Kerajaan di seluruh pulau Nusantara

 Aceh

Kerajaan pertamanya bernama Lamuri yg berdiri sekitar thn 800-1503 yg ternyata mayoritas beragama Hindu. Dari prasasti Tanjore kita bisa melihat buktinya kalau bangsa Cola dari India ingin menguasai tanah Aceh di abad ke 10 yg saat itu rajanya bernama Rajendracola I di thn 1030. Tak lama kemudian kerajaan Lamuri ditaklukkan oleh kerajaan Colamandala dan banyaknya orang Tamil (India) yg tinggal di Aceh saat itu. Seorang ahli geografi asal Cina bernama Chau-Yu-Kwa menulis dalam bukunya di thn 1225 dengan mengatakan bahwa saat itu orang2 Aceh belum beragama Islam. Dalam pelafalannya Lamuri dibaca menjadi Lan-Wu-Li.

Bukan hanya dari orang Cina, seorang penjelajah terkenal di dunia asal Italia yaitu Marcopolo yg pernah mendarat ke pulau Sumatera di thn 1292 mengatakan bahwa orang2 Aceh di jaman kerajaan Lamuri belum beragama Islam. Di abad 13 pun orang2 Aceh masih belum beragama Islam, namun ketika seorang pendatang asal Cina yaitu Mu Huan datang ke tanah Aceh di abad 15 ternyata semua penduduk sudah beragama Islam. Catatan dari orang Arab mengatakan bahwa di abad 9 ada kerajaan di Aceh yg bernama Ramni-Ilamuridesam sebelum berdirinya kerajaan Islam terbesar yaitu Samudera Pasai. 



Sumatera Utara

Ada banyak versi tentang sejarah di suku Batak dan ada yg mengatakan Si Raja Batak itu merupakan salah satu petinggi Majapahit. Karena menurut prasasti di Portibi, ternyata wilayah Sumatera Utara dikuasai oleh kerajaan Colamandala (India), namun menurut catatan sejarah lainnya bahwa Majapahit-lah yg berhasil mengusir pasukan tentara dari Cola tsb. Ada juga kerajaan di Tapanuli Selatan yg bernama Huristak yg didirikan oleh Raja Soduguron keturunan kerajaan Batta Pannai asal India yg pada abad ke 16 akhirnya diperintah oleh rajanya yg bernama Ompu Suhataon. Saat itu orang2nya masih memeluk agama Buddha-Siwa.

Wilayah kekuasaaan kerajaan Huristak sampai Padang Lawas dan pada thn 1825, kerajaan tsb berubah menjadi kesultanan Islam yg diperintah oleh Raja Kali Omar. Namun ada yg mengatakan kerjaan Batak ada 3 yaitu Dinasti Sorimangaraja, Dinasti Hatorusan dan Dinasti Sisingamangaraja. Namun banyak orang Batak yg tidak mengakuinya karena orang Batak tidak mengenal Raja dan nama Raja itu dipakai sebagai gelar bagi orang Batak di jaman dulu. Makanya ada istilah dalam suku Batak yaitu kalau laki dinamakan "Anak ni Raja" dan kalau perempuan dinamakan "Boru ni Raja" yg saat itu masih beragama Parmalim. 


Beberapa orang menganggap bahwa Si Singamangaraja adalah raja Batak?, itu hanya di wilayah tertentu di Tapanuli Utara. Nama Si Singamangaraja terkenal karena perlawanannya terhadap penjajah Belanda hingga tewas di thn 1907. Tapanuli Utara susah ditaklukkan siapapun, bahkan Imam Bonjol pun ingin menaklukkan dan menyebarkan agama Islam di Tapanuli Utara mendapatkan perlawanan yg sangat keras dari suku Batak hingga akhirnya dia tewas di tangan Belanda. Suku Batak Karo pernah mempunyai kerajaan yg bernama Aru (Haru) di thn 1225 yg bercorak Hindu yg hancur karena diserang oleh: Majapahit di thn 1365 dan Kesultanan Aceh di thn 1613.



Sumatera Barat

Kerajaan Pagaruyung didirikan di thn 1347 oleh seseorang yg mempunyai kedudukan penting di kerajaan Majapahit yg bernama Adityawarman. Menurut tulisan di arca Amoghapasa, Adityawarman memproklamirkan diri menjadi Raja dari kerajaan Malayapura. Adityawarman dan Gajah Mada ditugaskan menaklukkan Palembang dan wilayah Sumatera lainnya, namun Adityawarman memilih mendirikan kerajaan di tanah Minangkabau yg akhirnya disebut dengan kerajaan Pagaruyung yg terletak di tepi sungai Batanghari. Adityawarman pernah mengirimkan utusan sampai 6x di kerajaan Cina yaitu dari thn 1371-1377 hingga sampai dia meninggal.

Menurut beberapa cerita, kerajaan Majapahit ingin menguasai kerajaan Pagaruyung hingga akhirnya terjadilah peperangan yg dahsyat hingga ada ratusan mayat yg bergelimpangan di Padang Buluh Kasok yg akhirnya diganti menjadi nama Padang Sibusuk di thn 1409. Itu dianggap kemenangan oleh orang2 Minangkabau, tapi di sekitar abad 14-16 terjadi pergeseran yg luar biasa. Karena orang2 Arab berhasil memberikan pengaruh besar hingga akhirnya kerajaan Pagaruyung berubah menjadi kesultanan Islam sekitar thn 1500an. Dan ini menurut sejarah dari buku yg berjudul Suma Oriental.



Jambi

Setelah kerajaan Sriwijaya runtuh karena serangan dari Rajendra Chola I, ada salah satu kerajaan Melayu yg menjadi penerusnya yaitu bernama Dharmasraya di thn 1183-1347. Saat itu raja pertamanya bernama Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dan itu tertulis di prasasti Grahi yg berada di Thailand di thn 1183. Kerajaan Dharmasraya saat itu dan juga masyarakatnya semuanya pengikut agama Budha dan ternyata kerajaan tsb cukup besar juga di jamannya. Kerjaan tsb malahan menguasai (ada yg mengatakan kerjasama) dengan beberapa negara di benua Asia lainnya seperti Thailand dan Kamboja di jaman itu.

Bahkan sebagian di wilayah Sunda sempat menjadi kekuasaan kerajaan Dharmasraya karena memiliki 15 kerajaan yg menjadi bawahannya. Di thn 1339, munculnya Majapahit membuat kerajaan Dharmasraya runtuh dan ditaklukkan hingga akhirnya Adityawarman menguasainya, lalu memindahkan lokasinya dan mengganti namanya menjadi kerajaan Pagaruyung. Bukti keberadaan kerajaan Dharmasraya tertulis di beberapa prasasti antara lain: Padang Roco, Suruaso dan Kuburajo yg letaknya di sekitar Jambi-Sumatera Barat. Namun lama-kelamaan wilayah Jambi yg dulunya beragama Budha berubah menjadi Islam.



Riau

Ada salah satu kerajaan tertua di Indonesia yg ada di wilayah Riau yaitu kerajaan Kandis yg berdiri sekitar abad 1 SM. Ada 2 orang raja yg namanya sering disebut (terkenal) di jaman kerajaan Kandis berdiri yaitu Raja : Datuak Parpatiah Nan Sabatang yg jasanya tidak pernah dilupakan oleh masyarakat Minangkabau dan Sri Maharaja Basa bergelar Datuk Ketumanggungan ini ayahnya penyusun adat Minangkabau. Saat itu kerajaan Kandis agamanya adalah Budha-Siwa yg sistem pemerintahannya tidak lama dan akhirnya runtuh hingga akhirnya diteruskan oleh kerajaan Koto Alang.

Namun menurut versi lainnya mengatakan bahwa pendiri kerajaan Kandis itu keturunan Alexander Agung dari Makedonia yg pergi mengembara menuju pulau Emas yaitu Sumatera. Disana anaknya diberi gelar Maharaja Diraja yg memiliki putra bernama Darmaswara yg bergelar Datuk Rajo Tunggal. Setelah dewasa, Datuk Rajo Tunggal menikahi Bunda Pertiwi yg akhirnya menjadi penerus kerajaan Kandis. Lalu runtuhnya kerajaan Kandis disebabkan oleh perebutan kekuasaan antara keluarga yg akhirnya berujung pada pembunuhan dan peperangan, hingga kerajaan itu tak lama kemudian runtuh. Keberadaan kerajaan ini masih misteri, makanya masih dipertanyakan banyak orang apakah benar2 ada atau dongeng?.



Bengkulu

Pada jaman dahulu kala ada kerajaan yg bernama Jenggalu yg didirikan oleh seorang pemberani dan bijaksana yg namanya tidak disebut (terlupakan) hingga akhirnya nama kerajaan tsb menjadi nama dari suatu desa di Bengkulu. Runtuhnya kerajaan Jenggalu inilah kemudian lahirlah kerajaan baru yg bernama Selebar. Namun menurut versi lain, ketika Majapahit mulai runtuh dikuasai oleh kerajaan Demak, salah satu keturunan Majaphit merantau dan berdagang ke Bengkulu yg bernama Rangga Janu di sekitar thn 1500an. Pada saat itu masyarakat Bengkulu masih beragama Hindu mengikuti Majapahit.

Pada thn 1668, putra dari Rangga Janu yg bergelar Depati Payung Negara yaitu Depati Bangsa Radin datang ke Banten menemui Sultan Agung Tirtayasa dan disinilah masyarakat Bengkulu agamanya sudah beralih ke Islam. Bahkan kerajaan Selebar sempat ditipu oleh Belanda dengan diajak kerjasama di bidang perdagangan karena akan dijadikan pelabuhan oleh Belanda. Kerajaan Selebar akhirnya hancur ketika rajanya yg terkenal bijaksana dan dicintai rakyatnya itu tewas di tangan penjajah saat itu yaitu Inggris.



Sumatera Selatan

Yang terkenal di Indonesia tentunya kerajaan Sriwijaya yg terletak di muara sungai Musi (Palembang) dan ibukotany berpindah2 dalam rentang waktu 6 abad. Namanya dari bahasa Sansekerta yaitu "sri" artinya bercahaya/gemilang dan "vijaya" artinya  kemenangan/kejayaan. Kerajaan Sriwijaya didirikan di thn 671 oleh Srijaya Nasa bergelar Sri Maharaja Suvarnadvipa dan dipanggil dengan nama Dapunta Hyang. Semua itu dicatat di 4 prasasti yaitu kota Kapur, Sojomerto, Kedukan Bukit dan Talang Tuwo. Namun kerajaan Sriwijaya mengalamai masa kejayaan saat dipimpin oleh Raja Balaputradewa di thn 860 yg merupakan anak dari kerajaan di Jawa.

Balaputradewa menyingkir ke pulau Sumatera dan tinggal di kerajaan Sriwijaya karena kakek dari ibunya dari Palembang dan semuanya tercatat di prasasti Kelurak dan Ligor. Kerajaan Sriwijaya saat masa jayanya mengontrol perdagangan di wilayah Asia Tenggara yaitu dari Kamboja, Thailand dan Malaysia. Bahkan Sriwijaya menjalin hubungan perdagangan dengan India, Cina dan Arab di sekitar thn 700an. Sriwijaya sangat kuat di bidang maritim/kelautan, makanya dulu Abu Zaid asal Persia meuliskan bahwa daerah kekuasaan Sriwijaya sangat luas dengan tentara yg sangat banyak.


Penghasilan terbesar Sriwijaya dari kekayaan alamnya seperti kapur barus, cengkeh, pala, kayu cendana, gambir dsb. Saking kayanya kerajaan Sriwijaya, banyak kerajaan lain yg ingin menguasainya yaitu salah satunya kerajaan Medang di thn 988 dan kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya di thn 1017 dan 1025 hingga akhirnya Sriwijaya hancur. Seorang biksu dari Cina bernama I Tsing mengatakan bahwa dia ingin belajar agama Budha ke kerajaan Sriwijaya. Namun sayangnya peninggalan kerajaan Sriwijaya hancur tak tersisa di Palembang, padahal dulu pusatnya perekonomian Indonesia yg masyarakatnya beragama Budha sebelum beralih ke Islam.



Lampung

Di lereng gunung Pesagi di Lampung ada suku tertua disana yg dinamakan Tumi yg kemungkinan berasal dari India yg diperkirakan sudah menetap sejak abad 1 M. Lalu di abad yg ke 3, munculah kerajaan yg bernama Sekala Brak yg didirikan oleh rajanya bernama La Laula menurut catatan William Marsden. La Laula ternyata bukan dari suku Tumi, tapi dia berasal dari keturunan Kamboja-Vietnam yg berlayar menuju Lampung dan akhirnya akrab dengan masyarakat Tumi. Dulu masyarakat Tumi dan Lampung sekitarnya ini beragama Hindu yg mengikuti agama di India dan sebagian ada juga beragama Budha. 

Ledakan super dahsyat gunung Krakatau membuat goncangan besar di Lampung hingga akhirnya muncul kerajaan lagi bernama Tulang Bawang di sekitar thn 600. Kerajaan Tumi ini tidak terlalu kuat karena pernah dikuasai kerajaan Sriwijaya di abad ke 7, lalu dikuasai kerajaan Singosari di abad ke 12 dan dikuasai kerajaan Majapahit di abad ke 13. Lalu di abad ke 14, kerajaan Pagaruyung menguasai kerajaan Sekala Brak hingga akhirnya berubah menjadi kerajaan Islam di abad ke 16 yg berubah nama menjadi Kepaksian Sekala Brak yg dibagi menjadi 4 yaitu Umpu Bejalan, Umpu Belunguh, Umpu Nyerupa dan Umpu Pernong.



Kalimantan Barat

Ada kerajaan yg tertua disana yg dinamakan kerajaan Tanjungpura yg dulunya bernama Tanjompura di sekitar abad ke 8. Menurut silsilah disana, raja pertamanya adalah Sang Maniaka atau Krysna Pandita sekitar thn 800-900an. Wilayah kekuasaannya pun cukup luas dari Tanjung Dato sampai Tanjung Sambar. Kerajaan ini ternyata bekerjasama dengan kerajaan Sriwijaya karena salah satu anggota kerajaan Sriwijaya melarikan diri saat kerajaannya diserang dan menetap di kerajaan Tanjungpura, bahkan menjadi orang penting. Menurut buku Negarakretagama, kerajaan Majapahit di masa Gajah Mada berhasil menaklukkan kerajaan Tanjungpura.

Kerajaan Tanjungpura ini ibukotanya sering berpindah2 karena segerombolan bajak laut yg disebut sebagai "lanon" ini sangat kejam dan meresahkan warga. Ibukotanya sempat berpindah ke Sukadana hingga akhirnya pindah lagi ke sungai Matan di sekitar thn 1665. Dulu masyarakat di Kalimantan menganut agama Hindu & Budha, lalu mengalami pergeseran dengan masuknya agama Islam hingga akhirnya nama Tanjungpura diganti dengan Matan (nama yg dikenal oleh penulis Belanda) dan gelarnya berubah menjadi sultan. 



Kalimantan Utara

Berdirinya kerajaan Hindu ini tidak diketahui, tapi menurut cerita2 rakyat kuno secara turun-temurun mengatakan bahwa berawal dari suku Dayak Hupan (Kayan) yg kepala sukunya bernama Kuwanyi menemukan bambu betung dan sebutir telur. Dari bambu tsb muncullah bayi laki2 yg dinamakan Jau Iru dan dari telur tsb munculah bayi perempuan yg diberi nama Lemlaisuri. Ketika dewasa, Jau Iru dan Lemlaisuri akhirnya dinikahkan dan kisah mereka diabadikan di monumen Telor Pecah. Dari pernikahan tsb akhirnya lahirlah kerajaan Bulungan yg berasal dari kata "bulongan" (bambu & telur), namun di versi lain yaitu "bulu"=bambu dan "tengon"=sungguhan.

Dari pernikahan tsb lahirlah anaknya yg bernama Jau Anyi trus lahir Lahai Bara, lalu diteruskan Simun Luwan yg menikah dengan lelaki bernama Sadang di thn 1548. Serangan suku Dayak Kenyah dari Serawak membuat Simun Luwan & Sadang terbunuh dan saudarinya bernama Asung Luwan melarikan diri sampai pesisir Barat. Lalu Asung Luwan bertemu dan akhirnya menikah dengan pangeran dari kerajaan Islam di Brunei bernama Datuk Mencang. Ada syarat kalau Datuk Mencang ingin menjadi Raja Bulungan yaitu memenggal kepala Sumbang Lawing yg menjadi pembunuh Simun Luwan & Sadang dan akhirnya terpenuhi hingga akhirnya dia menjadi raja di thn 1555.



Kalimantan Selatan

Kerajaan Negara Dipa ini wilayahnya berada di Tapin yg didirikan oleh seorang saudagar kaya asal India Keling yg bernama Ampu Jatmaka yg bergelar Mangkubumi atau Jantam di sekitar thn 1380. Ampu Jatmaka datang ke Kediri dan dianggap menjadi anak dari Raja Kahuripan dan ada beberapa versi dikirimnya Ampu Jatmaka ke Kalimantan Selatan. Versi pertama yaitu Ampu Jatmaka mengungsi ke Kalimantan setelah "pertempuran Genter" di Kediri di thn 1222 saat kerajaan Kahuripan melawan Singosari. Versi kedua mengatakan bahwa Raja Majapahit yaitu Hayam Wuruk mengutus Ampu Jatmaka ke Kalimantan untuk menyerang kerajaan Dayak Ma'anyan dan Nan Sarunai.

Saat itu kerajaan Negara Dipa bersama masyarakatnya mayoritas beragama Kaharingan. Lalu Ampu Jatmaka posisinya digantikan oleh anaknya yg bernama Lambung Mangkurat yg buktinya terdapat di candi Laras. Disinilah kerajaan Negara Dipa berkembang dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting. Namun di thn 1437, kerajaan Negara Dipa dikuasai oleh kerajaan Majapahit dan di thn 1520, kerajaan Negara Dipa berubah menjadi kesultanan Banjar yg sebelumnya bernama kerajaan Negara Daha. Semenjak berganti menjadi kesultanan Banjar yg awalnya beragama Hindu akhirnya berubah menjadi Islam dan ingin menyaingi kesultanan Brunei.



Kalimantan Timur

Melalui bukti sejarah yg kuat, dipastikan Kutai Martapura menjadi kerajaan tertua di Indonesia yg didirikan di abad ke 4 yaitu di thn 399 di Muara Kaman dan buktinya ada di prasasti Yupa. Raja pertamanya bernama Kudungga yg bergelar Maharaja yg menurut beberapa orang dianggap keturunan dari India, tapi sejarahwan asal Indonesia bernama Poesponegoro dan Notosusanto mengatakan bahwa Kudungga berasal dari suku Bugis. Namun kenapa anaknya diberikan nama Aswawarman, karena Maharaja Kudungga ingin menaikkan kasta/derajatnya seperti yg ada di India, makanya anaknya Aswawarman dinamakan Mulawarman yg mirip dengan nama2 di India kuno.

Masa kejayaan kerajaan Kutai Martapura terjadi ketika dipimpin oleh raja Mulawarman di abad ke 4. Raja Mulawarman pernah menyumbah 20 ribu ekor lembu yg diberikan kepada kaum Hindu Brahmana (India) di Waprakecvara. Semenjak dipimpin oleh raja Mulawarman, kerajaan Kutai Martapura menjadi maju di bidang perekonomian, pertanian dan perdagangan karena letaknya strategis. Kerajaan Kutai Martapura berakhir ketika Maharaja Dermasatia mati terbunuh saat berperang melawan kerajaan Kutai Kertanegara yg dipimpin oleh Pangeran Sinum Panji Mendapa di thn 1635 yg berubah menjadi kesultanan Islam.


Kerajaan Kutai Martapura berada di sungai Mahakam dan nama "Martapura" itu tertulis di kitab Silsilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara. Kerajaan Kutai Kertanegara didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di sekitar thn 1300an yg saat itu bercorak Hindu. Bahkan menurut kitab Kakawin Negarakretagama menyebutkan bahwa Gajah Mada berhasil menaklukkan kerajaan tsb. Setelah kerajaan Majapahit runtuh, di abad ke 17 datanglah seseorang yg bernama Tuan Tunggang Parangan yg ingin menyebarkan agama Islam dan itu diterima baik oleh raja dari Kutai Kertanegara saat itu yg bernama Raja Makota. Seratus thn kemudian, gelar "raja" akhirnya diganti dengan "sultan" hingga akhirnya kerajaan berubah menjadi kesultanan Kutai Kretanegara yg dipimpin oleh sultan Aji Muhammad Idris di thn 1735.



Sulawesi Utara

Di thn 1300an, berdiri kerajaan Salurang (yg berasal dari kata Sahulang) yg wilayahnya sampai ke Marulang yg dipimpin oleh Gumansalangi. Saudaranya yaitu pangeran Bawangunglaro ingin mengembara ke timur laut sampai ke Talaud yaitu di pulau Kabaruan. Gumansalangi dan istrinya yg bernama Ondoasa akhirnya ikut pindah ke puncak gunung Sahendarumang. Disana mereka berdua dikaruniai 2 anak yg bernama Melintang Nusa dan Meliku Nusa. Saat anaknya beranjak dewasa, Melintang Nusa dijadikan penerus tahta kerajaan Salurang di thn 1350 dan saudaranya yaitu Meliku Nusa mengembara ke selatan hingga bertemu dengan putri Bolaangmangondow yaitu Menongsangiang.

Semasa menjadi raja, Melintang Nusa beberapa kali mengunjungi Mindanao selatan hingga akhirnya meninggal disana di thn 1400 yg nama kerajaannya berubah menjadi Tampunganglawo. Tak lama kemudian kerajaan tsb dibagi menjadi 2 yaitu Sahabe dan Manuwo, namun di thn 1530 dipersatukan lagi oleh raja Makaampo dari kerajaan Rumpulaeng. Dan kerajaan tsb akhirnya dibagi menjadi 3 yaitu kerajaan : Malasa, Manganitu dan Kendahe. Namun kedatangan bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda di Manado dengan menyebarkan agama akhirnya orang2 Sulawesi Utara kebanyakan agamanya berubah menjadi pengikut Kristus (Kristen/Katolik).



Sulawesi Tengah

Sebelum abad ke 16, ternyata sudah berdiri kerajaan tua yg bernama Boya Peramba di desa Nupabomba dan tidak diketahui pastinya tahun berapa, karena masyarakat dari suku Kaili (Sulawesi Tengah) belum mengenal tulis-menulis dan hanya berdasarkan cerita turun-temurun. Kerajaan Boya Peramba ini memiliki 5 orang langganunu dan kata "Langganunu" ini artinya pemimpin kerajaan di jaman itu. 5 langganunu itu adalah: Anak Wumbulangi, Djaelangga, Pialembah (Siolembah), Basanurina (Basanuama) dan Marakaluli. Saat itu kerajaan dan masyarakatnya masih beragama Hindu dan motif daum bomba di kain sutera dinamakan sarung bomba di jaman Marukaluli.

Marukaluli yg bernama Yuntonulembah setelah pulang dari Bone dan Luwu memperkenalkan istilah baru seperti "magau", "madika", "baligau", "galara", "pabisara" dan "punggava". Setelah itu terbentuklah Lembah Palu dan Marukaluli mengajak rakyatnya membuka pemukiman baru yg dinamakan Tava-li yg akrab dikenal Tawaeli. Kerajaan Tawaeli tidak ditemukan dan hanya tersisa reruntuhan istana rajanya saja. Dengan masuknya agama Islam akhirnya sistem kerajaannya berubah dan saat itu sudah terbagi 2 yaitu antara Tawaeli Utara dan Selatan. 



Sulawesi Barat

Ada beberapa kontroversi mengenai kerajaan Passokkorang yg berada di desa Mambu-Luyo yg berdiri sekitar abad 13-15 yaitu sekitar thn 1400an dan sepertinya mayoritas masih beragama Hindu dan kepercayaan lokal. Sebelum era pra-tomanurung, di sekitar sungai Mapili terdapat beberapa penduduk yg menyukai perang yg senjatanya kayu saja. Selain memakai kayu, cara berperangnya juga menggigit lawannya dan kebiasaan ini akhirnya diberi nama Passikokkoang yg akhirnya berubah menjadi Passokkorang. Belum diketahui kerajaan ini kapan berdirinya, tapi salah satu rajanya bernama I La Bassi Kalling tercatat menikai putri dari kerajaan Batu Lappa. 

Ayah dari I La Bassi Kalling adalah raja yg bernama I Takla Bassi dan ada yg menduga rajanya berasal dari Bone. Ternyata kerajaan Passokkorang cukup besar karena didirikan pelabuhan yg besar disana hingga pedagang2 asal Cina berdatangan dan dianggap kerajaan maritim di Sulawesi (itu tercatat di teks sejarah Mandar). Maka dari itu kerajaan Balanipa tertarik untuk menguasai kerajaan Passokkorang hingga akhirnya menyerang dan menghancurkan kerajaan tsb. Kerajaan Balanipa berhubungan erat dengan kerajaan Gowa dan juga kesultanan Bima, makanya lama kelamaan akhirnya berubah setelah agama Islam masuk ke Sulawesi Barat.



Sulawesi Tenggara

Banyak sekali versi tentang kerajaan Buton yg dulunya diklaim sudah menjadi kesultanan Islam sejak thn 800an???, padahal kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudera Pasai berdiri thn 1267. Namun menurut bukti sejarah yg kemungkinan akurat yaitu kerajaan Buton berdiri di thn 1322 yg saat itu dipimpin oleh seorang ratu bernama Wa Kaa Kaa. Kerajaan Buton berdiri atas kesepakatan dari beberapa raja yaitu Raja: Sriwijaya, Cina dan Majapahit. Versi lain mengatakan bahwa sekelompok orang dari semenanjung Melayu datang ke pulau Buton yaitu Sipanjongan, Sijawangkati, Simalui dan Sitamanajo. Lalu sekelompok desa bersatu hingga mendirikan kerajaan.

Kerajaan Buton dan masyarakat di Sulawesi Tenggara dulunya beragama Hindu dan Budha. Kerajaan Buton dulunya dianggap kerajaan paling maju di Sulawesi karena menjalin hubungan diplomatik dengan beberapa kerajaan di nusantara dan luar negeri. Namun memasuki thn 1542, lambat laun kerajaan Buton dan masyarakatnya yg awalnya beragama Hindu dan Budha berubah menjadi Islam serta kerajaannya juga berubah menjadi kesultanan. Di thn 1637, kesultanan Buton runtuh setelah mengadakan perjanjian dengan VOC Belanda hingga terjadilah perang di thn 1752 sampai 1776 dan akhirnya hancur dikuasai Belanda.



Sulawesi Selatan

Menurut kitab Sureq Galigo (I La Galigo) ini ada seseorang bernama Sawerigading ini lahir di atas bambu betung. Namun menurut cerita rakyat disana mengatakan bahwa Sawerigading adalah putra dari raja kerajaan Luwu kuno. Menurut kitab Sureq Galigo, para Dewa di langit sepakat menurunkan Batara Guru dan Nyilitomo ke bumi. Mereka berdua menikah dan menjadi penguasa di bumi, lalu mempunyai anak bernama Batara Lattu yg setelah beranjak dewasa dikawinkan dengan We Datu Sengeng anak dari La Urumpassi bersama We Padauleng ditompottikka. Setelah itu, Batara Guru dan Nyilitomo diperbolehkan kembali ke alam dewa.

Dari pernikahan Batara Lattu dengan We Datu Sengeng lahirlah 2 anak kembar laki2 & perempuan bernama Sawerigading dan We Tenriabeng. Ada beberapa versi tentang lahirnya Sawerigading yaitu ada yg bilang di thn 564 atau thn 710 ataupun thn 850. Masa kejayaan kerajan Luwu ada di abad ke 10-14 dan tercatat di kitab Negarakretagama bahwa kerajaan Luwu dikuasai oleh Majapahit, meski itu dianggap hanya perkawinan kerajaan. Kerajaan Luwu katanya dulu ditakuti oleh kerajaan2 lain karena sangat kuat pasukannya. Namun peralihan ke agama Islam dengan bergantinya menjadi Kedatuan membuat Luwu semakin bobrok di thn 1830 menurut James Brooke.



Maluku

Menurut beberapa sumber berita yg valid mengatakan bahwa sejak jaman perdagangan yg didatangi oleh gujarat2 asal India, mereka akhirnya mendirikan kerajaan yg dinamakan Jailolo di sekitar thn 1250. Dan kisah itu terbukti dengan adanya prasasti "Batu Tulis" di sungai porniti dengan menggunakan huruf latin/paku. Berarti di jaman itu masyarakat di Maluku masih menganut agama Hindu, bahkan kitab Negarakretagama menuliskan adanya kerjasama antara kerajaan Jailolo dengan Majapahit. Raja yg terkenal di kerajaan Jailolo adalah Katarabumi di thn 1534, bahkan Katarabumi tidak mau masuk Islam dengan mempertahankan gelar "kolano" (bukan sultan).

Di akhir masa jabatannya, kolano Katarabumi memilih untuk bertapa dan ternyata penjelajah terkenal di dunia yaitu Marcopolo menulis juga bahwa Majapahit bekerjasama dengan kerajaan di Maluku yg ditulisnya di thn 1292. Namun kerajaan Jailolo berubah menjadi kesultanan saat memasuki thn 1500an dan akhirnya runtuh di abad ke 17 hingga terpecah wilayahnya menjadi 2 yaitu Ternate dan Tidore. Banyak sekali cerita2 yg membingungkan akan hadirnya agama Islam di tanah Maluku ini karena banyak bukti yg tidak valid jika agama Islam sudah hadir di Maluku sejak thn 1322. 



Papua

Kerajaan Sran berdiri sekitar thn 1309 yg raja2nya berasal dari kawasan pegunungan Mbaham-Tiri Abuan Wanas yg awalnya tinggal di Gunung Baik sekitar Semenanjung Kumawa. Raja pertamanya bernama Imaga yg awalnya penduduknya sedikit hingga akhirnya dia bepergian dari kampung ke kampung dengan cara perkawinan hingga akhirnya penduduknya menjadi banyak. Setelah itu dia mendirikan kerajaan Sran dengan bergelar Rat Sran Nati Patimunin I di Kaimana, lalu wilayah kerajaan semakin meluas sampai fakfak hingga sampai Kipia Mimika. Raja Imaga mempunyai kakak bernama Imuli yg tinggal di Fakfak yg keturunannya terkenal dengan nama Joupiad dan Paduade.

Ketika Raja Imaga wafat, posisinya digantikan anaknya yg bernama Basir Onin yg bergelas Rat Sran Adi II karena dia memindahkan kerajaan Sran ke pulau Adi. Lalu Basir Onin wafat digantikan oleh anaknya yg bernama Raja Woran bergelar Rat Sran Rat Adi III. Disinilah Gajah Mada pernah mampir ke kerajaan ini dan itu ditulis oleh Mpu Prapanca. Kitab Negarakretagama mengatakan bahwa kerajaan ini bubar karena perang saudara hingga akhirnya keberadaannya tidak diketahui oleh generasi penerusnya. Ada yg mengatakan kerajaan ini sejak dulu Islam bisa dikatakan tidak masuk akal dan berubah menjadi kerajaan Islam sekitar thn 1500an hingga akhirnya ditaklukkan Belanda.


Kebanyakan kerajaan Papua di wilayah barat karena di wilayah Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan kebanyakan dipimpin oleh kepada2 suku yg ada sekitar 255 suku di pulau Papua. Makanya sedikit sekali kerajaan disitu dan kebanyakan kerajaannya terinspirasi dari wilayah Indonesia Barat. Menurut beberapa sumber, kerajaan Sriwijaya pernah mengirimkan hadiah yaitu burung Cendrawasih yg berasal dari Papua yg diserahkan kepada kaisar di Cina. Beberapa orang menganggap orang Papua berasal dari Afrika dari segi rambut dan bentuk wajah, namun dari segi kulit justru tidak sama karena kulit orang Papua tak sehitam orang2 Afrika. 



Nusa Tenggara Timur

Awal terbentuknya Wehali tidak diketahui kapan pastinya karena tidak ada bukti sejarah yg otentik dan hanya berasal dari adat dan catatan2 kuno dari pantai selatan Timor Tengah. Namun menurut catatan Antonio Pigafetta yg pernah berkunjung disana sejak thn 1522 menuliskan bahwa ada 4 kerajaan saat itu antara lain: Oibich, Lichsana, Suai dan Kabanaza. Tapi di versi lain menurut catatan arsip kuno dari orang Portugis yg pernah kesana mengatakan bahwa hanya ada 1 kerajaan disana yaitu Wehali yg bercorak agama Hindu-Budha di thn 1260. Kerajaan Wehali inilah yg menyatukan beberapa kerajaan kecil yg ada di Timor dan Flores.

Sang raja dipuja dan kedudukannya sangat terhormat dan dianggap seperti "kaisar" karena semua kerajaan kecil disana harus memberikan upeti kepada raja Wehali. Rajanya bernama Liurai dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan di Makassar. Namun kekuasaan Wehali runtuh ketika penjajah asal Portugis menyerang dan menguasai wilayah Timor di thn 1642-1665. Kekuasaan Portugis akhirnya dikalahkan oleh VOC Belanda di sekitar thn 1749 dan akhirnya Belanda yg menguasai wilayah Timor. Keberadaan Portugis ternyata menyebarkan agama Kristen/Katolik di wilayah tsb hingga tak lama kemudian dijajah oleh Belanda.



Nusa Tenggara Barat

Ada beberapa versi mengenai siapa kerajaan tertua di pulau Lombok?. Menurut cerita dari babad Lombok mengatakan bahwa kerajaan Laeq merupakan kerajaan tertua di Lombok ?, namun menurut babad Suwung menceritakan bahwa kerajaan Suwung yg tertua di Lombok ?. Yang sejarahnya sangat minim adalah kerajaan Laeq yg diperkirakan berdiri di Samballa-Lombok Timur sejak abad ke 9. Namun karena suatu hal akhirnya rakyat dari kerajaan Laeq berpindah berada di sekitar gunung Rinjani dan mendirikan kerajaan baru disana bernama Pamatan. Meletusnya gunung Rinjani membuat kerajaan dan rakyat Pamatan musnah hingga akhirnya muncul kerajaan Suwung.

Raja dari kerajaan Suwung ini bernama Betara Indera yg menikah dengan Dewi Sinta dan disinilah dianggap asalnya suku Sasak. Kitab Negarakretagama menuliskan bahwa Majapahit pernah singgah di pulau Lombok di sekitar abad ke 14 dengan adanya kata "lombok sasak mirah adi". Dulunya orang Sasak di Lombok beragama Hindu, suatu ketika kerajaan Sasak dikalahkan oleh kerajaan di Bali dan Majaphit tidak berkunjung ke pulau Lombok sejak thn 1357. Keruntuhan kerajaan Sasak ini akhirnya muncul kerajaan baru beragama Islam yg bernama Selaparang do abad ke 16. Keruntuhan kerajaan tsb terjadi di thn 1672 yg ditaklukkan oleh kerajaan Mataram Karang Asem.



Bali

Kerajaan Badahulu (Bedulu) atau juga yg dinamakan dengan Pejeng ini berdiri di thn 883-1347 oleh Shri Kesari Warmadewa yg ternyata berasal dari keturunan raja Sriwijaya yg wilayahnya berada di Gianyar-Bali dan bukti2nya ada di 3 prasasti yaitu Blanjong, Panempahan dan Malet Gede. Shri Kesari Warmadewa sepertinya ingin menyebarkan agama Budha juga dan dia tinggal di Pura Besakih. Lalu di thn 915, posisi Shri Kesari Warmadewa digantikan oleh anaknya yaitu raja Sang Ratu Ugrasena (namanya ratu) yg namanya tercatat di prasasti Srokadan. Raja yg namanya cukup terkenal yaitu Sang Raja Maruhani Sri Dharmodayana Warmadewa yg dikenal sebagai Udayana.

Raja Udayana menjadi raja di thn 975 dan semasa dia bertahta, ada 9 agama (beserta turunan) dari Hindu dan Budha yg hidup rukun berdampingan. Lalu raja Udayana mempunyai 3 putra yg pertama adalah  Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawiramottunggadew yg terkenal dengan nama Airlangga. Kehebatan Airlangga sangat banyak hingga membuatnya terkenal karena dia sangat pintar dalam membangun infrastruktur modern di jamannya. Raja Bedulu pernah menentang Majapahit yg ingin menguasai wilayahnya di thn 1347, namun akhirnya mereka menyerah juga karena saat itu Majapahit dipimpin oleh Gajah Mada.



Jawa Timur

Salah satu kejayaan dan kehebatan Indonesia ini kebanyakan terinspirasi dari kisah jayanya Majaphit yg berdiri di wilayah Mojokerto. Bahkan dalam pidato presiden Soekarno pernah menyebutkan nama Majapahit untuk membangkitkan semangat rakyatnya. Majaphit didirikan di thn 1293 oleh Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana yg dikenal sebagai raja Raden Wijaya (cicit dari Ken Arok-Ken Dedes). Nama Ken Arok beserta istrinya yaitu Ken Dedes itu terkenal di jamannya saat dia memerintah Singosari (Singhasari) di thn 1222 dan Singosari menjadi kerajaan terkuat/terbesar di Jawa Timur. Ken Arok tewas dibunuh oleh anaknya sendiri yaitu Anusopati.

Saat masih remaja, Raden Wijaya disuruh oleh rajanya yg bernama Kertanagara menumpaskan pasukan Gelanggelang yg hendak menyerang Singosari. Meski sempat menang, namun akhirnya Jayakatwang mengumpulkan pasukan yg lebih banyak lagi hingga akhirnya bisa membunuh raja Kertanagara dan Raden Wijaya melarikan diri di desa yg dinamakannya "mojopahit". Raden Wijaya menyusun siasat untuk mengalahkan raja dari Kediri tsb dan juga menipu tentara dari Mongol (Cina). Raden Wijaya menikah dengan Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari dan mendirikan kerajaan yg dinamakan Majapahit. Raden Wijaya meninggal dunia di thn 1309 lalu posisinya digantikan anaknya yaitu Jayanagara.


Jayanegara dianggap tidak becus saat menjadi raja di thn 1328 hingga akhirnya dibunuh oleh tabibnya (dokter) sendiri di thn 1329. Tribhuwana Wijayatunggadewi akhirnya menjadi ratu Majapahit dan disinilah masa kejayaan Majapahit ketika dia mengangkat Gajah Mada sebagai patihnya. Disinilah lahirnya Sumpah Palapa yg diikrarkan oleh Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Tribhuwana Wijayatunggadewi menikah dengan Sri Kertawardhana (Cakradhara) penguasa Tumapel dengan mempunyai anak bernama Hayam Wuruk. Keruntuhan Majapahit terjadi di sekitar thn 1518, ketika rajanya saat itu Brawijaya dikhianati oleh anaknya yaitu Raden Patah yg ingin mendirikan kerajaan Islam.



Jawa Tengah

Peninggalan candi di masa kerajaan Medang inilah yg dianggap termegah di Indonesia dan saat itu kerajaan Medang juga disebut Mataram Kuno. Catatan awal berdirinya kerajaan Medang ada di prasasti Canggal yg ditemukan di sekitar candi gunung Wukir. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Medaeng adalah Sanjaya di thn 732 yg ternyata cicit dari Ratu Shima (Kalingga) dan anak dari dewi Sannaha yg juga istri dari Raja Galuh. Raja Sanjaya inilah yg mempersatukan 2 kerajaan terkenal dari Sunda yaitu Kerajaan Sunda dan Galuh. Namun kisah raja Sanjaya berbeda dengan versi dari Carita Parahyangan, lalu posisi Sanjaya digantikan oleh anaknya yaitu Rakai Panangkaran di thn 746.

Ada 2 wangsa di kerajaan Medang ini yaitu wangsa Syailendra (di Jawa Tengah yg bercorak Budha) dan wangsa Isyana (di Jawa Timur bercorak Hindu) yg sama2 keturunan raja Sanjaya. Beberapa orang menganggap bahwa wangsa Syailendra ini berasal dari Kamboja/Thailand/India dsb yg masih diperdebatkan. Di masa pemerintahan Rakai Panangkaran, berdirilah candi Sewu di thn 746 dan candi Kalasan di thn 778 sebagai pemujaan agama Budha. Ada mengatakan bahwa Rakai Panangkaran adalah bawahan dari raja Dharanindra (Sriwijaya) yg mulai membangun candi Borobudur di thn 770 tapi belum selesai. Lalu Sri Maharaja Samaratungga berkuasa di thn 792-835 inilah yg menyelesaikan candi Borobudur.


Raja Samaratungga mempunyai 2 anak yaitu Balaputradewa yg akhirnya menjadi raja di kerajaan Sriwijaya dan putri Pramodhawardhani yg menikah dengan raja Rakai Pikatan dari Medang yg mendirikan candi Prambanan thn 856. Beberapa orang menganggap bahwa Samaratungga dan Rakai Garung itu orangnya sama karena menjadi raja Medang di thn yg bersamaan. Sebenarnya raja2 Medang dan Sriwijaya mempunyai hubungan saudara, namun karena sama2 haus akan kekuasaan akhirnya terjadi peperangan antara kedua kerajaan tsb. Sriwijaya menguasai kerajaan Medang di Jawa Tengah, lalu mereka yg melawan melarikan diri ke Jawa Timur dan mendirikan kerajaan Medang Kamulan oleh Mpu Sindok, meski akhirnya dikuasai oleh Sriwijaya juga. 



Yogyakarta

Berawal dari keruntuhan kerajaan Mataram Kuno (Medang) yg terpecah2 menjadi beberapa bagian hingga akhirnya mengungsi ke Jawa Timur, lalu hancur dan sebagian kembali ke Jawa Tengah. Namun setelah Pangeran Mangkubumi mengadakan perjanjian Giyanti dengan VOC Belanda di thn 1755, kerajaan dibagi 2 yaitu kesultanan Mataram yg tempatnya berada di Jogja dan kesunanan Surakarta yg berada di Solo. Nama Mataram saat itu masih dipakai menjadi kesultanan/kesunanan karena mau meneruskan masa2 jaya kerajaan Mataram kuno yg mempunyai peran yg sangat besar bagi kehidupan masyarakat yg berada di wilayah Jawa Tengah sampai Jogja. 

Dari perpecahan itu, Sri Sultan Hamengkubuwana I yg dulunya bergelar Mangkubumi ini mendirikan kerajaan baru yg dinamakan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yg wilayahnya kita kenal dengan nama Jogja. Keraton di Jogja ini udah berubah menjadi kerajaan Islam, meski beberapa aturan dan tata acaranya masih memakai jaman2 kerajaan kuno yg beragama Hindu-Budha.  Sedangkan kesunanan Surakarta Hadiningrat yg wilayahnya sangat dekat dengan Jogja yaitu di Solo ini didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II. Di Surakarta sampai kini ada Kadipatèn Mangkunagaran yg pernah berkuasa di Solo dan Jogja di thn 1757, sebagian adat atau tutur katanya masih mengikuti kejawen meski beragama Islam.



Jawa Barat

Ada salah satu kerajaan tertua di Indonesia yg berada di tepi sungai Citarum (Jawa Barat) di sekitar thn 358 yg dinamakan Tarumanagara. Pendiri kerajaan tsb bernama Maharesi Jayasingawarman yg menurut beberapa orang mengatakan bahwa dia keturunan dari India (Salankaya). Jayasingawarman mengungsi ke wilayah Banten karena kerajaannya diserang oleh Samudragupta di India. Konon katanya, Jayasingawarman bertemu dan menikahi putri raja Dewawarman VIII dari kerajaan Salakanagara. Jayasingawarman memperluas wilayah kerajaan Tarumanagara hingga menjadi kerajaan utama di Jawa Barat sebelum dia wafat dan digantikan oleh anaknya yaitu Dharmayawarman.

Raja Dharmayawarman menjadi raja di thn 382 yg ternyata dia juga dianggap sebagai "guru" karena suka berceramah tentang ajaran agama Hindu dan dia dijuliki Sang Lumahing Candrabaga. Raja Dharmayawarman meninggal di thn 395 dan posisinya digantikan anaknya yaitu Purnawarman. Kerajaan ini berjaya di masa pemerintahan raja Purnawarman karena dia sangat pintar dalam bidang perdagangan, perairan dan diplomasi politiknya hingga bisa bekerjasama dengan kerajaan2 di Cina. Kerajaan Tarumanagara hampir menguasai seluruh wilayah di Jawa Barat dan ibukotanya Sundapura (asal nama Sunda). Raja Purnawarman pernah mempersembahkan 1000 ekor sapi untuk kaum Brahmana yg beragama Hindu.


Bukti sejarahnya ada di prasasti Ciaruteun dan buku dari Fa-Hien yaitu penjelajah asal Cina thn 414. Runtuhnya kerajaan ini ada 2 faktor yaitu serangan dari kerajaan Sriwijaya di thn 650. Lalu faktor lain yaitu sejak meninggalnya raja terakhir yaitu Linggawarman, ternyata penerusnya adalah menantunya yg bernama Tarusbawa. Raja Tarusbawa melihat Tarumanagara sudah lemah saat dipimpin oleh mertuanya, makanya dia ingin mengubahnya menjadi kerajaan Sunda di thn 932. Tarumanagara mempunyai kerajaan bawahan yaitu Kendan dan saat Tarumanagara bubar, penerus kerajaan Kendan memisahkan diri dengan mendirikan kerajaan Galuh di thn 612. 



Banten

Kontroversi terjadi saat beredarnya buku Naskah Wangsakerta yg ditulis oleh orang2 penting semasa kepemimpinan kesultanan Islam dari Cirebon di thn 1677. Penulisannya seperti memakai huruf Jawa kuno, tapi saat diteliti ternyata banyak kesalahan hingga akhirnya dicurigai dan terkesan di "kuno"-kan hurufnya dan tulisannya kasar. Naskah yg penuh kritikan ini disimpan di museum Sri Baduga yg terletak di kota Bandung. Ahli sejarahwan asal luar negeri yaitu Prof. Dr. M.C. Ricklefs ini yg mencurigai keaslian sejarah dari buku itu yg dianggap ceritanya palsu. Para sejarahwan di Indonesia pun juga banyak yg tidak percaya akan kisah2 atau cerita2 yg ada di Naskah Wangsakerta.

Di buku Naskah Wangsakerta diceritakan bahwa kerajaan tertua di Indonesia ada di wilayah Banten yg saat itu kerajaannya bernama Salakanagara yg berdiri sekitar thn 130 yg rajanya bernama Dewawarman I yg katanya dulunya seorang pedagang asal India. Dan katanya dari kerajaan Salakanagara inilah dianggap cikal-bakal lahirnya suku Sunda dan Betawi. Sejarah dari kerajaan Salakanagara ini pun masih dipertanyakan dan dianggap dongeng oleh banyak orang karena tidak ada bukti yg sangat kuat seperti peninggalan kerajaan, candi, prasasti atau buku (kitab) dsb. Meski Naskah Wangsakerta ini dibilang palsu, namun sebagian orang di wilayah Banten-Jawa Barat-Jakarta masih ada yg mempercayainya.



Jakarta

Kerajaan Tarumanegara pernah menguasai Jakarta dan menamakannya Sunda Kelapa seperti yg tertulis di prasasti Kebon Kopi sekitar thn 400an. Sunda Kelapa menjadi salah satu pelabuhan terbesar di jaman itu dan itu ditulis oleh penjelajah asal Portugis bernama Tomé Pires. Di abad 12, kerajaan Pajajaran akhirnya menguasai pelabuhan yg mereka namakan Sunda Kalapa untuk dijadikan pusat perdagangan antar negara seperti India, Cina dan Jepang di masa2 kerajaan Hindu-Budha. Sekitar abad 15-16, datanglah kolonial Portugis ke pelabuhan Sunda Kelapa dan tak lama juga terjadi perubahan menjadi kesultanan Islam disekitar thn 1500an. Gabungan Sunda-Portugis ini ditentang oleh gabungan Demak-Cirebon.

Lalu terjadilah perang yg saat itu gabungan kesultanan Demak-Cirebon dipimpin oleh Fatahillah yg akhirnya berhasil merebutnya di thn 1527 dan namanya diganti menjadi Jayakarta. Kekuasaan kerajaan Demak tidak berlangsung lama karena VOC Belanda datang ke pelabuhan Sunda Kelapa di thn 1619 dan Belanda dengan mudah menguasai Jayakarta yg akhirnya dijadikan pusat kota (ibukota) VOC Belanda hingga akhirnya namanya diganti menjadi Batavia di thn 1621. Lalu di abad ke 18, muncul suku yg udah sangat lama tinggal di Batavia yg mereka namakan "Betawi" (diambil dari nama Batavia). Beberapa orang mengatakan bahwa suku Betawi ini perpaduan dari suku Sunda dengan suku Melayu.


0 comments: