluruh pangeran terkagum-kagum akan kecantikan Putri Mandalika yg terlihat cantik & anggun dengan memakai kain sutra. Semua pangeran berkumpul dan jantungnya berdebar-debar saat menunggu Putri Mandalika menentukan pilihannya dengan memilih salah satu pangeran yg ada. Lalu Putri Mandalika beerbicara kepada semua orang dan Putri Mandalika mengungkapkan isi hatinya yg paling dalam kalau dia tak memilih siapapu pangeran yg ada dan malah berniat bunuh diri. Putri Mandalika mengatakan bahwa dia ditakdirkan menjadi Nyale. Nyale adalah binatang2 laut yg kelihatan indah yg muncul ke permukaan laut di tanggal dan bulan yang sama. Peperangan pun akhirnya tak terjadi dan berakhir damai. Mendengar omongan dari Putri Mandalika, sang raja dan ratu merasa kaget dengan keputusan putrinya itu. Pasukan2 sang raja hendak menghadang niat putri tapi Putri Mandalika melompat duluan ke laut dan terbawa arus laut hingga tak bisa kembali lagi dan dinyatakan tewas. Banyak pangeran2 yg mencarinya kedalam laut dan sang raja dan ratu hidupnya kacau balau karena ditinggal Putri Mandalika.
Setelah Putri Mandalika menceburkan diri ke dalam laut dan tak keluar lagi tapi malah muncul cacing2 berwarna indah dengan perpaduan hitam, coklat, kuning dan hijau dan benar2 bukan seperti cacing biasa, lalu penduduk setempat mengatakan bahwa cacing2 yg indah itu jelmaan Putri Mandalika. Apa yang dipesankan Putri Mandalika itu benar semua karena dia akan menjadi Nyale saat menceburkan diri ke laut. Lalu Putri Mandalika mengatakan kalau penduduk setempat akan beramai-ramai mengambil binatang2 yg indah itu untuk dinikmati sebagai tanda cinta kasih Putri Mandalika yg telah mengorbankan nyawanya demi menghentikan peperangan.
Nusa Tenggara Timur
Di sebuah kampung Flores hiduplah seorang ibu dgn anaknya bernama Raja. Raja anak yg manja dan keras kepala karena keinginannya harus selalu dituruti, apalagi sang ibu sabar dan sayang kepada Raja. Suatu hari Raja melihat ibunya memintal benang dan dia minta dibuatkan sarung. Sang ibu tiap hari menenun benang untuk membuat sarung tapi membutuhkan waktu yg cukup lama untuk membuat sarung itu. Raja yg tidak bisa sabar itu selalu menagih-nagih ibunya supaya sarungnya cepat selesai. Sang ibu dibentak-bentak Raja karena dinilai tidak menepati janjinya. Suatu ketika saat Raja sedang tidur tiba2 dia bermimpi bertemu dengan seorang kakek yg sakti yg menasehatinya untuk menghormati ibunya dan Raja pun menyadari kesalahannya dengan membentak-bentak ibunya dan menuduh ibunya juga. Kakek itu memberikan pesan ke Raja berjanji tidak bentak2 ibunya lagi dan untuk menghapus kesalahannya maka Raja disuruh kakek itu datang ke gua arah matahari terbit sebelum ayam berkokok yg ke 3 kalinya. Esoknya Raja pun menyanggupi permintaan seorang kakek yg tiba2 muncul di mimpinya itu dengan memakai baju putih yg sempat membuat Raja ketakutan awalnya.
Lalu Raja pun akhirnya bertemu kakek yg ada di mimpinya dan menunggunya sambil duduk di lempengan batu besar. Kakek itu memberi Raja biji kapas dan tempurung kelapa supaya ditanam di kebun milik ibunya. Setelah itu Kakek itu menghilang dan berubah wujud menjadi ular dan Raja menanam biji kapas itu lalu dalam waktu seminggu kapas2 itu berkembang dan bisa membuat ibunya menenun kain yg membuat ibunya senang sekali. Raja pun akhirnya meminta maaf atas kelakuannya selama ini kepada ibunya dan setelah itu Raja berubah jadi pria penurut yg ramah serta pengertian. Suatu hari saat Raja mencari kambingnya yg hilang dengan menyusuri hutan2 lalu akhirnya bertemu lagi dengan gua yg pernah dimasukinya. Raja rindu dan ingin masuk ke gua itu lagi lalu tiba2 terdengarlah suara gadis2 cantik yg ternyata lagi mandi didalam gua tersebut.
Raja pun tertarik pada salah satu gadis dan ingin memperistrinya lalu diam2 Raja menyembunyikan pakaian gadis itu ke dalam lubang pohon dan dia bersembunyi. Gadis itu dijuluki si bungsu yg akhirnya kebingungan mencari pakaiannya lalu Raja menghampiri gadis itu karena kasihan melihat si Bungsu menangis. Tak lama kemudian Raja memberikan pakaian itu kepada si Bungsu dan mereka menceritakan kalau mereka semua adalah putri jelmaan ular.
Raja pun teringat akan kakek itu yg berubah menjadi ular dan gadis2 mengatakan itu kakeknya juga. Saat bertemu lagi dengan kakek itu Raja senang sekali dan kakek itu berterima kasih kepada Raja yg telah menemukan pakaian si Bungsu. Raja memohon permintaan kepada kakek itu untuk memperistri si Bungsu, lalu kakek itu menyetujuinya tapi dengan syarat untuk dibuatkan rumah peristirahatan buat mereka berdua yg kelak akan hidup bersama. Raja pun akhirnya menikahi si Bungsu dan tinggal dirumahnya yg baru itu. Tiba2 ada salah satu warga yg mengintip rumah Raja dan kaget melihat Raja yg tidur bersema seekor ular. Orang itu melaporkan ke semua warga dan orang2 diwarga itu berbondong-bondong ingin membakar rumah Raja. Saat Raja dan si Bungsu tidur rumahnya sudah terbakar dan mereka berdua tewas akibat api yg besar membakar rumahnya dan tak sempat menyelamatkan diri. Mendengar kematian itu sang kakek marah lalu meminta pertolongan kepada kepiting raksasa. Lalu kepiting raksasa itu membuat gempa dahsyat dengan dibantu ular2 yg akhirnya membuat kampung itu porak-poranda hingga banyak warga yg tewas atas kejadian itu. Tiba2 munculah gundukan dari tanah yg makin lama semakin tinggi hingga membentuk sebuah gunung. Penduduk disana pun akhirnya menamakan gunung itu gunung Ile Mauraja
Kalimantan Barat
Alkisah dikawasan Singkawang hiduplah janda tua dgn putrinya yg cantik jelita bernama Darmi dimana mereka tinggal di sebuah gubug yg terletak diujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal dunia mereka hidup susah dan ibunya terpaksa jadi buruh upahan diladang orang. Darmi anak yg manja & pemalas serta tak mau membantu ibunya yg sudah bersusah payah mencari uang. Sang ibu setiap hari menyuruh Darmi untuk bekerja diladang bersama-sama tapi Darmi tidak mau karena takut kotor tubuhnya dan pakaiannya karena ingin tetap kelihatan cantik. Sang ibu sedih & kadang marah ke Darmi yg suka meminta-minta uang tapi tidak mau bekerja. Tapi kesabaran sang ibu benar-benar kuat meskipun Darmi bertingkah kurang ajar.
Saat Darmi meminta ibunya suruh belikan alat2 kecantikan, sang ibu tidak tahu permintaan Darmi. Lalu sang ibu ingin mengajak Darmi ke pasar untuk beli alat2 kecantikan tapi awalnya Darmi menolak. Lalu karena Darmi butuh akhirnya dia mau ditemani oleh ibunya. Tapi Darmi minta syarat yaitu ibunya berjalan dibelakangnya supaya tidak malu. Saat Darmi dan ibunya pergi ke pasar tak sengaja Darmi disapa oleh teman2nya dan saat ditanya siapa orang yg dibelakangnya, lalu Darmi bilang itu adalah pembantunya. Mendengar perkataan Darmi itu sang ibu lari sambil menangis kencang karena sudah tak tahan dengan perkataan Darmi.
Lalu sang ibu berdoa kepada Tuhan agar menghukum perbuatan anaknya itu. Tak lama kemudian tiba2 langit berubah menjadi gelap dan hujan lebat datang dengan petir2 yg menyambar. Mendengar itu semua orang ketakutan dan secara perlahan-lahan ada sesuatu yg terjadi pada Darmi. Tiba2 tubuh Darmi berubah menjadi batu secara perlahan-lahan dan Darmi menangis kencang dengan meminta maaf kepadanya ibunya tapi apa daya hukuman itu sudah terlanjur didapatkannya dan tak bisa dielakkan lagi. Sang ibu melihat Darmi menangis kencang saat kepalanya mau menjadi batu. Batu itu disebut Batu Menangis yg sampai sekarang masih ada dan dijaga oleh masyarakat sana.
Kalimantan Tengah
Jaman Dahulu kala hiduplah sepasang suami-istri di Barito Utara yg hidup bahagia meskipun hidupnya pas2an. Mereka tiap malam berdoa kepada Tuhan supaya lekas dikaruniai anak dan sang istri sampai bermimpi ada lelaki tua yg menyuruhnya bertapa supaya dikaruniai anak. Esoknya sang istri mengajak suaminya untuk bertapa dihutan yg letaknya jauh dari rumahnya. Mereka berdua bertapa & bersabar sampai ke 99 harinya lalu esoknya di 100 harinya sang lelaki tua yg ada di mimpi itu datang dan menghentikan bertapanya karena mereka sudah menyelesaikan tantangannya. Selesai bertapa tak disangka sang istri dinyatakan hamil & mereka senang sekali lalu sang istri melahirkan anak laki2 bernama Kumbang Banaung.
Kumbang Banaung tumbuh dewasa menjadi anak yg nakal & tak mau menuruti nasehat orang tuanya. Saat ayahnya sakit, Kumbang Banaung diberikan piring Melawen supaya hidupnya terlindungi, lalu tak sengaja saat tersesat tiba2 Kumbang Banaung melihat upacara adat yg diselenggarakan oleh kepala Desa Sangu. Saat melihat acara itu Kumbang Banaung tertarik pada sosok gadis yg menari-nari yg bernama Intan. Lalu Kumbang Banaung mendatangi Intan dan menyatakan cintanya, hati Intan bimbang karena sebenarnya dia suka Kumbang Banaung yg tampan wajahnya tapi disisi lain orang tuanya menjodohkannya dgn duda Juragan Rotan. Kumbang Banaung menceritakan keorang tuanya bahwa dia akan melamar Intan tapi tidak disetujui karena sadar bahwa kita orang miskin.
Kumbang Banaung nekat dan ingin kawin lari dgn Intan hingga pada suatu malam hari Kumbang Banaung mengajak Intan untuk kabur dari rumahnya, tapi sayang saat mereka hendak melarikan diri, mereka ketahuan warga setempat yg suka berjaga-jaga dikampung itu. Sontak warga setempat mengejar Kumbang Banaung & Intan hingga sampai ke sungai. Kumbang Banaung awalnya bingung bagaimana caranya bisa melewati sungai yg lebar itu dan dalam, lalu akhirnya dia ingat bahwa ayahnya pernah memberikan barang pusaka yaitu piring Malawen. Piring itu membesar dan Kumbang Banaung bersama Intan berhasil melewat sungai itu sambil mengejek-ejek warga. Namun setelah menyebrangi sungai tiba2 langit menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar tiba2 piring tersebut terjungkal hingga sungai itu membentuk sebuah danau. Danau itu dinamakan Danau Malawen, lalu Kumbang Banaung & Intan saat itu juga dikutuk menjadi 2 ekor buaya putih.
Kalimantan Timur
Dahulu kala di kota Muara Kaman hiduplah seorang putri yg cantik jelita bernama Putri Aji Bedarah Putih. Nama itu diambil ketika Sang Putri memakan sirih dan menelan air sepahnya, maka tampaklah air sirih yg berwarna merah itu mengalir ke kerongkongannya. Kabar tentang kecantikan Putri Aji sampai terdengar ke seorang Raja yg ada di Cina. Lalu datanglah Raja dari cina itu untuk menikahi Putri Aji dan Putri Aji yg juga pintar itu sedang menguji kepribadian Raja Cina itu dgn mengundangnya makan malam di rumahnya. Sayangnya saat makan malam, Raja dari Cina tersebut tidak punya etika yaitu memakan pakai tangan & menyesap kuahnya seperti binatang. Putri Aji melihat itu akhirnya menolak pinangan Raja dari Cina itu.
Sang Raja dari Cina begitu marah besar saat dia ditolak pinangannya ke Putri Aji, lalu dengan seluruh kekuatanya Raja dari Cina itu menyuruh seluruh anak buahnya menyerbu kerajaan Putri Aji. Tak lama kemudian perang pun terjadi Raja dari Cina itu menggempur habis2an kerajaan Putri Aji. Putri Aji sadar bahwa dia bakalan kalah dalam pertempuran karena pasukan2nya Raja dari Cina itu sangat banyak. Putri Aji akhirnya menggunakan kesaktiannya dengan mengubah sepah2nya menjadi lipan2 untuk menyerang seluruh pasukan Raja dari Cina tersebut. Sepah sirih Putri Aji berubah menjadi beribu-ribu lipan yg menyerang ratusan tentara dari Cina tersebut. Akhirnya Putri Aji berhasil memenangkan perang padahal pasukannya sedikit.
Lipan2 itu masih tetap menghabisi Raja dari Cina beserta pasukan2nya walaupun sudah melarikan diri dari Muara Kaman. Akhirnya Lipan2 itu menghilang secara gaib dan Sejak itu Putri Aji tiba2 menghilang, dan juga sumur Putri Aji yg bernama Sumur Air Berani yaitu sumber kekuatan kerajaan Putri Aji tiba2 menghilang. Lalu Jung yaitu kapal besar milik Raja dari Cina itu tenggelam dan lautnya jadi mendangkal menjadi daratan yang cukup luas yang sampai sekarang dinamakan Danau Lipan.
Kalimantan Selatan
Konon dijaman dulu di Barito Kuala berdiri sebuah kerajaan bernama Kuin. Kerajaan itu sering dikunjungi para pedagang dari berbagai negeri dan kerajaan itu mempunyai patih yg gagah perkasa bernama Datu Punjung. Suatu hari ada kapal dari Cina mendarat ke Barito Kuala dgn maksud yg tidak baik. Para penduduk sudah curiga dgn kedatangan kapal mereka dgn diam2 dan pada malam harinya tiba2 kapal dari Cina itu mengeluarkan pasukan2nya yg banyak dilengkapi dgn senjata yg hendak menguasai daerah Barito. Datu Punjung adalah patih yg pemberani dan menantang seluruh pasukan dari Cina itu untuk berperang. Saat pasukan2 dari Cina itu hendak menyerbu Datu Punjung tiba2 dgn gerak cepat Datu Punjung sudah berada didekat Kepala pasukan dari Cina tersebut dan mengancam mereka dengan mengeluarkan pedang yg sudah berada dileher kepala pasukan itu.
Sebenarnya Datu Punjung bisa menyingkirkan mereka tapi malah memberikan tawaran kepada kepala pasukan tersebut. Tawaran tersebut adalah Disuruh tarik pohon Ulin & disuruh penggal pohon Ulin dengan senjata mereka menjadi 2 bagian, kalo itu terwujud tanah Barito menjadi milik mereka tapi kalo kalah mereka harus pergi. Lalu Datu Punjung mengambil pohon Ulin sebesar drum yg panjangnya kurang lebih 9 depa. Kepala pasukan dari Cina itu menyanggupinya dan menganggap remeh tawaran Datu Punjung. Lalu kepala pasukan segera menarik pohon Ulin dan ternyata tidak bisa, dengan pikiran yg stres para pasukannya segera membantunya tapi sia2. Pohon Ulin itu malah tak bergerak sedikit pun, lalu para pasukannya menebas pohon Ulin itu dgn senjata2 mereka dan hasilnya juga sia2 karena susah ditebang.
Datu Punjung hanya tersenyum melihat tingkah mereka semua dan Datu Punjung memberikan satu potongan pohon Ulin yg membuat mereka terheran-heran & akhirnya lari ketakuan. Lalu mereka melarikan diri dengan kapalnya sambil mengancam Datu Punjung dan Datu Punjung mengejar mereka dgn potongan pohon Ulin. Akhirnya Datu Punjung berhasil mengejar kapal mereka dan naik keatas kapal itu dengan amarah yg besar. Datu Punjung melubangi kapal itu dengan pisaunya hingga kapal dari Cina itu tenggelam dan Datu Punjung segera menyelamatkan diri tapi semua yg ada dikapal ikut tenggelam semua. Tenggelamnya kapal itu membuat endapan lumpur yg menimbun kapal dari Cina itu sehingga membentuk suatu pulau yg diberi nama pulau Kambang.
Sulawesi Utara
Alkisah di Pulau Kabaruan hiduplah pemuda tampan bernama Lawongo yg pandai memainkan seruling & suka berburu di hutan. Banyak gadis2 yg terpikat Lawongo yg juga hebat bermain seruling tapi Lawongo tidak tertarik pada semua gadis2 itu. Tapi saat Lawongo memainkan seeruling didesa Damau, tak sengaja dia terpikat dengan seorang gadis cantik diantara kerumunan orang2 yg melihat aksinya. Saat pertunjukan selesai Lawongo menghampiri gadis itu dan merayunya dengan pantun2 lalu tak lama kemudian mereka berdua menikah. Setelah menikah Lawongo menetap didesa Damau & penduduk sana senang dengan kedatangan Lawongo yang telah membantu penduduk desa itu dari binatang2 pengganggu seperti babi hutan.
Para gadis didesa sana masih suka menggoda Lawongo tapi tak ditanggapi semua. Suatu malam hari Lawongo bermimpi berburu babi hutan yg besar sekali lalu dimimpi itu Lawongo menikam babi itu berkali-kali hingga tewas. Tak sadar juga Lawongo terbangun dari mimpinya & tidur bersama istrinya.
Esoknya saat hendak membelah buah pohon kelapa tiba2 terlihat darah di pisaunya. Lawongo terus berpikir kenapa ada darah dipisaunya? tak lama kemudian saat pulang kerumah warga mengerumini istrinya yg tewas dan Lawongo sedih & menangis kencang karena tak sadar menikam istrinya saat bermimpi berburu babi hutan. Lawongo berkata kepada warga disana supaya disediakan 2 peti mati karena Lawongo hendak bunuh diri. Warga disana mencegah perbuatan Lawongo tapi Lawongo tetap bersikukuh dan berkata kepada mereka akan menghibur warga disana dengan serulingnya walaupun sudah berada di kuburan.
Warga mengubur Lawongo hidup2 bersama istrinya yg sudah meninggal dunia, dan Lawongo berpesan ke warga kalau suara serulingnya nanti menghilang, berarti tubuh Lawongo sudah tak ada dikuburan dan warga disuruh ke pantai yg akan melihat benda aneh muncul dari laut datang dari kaki langit dan benda itu adalah penjelmaan Lawongo. Warga sempat tidak percaya pada pesan Lawongo, saat hari pertama masih terdengar suara seruling Lawongo lalu dihari ke 7 suara seruling itu sudah menghilang. Teringat pesan Lawongo, para warga mendatangi pantai yg akhirnya mucul benda yg menyerupai gunung dari permukaan laut. Benda itu makin lama makin menuju kearah pantai. Tiba2 benda itu berhenti ditengah2 & benda itu ternyata pulau karang yg sekarang dinamakan pulo Nopambalu yg artinya benda aneh. Warga disana akhirnya percaya kepada pesan2 Lawongo yg menjelma menjadi benda yg dinamakan pulo Nopambalu.
Semua pangeran berkumpul ke Pantai Seger Kuta untuk mengetahui pilihan Putri Mandalika dan ribuan penduduk juga ikut menyaksikannya. Seluruh pangeran terkagum-kagum akan kecantikan Putri Mandalika yg terlihat cantik & anggun dengan memakai kain sutra. Semua pangeran berkumpul dan jantungnya berdebar-debar saat menunggu Putri Mandalika menentukan pilihannya dengan memilih salah satu pangeran yg ada. Lalu Putri Mandalika beerbicara kepada semua orang dan Putri Mandalika mengungkapkan isi hatinya yg paling dalam kalau dia tak memilih siapapu pangeran yg ada dan malah berniat bunuh diri. Putri Mandalika mengatakan bahwa dia ditakdirkan menjadi Nyale. Nyale adalah binatang2 laut yg kelihatan indah yg muncul ke permukaan laut di tanggal dan bulan yang sama. Peperangan pun akhirnya tak terjadi dan berakhir damai. Mendengar omongan dari Putri Mandalika, sang raja dan ratu merasa kaget dengan keputusan putrinya itu. Pasukan2 sang raja hendak menghadang niat putri tapi Putri Mandalika melompat duluan ke laut dan terbawa arus laut hingga tak bisa kembali lagi dan dinyatakan tewas. Banyak pangeran2 yg mencarinya kedalam laut dan sang raja dan ratu hidupnya kacau balau karena ditinggal Putri Mandalika.
Setelah Putri Mandalika menceburkan diri ke dalam laut dan tak keluar lagi tapi malah muncul cacing2 berwarna indah dengan perpaduan hitam, coklat, kuning dan hijau dan benar2 bukan seperti cacing biasa, lalu penduduk setempat mengatakan bahwa cacing2 yg indah itu jelmaan Putri Mandalika. Apa yang dipesankan Putri Mandalika itu benar semua karena dia akan menjadi Nyale saat menceburkan diri ke laut. Lalu Putri Mandalika mengatakan kalau penduduk setempat akan beramai-ramai mengambil binatang2 yg indah itu untuk dinikmati sebagai tanda cinta kasih Putri Mandalika yg telah mengorbankan nyawanya demi menghentikan peperangan.
Nusa Tenggara Timur
Di sebuah kampung Flores hiduplah seorang ibu dgn anaknya bernama Raja. Raja anak yg manja dan keras kepala karena keinginannya harus selalu dituruti, apalagi sang ibu sabar dan sayang kepada Raja. Suatu hari Raja melihat ibunya memintal benang dan dia minta dibuatkan sarung. Sang ibu tiap hari menenun benang untuk membuat sarung tapi membutuhkan waktu yg cukup lama untuk membuat sarung itu. Raja yg tidak bisa sabar itu selalu menagih-nagih ibunya supaya sarungnya cepat selesai. Sang ibu dibentak-bentak Raja karena dinilai tidak menepati janjinya. Suatu ketika saat Raja sedang tidur tiba2 dia bermimpi bertemu dengan seorang kakek yg sakti yg menasehatinya untuk menghormati ibunya dan Raja pun menyadari kesalahannya dengan membentak-bentak ibunya dan menuduh ibunya juga. Kakek itu memberikan pesan ke Raja berjanji tidak bentak2 ibunya lagi dan untuk menghapus kesalahannya maka Raja disuruh kakek itu datang ke gua arah matahari terbit sebelum ayam berkokok yg ke 3 kalinya. Esoknya Raja pun menyanggupi permintaan seorang kakek yg tiba2 muncul di mimpinya itu dengan memakai baju putih yg sempat membuat Raja ketakutan awalnya.
Lalu Raja pun akhirnya bertemu kakek yg ada di mimpinya dan menunggunya sambil duduk di lempengan batu besar. Kakek itu memberi Raja biji kapas dan tempurung kelapa supaya ditanam di kebun milik ibunya. Setelah itu Kakek itu menghilang dan berubah wujud menjadi ular dan Raja menanam biji kapas itu lalu dalam waktu seminggu kapas2 itu berkembang dan bisa membuat ibunya menenun kain yg membuat ibunya senang sekali. Raja pun akhirnya meminta maaf atas kelakuannya selama ini kepada ibunya dan setelah itu Raja berubah jadi pria penurut yg ramah serta pengertian. Suatu hari saat Raja mencari kambingnya yg hilang dengan menyusuri hutan2 lalu akhirnya bertemu lagi dengan gua yg pernah dimasukinya. Raja rindu dan ingin masuk ke gua itu lagi lalu tiba2 terdengarlah suara gadis2 cantik yg ternyata lagi mandi didalam gua tersebut.
Raja pun tertarik pada salah satu gadis dan ingin memperistrinya lalu diam2 Raja menyembunyikan pakaian gadis itu ke dalam lubang pohon dan dia bersembunyi. Gadis itu dijuluki si bungsu yg akhirnya kebingungan mencari pakaiannya lalu Raja menghampiri gadis itu karena kasihan melihat si Bungsu menangis. Tak lama kemudian Raja memberikan pakaian itu kepada si Bungsu dan mereka menceritakan kalau mereka semua adalah putri jelmaan ular.
Raja pun teringat akan kakek itu yg berubah menjadi ular dan gadis2 mengatakan itu kakeknya juga. Saat bertemu lagi dengan kakek itu Raja senang sekali dan kakek itu berterima kasih kepada Raja yg telah menemukan pakaian si Bungsu. Raja memohon permintaan kepada kakek itu untuk memperistri si Bungsu, lalu kakek itu menyetujuinya tapi dengan syarat untuk dibuatkan rumah peristirahatan buat mereka berdua yg kelak akan hidup bersama. Raja pun akhirnya menikahi si Bungsu dan tinggal dirumahnya yg baru itu. Tiba2 ada salah satu warga yg mengintip rumah Raja dan kaget melihat Raja yg tidur bersema seekor ular. Orang itu melaporkan ke semua warga dan orang2 diwarga itu berbondong-bondong ingin membakar rumah Raja. Saat Raja dan si Bungsu tidur rumahnya sudah terbakar dan mereka berdua tewas akibat api yg besar membakar rumahnya dan tak sempat menyelamatkan diri. Mendengar kematian itu sang kakek marah lalu meminta pertolongan kepada kepiting raksasa. Lalu kepiting raksasa itu membuat gempa dahsyat dengan dibantu ular2 yg akhirnya membuat kampung itu porak-poranda hingga banyak warga yg tewas atas kejadian itu. Tiba2 munculah gundukan dari tanah yg makin lama semakin tinggi hingga membentuk sebuah gunung. Penduduk disana pun akhirnya menamakan gunung itu gunung Ile Mauraja
Kalimantan Barat
Alkisah dikawasan Singkawang hiduplah janda tua dgn putrinya yg cantik jelita bernama Darmi dimana mereka tinggal di sebuah gubug yg terletak diujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal dunia mereka hidup susah dan ibunya terpaksa jadi buruh upahan diladang orang. Darmi anak yg manja & pemalas serta tak mau membantu ibunya yg sudah bersusah payah mencari uang. Sang ibu setiap hari menyuruh Darmi untuk bekerja diladang bersama-sama tapi Darmi tidak mau karena takut kotor tubuhnya dan pakaiannya karena ingin tetap kelihatan cantik. Sang ibu sedih & kadang marah ke Darmi yg suka meminta-minta uang tapi tidak mau bekerja. Tapi kesabaran sang ibu benar-benar kuat meskipun Darmi bertingkah kurang ajar.
Saat Darmi meminta ibunya suruh belikan alat2 kecantikan, sang ibu tidak tahu permintaan Darmi. Lalu sang ibu ingin mengajak Darmi ke pasar untuk beli alat2 kecantikan tapi awalnya Darmi menolak. Lalu karena Darmi butuh akhirnya dia mau ditemani oleh ibunya. Tapi Darmi minta syarat yaitu ibunya berjalan dibelakangnya supaya tidak malu. Saat Darmi dan ibunya pergi ke pasar tak sengaja Darmi disapa oleh teman2nya dan saat ditanya siapa orang yg dibelakangnya, lalu Darmi bilang itu adalah pembantunya. Mendengar perkataan Darmi itu sang ibu lari sambil menangis kencang karena sudah tak tahan dengan perkataan Darmi.
Lalu sang ibu berdoa kepada Tuhan agar menghukum perbuatan anaknya itu. Tak lama kemudian tiba2 langit berubah menjadi gelap dan hujan lebat datang dengan petir2 yg menyambar. Mendengar itu semua orang ketakutan dan secara perlahan-lahan ada sesuatu yg terjadi pada Darmi. Tiba2 tubuh Darmi berubah menjadi batu secara perlahan-lahan dan Darmi menangis kencang dengan meminta maaf kepadanya ibunya tapi apa daya hukuman itu sudah terlanjur didapatkannya dan tak bisa dielakkan lagi. Sang ibu melihat Darmi menangis kencang saat kepalanya mau menjadi batu. Batu itu disebut Batu Menangis yg sampai sekarang masih ada dan dijaga oleh masyarakat sana.
Kalimantan Tengah
Jaman Dahulu kala hiduplah sepasang suami-istri di Barito Utara yg hidup bahagia meskipun hidupnya pas2an. Mereka tiap malam berdoa kepada Tuhan supaya lekas dikaruniai anak dan sang istri sampai bermimpi ada lelaki tua yg menyuruhnya bertapa supaya dikaruniai anak. Esoknya sang istri mengajak suaminya untuk bertapa dihutan yg letaknya jauh dari rumahnya. Mereka berdua bertapa & bersabar sampai ke 99 harinya lalu esoknya di 100 harinya sang lelaki tua yg ada di mimpi itu datang dan menghentikan bertapanya karena mereka sudah menyelesaikan tantangannya. Selesai bertapa tak disangka sang istri dinyatakan hamil & mereka senang sekali lalu sang istri melahirkan anak laki2 bernama Kumbang Banaung.
Kumbang Banaung tumbuh dewasa menjadi anak yg nakal & tak mau menuruti nasehat orang tuanya. Saat ayahnya sakit, Kumbang Banaung diberikan piring Melawen supaya hidupnya terlindungi, lalu tak sengaja saat tersesat tiba2 Kumbang Banaung melihat upacara adat yg diselenggarakan oleh kepala Desa Sangu. Saat melihat acara itu Kumbang Banaung tertarik pada sosok gadis yg menari-nari yg bernama Intan. Lalu Kumbang Banaung mendatangi Intan dan menyatakan cintanya, hati Intan bimbang karena sebenarnya dia suka Kumbang Banaung yg tampan wajahnya tapi disisi lain orang tuanya menjodohkannya dgn duda Juragan Rotan. Kumbang Banaung menceritakan keorang tuanya bahwa dia akan melamar Intan tapi tidak disetujui karena sadar bahwa kita orang miskin.
Kumbang Banaung nekat dan ingin kawin lari dgn Intan hingga pada suatu malam hari Kumbang Banaung mengajak Intan untuk kabur dari rumahnya, tapi sayang saat mereka hendak melarikan diri, mereka ketahuan warga setempat yg suka berjaga-jaga dikampung itu. Sontak warga setempat mengejar Kumbang Banaung & Intan hingga sampai ke sungai. Kumbang Banaung awalnya bingung bagaimana caranya bisa melewati sungai yg lebar itu dan dalam, lalu akhirnya dia ingat bahwa ayahnya pernah memberikan barang pusaka yaitu piring Malawen. Piring itu membesar dan Kumbang Banaung bersama Intan berhasil melewat sungai itu sambil mengejek-ejek warga. Namun setelah menyebrangi sungai tiba2 langit menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar tiba2 piring tersebut terjungkal hingga sungai itu membentuk sebuah danau. Danau itu dinamakan Danau Malawen, lalu Kumbang Banaung & Intan saat itu juga dikutuk menjadi 2 ekor buaya putih.
Kalimantan Timur
Dahulu kala di kota Muara Kaman hiduplah seorang putri yg cantik jelita bernama Putri Aji Bedarah Putih. Nama itu diambil ketika Sang Putri memakan sirih dan menelan air sepahnya, maka tampaklah air sirih yg berwarna merah itu mengalir ke kerongkongannya. Kabar tentang kecantikan Putri Aji sampai terdengar ke seorang Raja yg ada di Cina. Lalu datanglah Raja dari cina itu untuk menikahi Putri Aji dan Putri Aji yg juga pintar itu sedang menguji kepribadian Raja Cina itu dgn mengundangnya makan malam di rumahnya. Sayangnya saat makan malam, Raja dari Cina tersebut tidak punya etika yaitu memakan pakai tangan & menyesap kuahnya seperti binatang. Putri Aji melihat itu akhirnya menolak pinangan Raja dari Cina itu.
Sang Raja dari Cina begitu marah besar saat dia ditolak pinangannya ke Putri Aji, lalu dengan seluruh kekuatanya Raja dari Cina itu menyuruh seluruh anak buahnya menyerbu kerajaan Putri Aji. Tak lama kemudian perang pun terjadi Raja dari Cina itu menggempur habis2an kerajaan Putri Aji. Putri Aji sadar bahwa dia bakalan kalah dalam pertempuran karena pasukan2nya Raja dari Cina itu sangat banyak. Putri Aji akhirnya menggunakan kesaktiannya dengan mengubah sepah2nya menjadi lipan2 untuk menyerang seluruh pasukan Raja dari Cina tersebut. Sepah sirih Putri Aji berubah menjadi beribu-ribu lipan yg menyerang ratusan tentara dari Cina tersebut. Akhirnya Putri Aji berhasil memenangkan perang padahal pasukannya sedikit.
Lipan2 itu masih tetap menghabisi Raja dari Cina beserta pasukan2nya walaupun sudah melarikan diri dari Muara Kaman. Akhirnya Lipan2 itu menghilang secara gaib dan Sejak itu Putri Aji tiba2 menghilang, dan juga sumur Putri Aji yg bernama Sumur Air Berani yaitu sumber kekuatan kerajaan Putri Aji tiba2 menghilang. Lalu Jung yaitu kapal besar milik Raja dari Cina itu tenggelam dan lautnya jadi mendangkal menjadi daratan yang cukup luas yang sampai sekarang dinamakan Danau Lipan.
Kalimantan Selatan
Konon dijaman dulu di Barito Kuala berdiri sebuah kerajaan bernama Kuin. Kerajaan itu sering dikunjungi para pedagang dari berbagai negeri dan kerajaan itu mempunyai patih yg gagah perkasa bernama Datu Punjung. Suatu hari ada kapal dari Cina mendarat ke Barito Kuala dgn maksud yg tidak baik. Para penduduk sudah curiga dgn kedatangan kapal mereka dgn diam2 dan pada malam harinya tiba2 kapal dari Cina itu mengeluarkan pasukan2nya yg banyak dilengkapi dgn senjata yg hendak menguasai daerah Barito. Datu Punjung adalah patih yg pemberani dan menantang seluruh pasukan dari Cina itu untuk berperang. Saat pasukan2 dari Cina itu hendak menyerbu Datu Punjung tiba2 dgn gerak cepat Datu Punjung sudah berada didekat Kepala pasukan dari Cina tersebut dan mengancam mereka dengan mengeluarkan pedang yg sudah berada dileher kepala pasukan itu.
Sebenarnya Datu Punjung bisa menyingkirkan mereka tapi malah memberikan tawaran kepada kepala pasukan tersebut. Tawaran tersebut adalah Disuruh tarik pohon Ulin & disuruh penggal pohon Ulin dengan senjata mereka menjadi 2 bagian, kalo itu terwujud tanah Barito menjadi milik mereka tapi kalo kalah mereka harus pergi. Lalu Datu Punjung mengambil pohon Ulin sebesar drum yg panjangnya kurang lebih 9 depa. Kepala pasukan dari Cina itu menyanggupinya dan menganggap remeh tawaran Datu Punjung. Lalu kepala pasukan segera menarik pohon Ulin dan ternyata tidak bisa, dengan pikiran yg stres para pasukannya segera membantunya tapi sia2. Pohon Ulin itu malah tak bergerak sedikit pun, lalu para pasukannya menebas pohon Ulin itu dgn senjata2 mereka dan hasilnya juga sia2 karena susah ditebang.
Datu Punjung hanya tersenyum melihat tingkah mereka semua dan Datu Punjung memberikan satu potongan pohon Ulin yg membuat mereka terheran-heran & akhirnya lari ketakuan. Lalu mereka melarikan diri dengan kapalnya sambil mengancam Datu Punjung dan Datu Punjung mengejar mereka dgn potongan pohon Ulin. Akhirnya Datu Punjung berhasil mengejar kapal mereka dan naik keatas kapal itu dengan amarah yg besar. Datu Punjung melubangi kapal itu dengan pisaunya hingga kapal dari Cina itu tenggelam dan Datu Punjung segera menyelamatkan diri tapi semua yg ada dikapal ikut tenggelam semua. Tenggelamnya kapal itu membuat endapan lumpur yg menimbun kapal dari Cina itu sehingga membentuk suatu pulau yg diberi nama pulau Kambang.
Sulawesi Utara
Alkisah di Pulau Kabaruan hiduplah pemuda tampan bernama Lawongo yg pandai memainkan seruling & suka berburu di hutan. Banyak gadis2 yg terpikat Lawongo yg juga hebat bermain seruling tapi Lawongo tidak tertarik pada semua gadis2 itu. Tapi saat Lawongo memainkan seeruling didesa Damau, tak sengaja dia terpikat dengan seorang gadis cantik diantara kerumunan orang2 yg melihat aksinya. Saat pertunjukan selesai Lawongo menghampiri gadis itu dan merayunya dengan pantun2 lalu tak lama kemudian mereka berdua menikah. Setelah menikah Lawongo menetap didesa Damau & penduduk sana senang dengan kedatangan Lawongo yang telah membantu penduduk desa itu dari binatang2 pengganggu seperti babi hutan.
Para gadis didesa sana masih suka menggoda Lawongo tapi tak ditanggapi semua. Suatu malam hari Lawongo bermimpi berburu babi hutan yg besar sekali lalu dimimpi itu Lawongo menikam babi itu berkali-kali hingga tewas. Tak sadar juga Lawongo terbangun dari mimpinya & tidur bersama istrinya.
Esoknya saat hendak membelah buah pohon kelapa tiba2 terlihat darah di pisaunya. Lawongo terus berpikir kenapa ada darah dipisaunya? tak lama kemudian saat pulang kerumah warga mengerumini istrinya yg tewas dan Lawongo sedih & menangis kencang karena tak sadar menikam istrinya saat bermimpi berburu babi hutan. Lawongo berkata kepada warga disana supaya disediakan 2 peti mati karena Lawongo hendak bunuh diri. Warga disana mencegah perbuatan Lawongo tapi Lawongo tetap bersikukuh dan berkata kepada mereka akan menghibur warga disana dengan serulingnya walaupun sudah berada di kuburan.
Warga mengubur Lawongo hidup2 bersama istrinya yg sudah meninggal dunia, dan Lawongo berpesan ke warga kalau suara serulingnya nanti menghilang, berarti tubuh Lawongo sudah tak ada dikuburan dan warga disuruh ke pantai yg akan melihat benda aneh muncul dari laut datang dari kaki langit dan benda itu adalah penjelmaan Lawongo. Warga sempat tidak percaya pada pesan Lawongo, saat hari pertama masih terdengar suara seruling Lawongo lalu dihari ke 7 suara seruling itu sudah menghilang. Teringat pesan Lawongo, para warga mendatangi pantai yg akhirnya mucul benda yg menyerupai gunung dari permukaan laut. Benda itu makin lama makin menuju kearah pantai. Tiba2 benda itu berhenti ditengah2 & benda itu ternyata pulau karang yg sekarang dinamakan pulo Nopambalu yg artinya benda aneh. Warga disana akhirnya percaya kepada pesan2 Lawongo yg menjelma menjadi benda yg dinamakan pulo Nopambalu.
Sulawesi Tengah
Pada suatu hari di kabupaten Toli-toli terdapat kampung yg bernama Dondo. Disana ada keluarga kecil yaitu Daesala (ayah), Daesumandi (ibu) lalu Daemaji (anak). Suatu hari mereka bertiga pergi ke suatu pulau, Daesala sedih kehilangan perahunya karena lupa menambatkannya saat tiba disuatu pulau. Daemaji pun bingung bagaimana bisa pulang kerumah kalau tidak ada perahunya?. Daesumandi pun ketakutan lalu mereka berdoa kepada Tuhan supaya bisa pulang. Doa mereka terkabulkan yaitu tiba2 datanglah ikan payol yg besar menghampiri mereka. Mereka bertiga naik kepunggung ikan payol itu supaya bisa lekas pulang kerumah. Tapi ikan payol itu malah mengajak mereka bertiga keliling2 mengarungi lautan selama 7 hari. Ikan payol itu berbicara kepada mereka bahwa mereka akan diberi sebuah kampung yg masih kosong dan disuruh menamakannya kampung Payol. Mereka bertiga bingung apa yg harus dilakukan dikampung yg masih kosong itu.
Lalu tak sengaja Daesala mencium bau asap dan segera mencari tahu apakah masih ada orang dipulau yg kelihatan kosong itu?. Saat mencari tiba2 Daesala bertemu seorang kakek dirimbunan pohon jagung yg ternyata penduduk Taijo yg sudah lama mendiami pulau itu. Daesala memperkenalkan istri & anaknya ke kampung Taijo lalu mereka senang. Penduduk Taijo menerima keluarga Daesala dgn memberikan kebun buat penghidupan mareka. Daesala menyampaikan pesan ikan payol itu supaya kampung itu dinamakan kampung Payol dan penduduk Taijo menyetujuinya. Keluarga Daesala disana hidup berkecukupan, tapi sang istri yaitu Daesumandi meminta pulang karena rindu kampung halamannya. Saat Daesala pergi disebuah gunung tinggi, dia melihat kampung halamannya yaitu kampung Dondo. Daesala bersama istri & anaknya segera berpamitan kepada penduduk Taijo yg sangat baik menerima mereka.
Penduduk Taijo pun merelakan kepergian keluarga Daesala, tapi Daesala berpesan kepada penduduk Taijo bahwa ia akan mengajak saudara, teman atau tetangganya supaya mau tinggal di kampung Payol biar tambah ramai & bisa hidup dengan berkecukupan karena banyak tanah kosong disana yg bisa dibuat perkebunan. Daesala pun menepati janjinya dan semakin hari semakin banyak yg tinggal di kampung Payol dan akhirnya kampung Payol menjadi ramai penduduk. Daesala pun berpesan pada keturunan2nya supaya jangan memakan atau menyentuh ikan Payol yg sudah menolong hidupnya.
Sulawesi Tenggara
Dahulu kala di negeri Sorume (sekarang bernama Kolaka) dilanda malapetaka yg sangat dahsyat. Seekor burung garuda raksasa tiba2 mengacaukan negeri itu dan ternak2 hewan pun habis dimakannya. Penduduk Kolaka ketakutan kala mau keluar rumah karena burung Garuda raksasa itu akan membunuh mereka. Suatu hari di negeri Solumba (Belandete) ada seorang pemuda yg sakti & cerdik bernama Larumbalangi. Ia mempunyai pedang pusaka dan sarung pedangnya bisa dibuat terbang, lalu penduduk Kolaka meminta bantuan kepada Larumbalangi. Larumbalangi menyuruh penduduk Kolaka mengumpulkan bambu2 yg sudah tua & diruncingkan semua bambu itu. Setelah itu Larumbalangi meminta dicarikan seorang ksatria pemberani yg nantinya akan dipagari bambu2 yg runcing itu. Lalu penduduk Kolaka mengadakan sayembara mencari ksatria yg diberi hadiah yaitu kalau budak nanti akan dijadikan bangsawan, kalau dia bangsawan maka nanti akan dijadikan pemimpin.
Sayembara itu diikuti banyak peserta & mereka mati2an menunjukkan kehebatan dan kesaktian mereka. tak lama kemudian sayembara itu dimenangkan oleh seorang budak yg tinggal di negeri Loeya yaitu Tasahea. Tasahea dibawa ke Padang Bande sebagai umpan dari burung Garuda raksasa dan Tasahea dilindungi bambu2 yg sudah dipenuhi racun. Tak lama kemudian terlihatlah burung Garuda raksasa itu yg sudah kelaparan dan melihat Tasahea sendirian lalu ingin memangsanya. Saat burung Garuda raksasa itu hendak memangsa Tasahea, tubuh dan sayap burung Garuda raksasa itu tertusuk bambu2 yg runcing yg sudah dipenuhi dgn racun2. Tasahea pun segera menusuk burung itu dgn bambunya. Tewasnya burung Garuda raksasa itu disambut dengan pesta oleh penduduk Kolaka, tapi tiba2 bangkai burung Garuda raksasa itu menjadi wabah penyakit dan keluarlah banyak ulat dimana-mana sehingga banyak penduduk Kolaka yg meninggal dunia.
Penduduk Kolaka kembali meminta pertolongan ke Larumbalangi, lalu Larumbalangi berdoa dan tiba2 langit berubah menjadi gelap dan turunlah hujan selama 7 hari. Akhirnya bangkai burung Garuda raksasa dan ulat2 itu hanyut akibat hujan yg deras itu dan semua itu terbawa ke aliran air yg deras menuju sungai yg dinamakan sungai Lamekongga. Gunung tempat jatuhnya burung Garuda raksasa itu dinamakan Gunung Mekongga. Tasahea pun diangkat menjadi bangsawan dinegeri Kolaka dan Larumbalangi diangkat menjadi pemimpin di negeri Kolaka yg memiliki 7 wilayah pemerintahan yg sekarang dinamakan Tonomotu'o.
Sulawesi Selatan
Berawal dari kisah sebuah keluarga yg hidup di puncak Gunung Bawakaraeng, di keluarga itu terdapat 4 anak yg dibilang pemalas & tak menuruti nasehat2 orang tuanya. Suatu hari saat orang tuanya pulang ke rumah dari sawah dengan basah kuyub karena keringat, sang ayah marah saat melihat anak2nya kerjanya main2 saja dan tak bisa membantu orang tuanya, lalu diambilnya sepotong kayu. Sang ibu berusaha menghadang suaminya, tapi suaminya tetap mau memukul anak2nya. Melihat ayahnya seperti itu ke 4 anaknya pada berlarian semua dan melihat anak2nya berlarian sang ayah jadi menyesal lalu mengejar mereka semua dengan maksud memberikan nasehat kepada anak2nya karena ayah dan ibunya selalu menyayangi mereka semua. Si bungsu lari ketakutan sambil menangis hingga berada diwilayah Wajo yg disana ada telaga yg deras airnya yg sekarang dinamai Danau Tempe. Si Bungsu berlari sampai ke pantai Teluk Bone dan menceburkan diri hingga menjadi seekor lumba2.
Sang ayah pun akhirnya ikut menceburkan diri dan menjadi lumba2. Jejak kaki si bungsu dengan cucuran air mata akhirnya membentuk 2 sungai yg dinamakan Sungai Sanrego & Cenrana. Si sulung pun yg lari ketakutan sambil menangis juga berlar kearah timur dikampung Sinjai dan jejak langkah & tangisannya membentuk sungai yg dinamakan Sungai Tangka. Sedangkan 2 anaknya lagi berlarian sambil menangis sampai ke pantai selat Makassar. Jejak kaki dan tangisannya membentuk sungai yg dinamakan sungai Jenneberang. Sang ibu yg menunggu suami & anak2nya yg tak pulang2 itu sangat sedih dan sang ibu tak bisa menemukan suami dan anak2nya hingga sang ibu ikutan mencebur diri di Teluk Bone. Jejak kaki dan tangisan sang ibu akhirnya membentuk sungai yg bernama Sungai Apareng. Tak lama kemudian sang ibu pun ikut menjelma menjadi seekor lumba2 bersama suami dan anak2nya.
Maluku
Dikisahkan seorang nenek yg tinggal di kabupaten Lingga, mempunyai 2 cucu angkat setelah mereka ditinggalkan orang tuanya karena tewas saat bernelayan dilaut. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sang nenek bekerja dihutan dan juga mencari ikan dilaut. Memang hasilnya kurang cukup tapi tetangga2 nenek itu berbaik hati memberikan bantuan ke sang nenek & cucu2nya. Saat air laut surut, sang nenek mengajak kedua cucunya memancing kepiting. Sang nenek memasang umpannya sehingga cucunya berhasil mendapatkan kepiting yg besar lalu mereka membawanya pulang supaya direbus dulu baru dimakan. Sang nenek berpesan sama kedua cucunya supaya disisakan capit kepiting buat neneknya. Kedua cucunya kenyang sekali, lalu si bungsu keluar main2 bersama teman2nya. Saat pulang kerumah si bungsu kelaparan dan minta capit kepitingnya lalu si sulung menasehatinya supaya memperhatikan neneknya.
Akhirnya karena kasihan si sulung memperbolehkan si bungsu makan capit kepiting itu. Saat sang nenek datang dengan perut yg lapar maka si sulung meinta maaf kepada nenek kalau capit kepitingnya dimakan si bungsu. Mendengar itu sang nenek lalu kecewa berat karena cucu2nya tak memperhatikan jerih payah sang nenek. Lalu sang nenek lari dan menangis menuju bukit yg disana ada batu besar berbentuk seperti daun. Nenek meminta kepada batu itu sampai 3 kali untuk menelannya karena sudah tak ada gunanya lagi untuk hidup. Kedua cucunya menangis sambil mencari sang nenek lalu mereka memohon supaya batu itu mengeluarkan sang nenek dan akan berjanji supaya memperhatikan sang nenek. Kedua cucunya pun hanya punya kain nenek yg tertinggal di batu besar itu.
Sampai-sampai kedua cucunya juga memohon kepada batu berbentuk daun itu supaya memakan mereka juga dan bisa kembali bersama-sama dengan sang nenek. Tapi sang batu tak mau memakan mereka meskipun sudah memohon berkali-kali dan kedua cucunya pun sampai tertidur dekat batu berbentuk daun itu hingga esok harinya kedua cucunya ditemukan sama tetangganya. Kedua cucu itu menceritakan kejadian ke tetangga2nya dan kedua cucu nenek itu akhirnya tumbuh besar menjadi orang yg baik dan berbudi luhur atas pelajaran yang didapatkannya itu.
Papua Barat
Dahulu kala di Wekaburi yg sekarang menjadi Desa Werabur, terdapat sungau yang airnya sangat jernih dan air itu menjadi air minum didesa itu. Saat mengadakan upacara adat didesa itu para penduduk mengundang suku2 Kandami, Wettebossy, Sakarnawari & Torembi. Di acara itu nampak seorang nenek ditemani cucunya yg bernama Isosi yg juga ditemani oleh seekor anjing. Saat mereka berpesta, tak sengaja ada seorang penari menginjak ekor anjing nenek itu hingga kesakitan. Melihat itu sang nenek marah2 dan menurut adat didesa itu kalau ada yg menyakiti anjing maka nanti akan datang petir yg besar & hujan deras. Lalu si nenek membawa anjingnya masuk kedalam dan mengajak cucunya untuk keluar dari desa itu dengan memakai obor saat pesta masih berlangsung. Nenek membawa Isosi & anjingnya menuju gunung Ainusmuwasa lalu disana tak sengaja bertemu kekasihnya Isosi yaitu Asya. Tak lama kemudian cuaca mulai gelap, petir menyambar-nyambar dan hujan sangat deras sekali. Warga Wekaburi yg lagi berpesta awalnya menghiraukan tapi akhirnya kalang kabut saat banjir pun segera datang.
Namun sayangnya semua tak dapat dielakkan karena banjir telah menghanyutkan mereka semua hingga tak ada yang hidup. Warga yg terbawa arus dikatakan menjelma menjadi katak atau buaya, sedangkan akibat banjir tersebut sungai Wekaburi berubah menjadi telaga. Sang nenek pun berkata kepada semua orang didesa Wekaburi supaya menuruti hukum yg sudah ditetapkan tapi mereka cuek saja. Isosi pun akhirnya menikah dengan Asya dan direstui juga sama neneknya. Lalu setelah menikah mereka membangun rumah besar yg bernama Aniobiaroi, tapi mereka dikaruniai banyak anak sehingga Asya sebagai sang ayah kelabakan dibuatnya maka Asya mendapatkan ide untuk memperlebar rumahnya supaya nanti tidak terlalu sempit buat anak2nya nanti. Rumah Aniobiaroi diperlebar lagi dan dinamakan juga Manupapami. Saat anak2nya sudah besar, Asya kebingungan lagi karena Anak dan menantunya tinggal dirumahnya beserta cucu2nya hingga rumahnya tidak muat lagi buat mereka. Lalu Asya menambahkan lagi yg tadinya Manupapami ditambah lagi dgn rumah Aniobiaroi maka jadinya rumah Yobari.
Semakin banyak anaknya semakin diperlebar juga rumahnya dan namanya pun berubah juga. Karena menjadi semakin banyak maka terbentuklah penduduk di Werabur yg artinya kampung diatas air. Konon katanya keturunan Asya dan Isosi yang keluar dari rumah Manupapami tersebut menjadi suku Wettebosi, sedangkan keturunan mereka berdua yg keluar dari rumah Yobari menjadi suku Wekaburi.
Papua
Dikisahkan di hulu Sungai Sitres, Merauke tinggalah seorang anak yatim piatu karena orang tuanya terbunuh saat warga lain menyerang kampungnya. Anak itu hidup susah dan malah dituduh mencuri sama seseorang sehingga dia melarikan diri ke hutan2. Anak itu sembunyi di pohon beringin saat warga mencarinya dan penduduk pun bingung mencarinya setelah itu penduduk pindah mencari ke tempat lain. Akhirnya anak itu lega lolos dari kejaran penduduk, lalu anak itu memikirkan2 terus bagaimana supaya penduduk tak mencarinya terus-menerus. Saat hendak turun dari pohon tiba2 ada Roh penunggu yg memanggilnya. Awalnya saat ditanya, anak itu ketakutan tapi lama kelamaan anak itu mau menceritakan kejadian sebenarnya ke Roh penunggu itu dan roh penunggu itu merasa kasihan hingga mereka berteman. Lalu anak itu berpikir dgn cerdas dan dia membuat topeng yg menyeramkan. Topeng itu dibuat dalam waktu 5 hari dan setelah itu anak itu menakut-nakuti penduduk yang telah mengejarnya waktu itu.
Penduduk yg sebagian wanita banyak yg ketakutan dan kesempatan bagi anak itu mengambil sagu2 buat makannya nanti. Anak itu berhasil membikin jera penduduk yg telah menganiaya dia hingga sagu2 mereka pun pada habis semua. Lalu penduduk itu mencari cara untuk menjebak setan yg bertopeng itu dgn mengumpulkan pengintai2 dan para pemuda2 yg pemberani dan kuat dgn menggunakan siasat. Anak itu kembali melanjutkan aksinya saat dia mengambil sagu2 dgn membuka topengnya akhirnya para penduduk tahu siapa dalang ini semua. Saat anak itu mau kembali ke tempat persembunyiannya sambil membawa sagu tiba2 penduduk yg sudah mengintainya mengepung dan mengejar anak itu hingga membuat anak itu kaget dan bingung karena dia tidak tahu juga kalau penduduk sudah mengintainya. Akhirnya anak itu tertangkap basa oleh penduduk dan digiring ke perkampungannya untuk diadili secara adat. Sebelum memasuki perkampungan penduduk tiba2 anak itu menghilang secara gaib. Para penduduk pun terheran-heran dan agak ketakutan karena bagaimana bisa anak itu tiba2 menghilang.
Tapi lama-kelamaan penduduk sudah terbiasa dan penduduk merasa sudah aman akan menghilangnya anak itu. Penduduk pun tahu kalau mereka melintasi hutan tiba2 diganggu oleh roh anak itu maka penduduk sudah menyiapkan topeng yg mirip dgn topeng anak itu saat menakut-nakuti penduduk sehingga roh anak itu tak akan berani mengganggu penduduk yg mau melintasi areanya yg ada dihutan. Topeng anak itu pun akhirnya menjadi acara ritual oleh masyarakat setempat yg disebut mamar atau bunmar pokbui. Kini topeng itu sering dipakai oleh suku asmat untuk memperingati roh keluarga mereka yg telah meninggal dunia. Malah dijaman sekarang makin beragam topengnya dgn berbagai macam bentuk & variasi sehingga kelihatan bagus. Bahkan kayu2nya pun beraneka ragam mulai dari kulit kayu fum (genemo hutan) sampai belahan2 rotan.
0 comments: